tag:blogger.com,1999:blog-16726185706213319882024-03-05T13:14:07.107-08:00ADI'S BLOGblog ini saya buat untuk menyimpan artikel-artikel saya tentang kesehatanadi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.comBlogger28125tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-6316194878629753432010-03-19T04:45:00.001-07:002010-03-19T04:45:50.791-07:00hormon 2 pada kelamin perempuan dan laki2ALAT REPRODUKSI WANITA<br />
<br />
Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.<br />
Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi<br />
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.<br />
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus - hipofisis - adrenal - ovarium.<br />
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.<br />
<br />
GENITALIA EKSTERNA<br />
<br />
Vulva <br />
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.<br />
<br />
Mons pubis / mons veneris<br />
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. <br />
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.<br />
<br />
Labia mayora <br />
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. <br />
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. <br />
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. <br />
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).<br />
<br />
Labia minora <br />
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.<br />
<br />
Clitoris <br />
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. <br />
Homolog embriologik dengan penis pada pria. <br />
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif. <br />
<br />
Vestibulum <br />
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. <br />
Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.<br />
<br />
Introitus / orificium vagina <br />
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. <br />
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. <br />
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para. <br />
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.<br />
<br />
Vagina <br />
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. <br />
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). <br />
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. <br />
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.<br />
<br />
Perineum <br />
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). <br />
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. <br />
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.<br />
<br />
GENITALIA INTERNA<br />
<br />
Uterus <br />
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). <br />
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. <br />
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. <br />
Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.<br />
<br />
Serviks uteri <br />
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.<br />
<br />
Corpus uteri <br />
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.<br />
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).<br />
<br />
Ligamenta penyangga uterus <br />
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.<br />
<br />
Vaskularisasi uterus <br />
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.<br />
<br />
Salping / Tuba Falopii <br />
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri. <br />
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.<br />
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).<br />
<br />
Pars isthmica (proksimal/isthmus) <br />
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet. <br />
Pars ampularis (medial/ampula) <br />
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.<br />
Pars infundibulum (distal) <br />
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi "menangkap" ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba. <br />
<br />
Mesosalping<br />
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus). <br />
<br />
Ovarium <br />
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. <br />
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae "menangkap" ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.<br />
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.<br />
<br />
CATATAN : <br />
Letak / hubungan anatomik antara organ2 reproduksi (uterus, adneksa, dsb) dengan organ2 sekitarnya di dalam rongga panggul (rektum, vesika urinaria, uretra, ureter, peritoneum dsb), vaskularisasi dan persarafannya, silakan baca sendiri.<br />
<br />
ORGAN REPRODUKSI / ORGAN SEKSUAL EKSTRAGONADAL<br />
<br />
Payudara <br />
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. <br />
Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.<br />
<br />
Kulit <br />
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.<br />
Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.<br />
<br />
POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI<br />
<br />
Badan pineal <br />
Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf. <br />
Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai "tempat roh".<br />
Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.<br />
<br />
Hipotalamus<br />
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. <br />
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior (neurohipofisis). <br />
Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).<br />
<br />
Pituitari / hipofisis<br />
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. <br />
Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH - Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH - luteinizing hormone). <br />
Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain. (detail2, cari / baca sendiri yaaa…)<br />
<br />
Ovarium<br />
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum).<br />
Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin. <br />
<br />
Endometrium<br />
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi. <br />
Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. <br />
Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. <br />
Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.<br />
<br />
(gambar)<br />
Histological appearance of endometrial tissues during the menstrual cycle. <br />
A. Normal proliferative (postmenstrual) endometrium, showing small, tube-like pattern of glands. <br />
B. Early secretory (postovulatory) endometrium, with prominent subnuclear vacuoles, alignment of nuclei, and active secretions by the endometrial glands. <br />
C. Late secretory (premenstrual) endometrium, with predecidual stromal changes. <br />
D. Menstrual endometrium, with disintegration of stroma / glands structures and stromal hemorrhage.<br />
<br />
HORMON-HORMON REPRODUKSI<br />
<br />
GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)<br />
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).<br />
<br />
FSH (Follicle Stimulating Hormone)<br />
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). <br />
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif. <br />
<br />
LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)<br />
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. <br />
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.<br />
(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).<br />
<br />
Estrogen<br />
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.<br />
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. <br />
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. <br />
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. <br />
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. <br />
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. <br />
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. <br />
Juga mengatur distribusi lemak tubuh.<br />
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.<br />
<br />
Progesteron<br />
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.<br />
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.<br />
<br />
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)<br />
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). <br />
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.<br />
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).<br />
<br />
LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin<br />
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.<br />
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).<br />
Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan.<br />
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-50879356847056828072010-03-03T22:36:00.001-08:002010-03-03T22:36:49.447-08:00konsep dasar anakPersfektif Keperawatan Anak <br />
<br />
Pengertian<br />
Persfektif keperawatan anak merupakan landasan berfikir bagi seorang perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya .isi bahasan keperawatan anak mencakup keperawatan anak, falsafah keperawatan anak, dan peran perawat anak <br />
<br />
B. Prinsip Keperawatan Anak<br />
<br />
<br />
cegah atau turunkan dampak perpisahan antara orang tua dan anak dengan menggunakan pendekatan family centred<br />
tingkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anaknya. Pendidikan kesehatan merupakan strategi yang tepat untuk menyiapkan orang tua sehingga terlibat aktif dalam perawatan anaknya.<br />
Cegah dan atau cedera baik fisik maupun psikologis. Rasa nyeri akibat tindakan perlukaan (misalnya suntikan) tidak akan bisa dihilangkan, tetapi tidak dapat dikurangi dengan menggunakan teknik distraksi dan relaksasi.<br />
Modifikasi lingkungan fisik rumah sakit, dengan mendesainnya seperti di rumah, yaitu penataan dan dekorasi<br />
<br />
D. Paradigma Keperawatan Anak<br />
Ada 4 komponen dalam keperawatan anak yaitu manusia sehat lingkungan dan keperawatan itu sendiri.<br />
Manusia (Anak)<br />
anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri.<br />
<br />
<br />
2. Sehat<br />
Sehat dalam keperawatan anak adalah kesejahteraan optimal antara fisik dan mental dan sosial yang harus di capai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya.<br />
<br />
<br />
3. Lingkungan <br />
Terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan Eksternal dan dapat mempengaruhi kesehatan anak.<br />
<br />
<br />
4. Keperawatan<br />
<br />
Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama, yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan yang terapeutik.<br />
<br />
<br />
<br />
F. Peran Perawat Anak<br />
<br />
Beberapa peran penting seorang perawat anak yaitu sebagai pembela (Advokasi), pendidik, konselor, kordinator, pembuat keputusan Etik, perencana kesehatan, pembina hubungan terapeutik, pemantau, evaluator dan peneliti.<br />
<br />
<br />
G. Program dan kebijakan pemerintah<br />
Negara Indonesia sebagai negara anggota PBB yang telah menyatakan diri sebagai negara pihak Konvensi PBB tentang Hak Anak (Convention on the Rights of the Child) sejak Agustus 1990, dengan demikian menyatakan keterikatannya untuk menghormati dan menjamin hak anak tanpa diskriminasi dalam wilayah hukum Republik Indonesia. Dan diperkuat dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.<br />
Namun pada kenyataannya, masih banyak anak yang dilanggar haknya, dan menjadi korban dari berbagai bentuk tindak kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah, diskrimansi bahkan tindakan yang tidak manusiawi terhadap anak, tanpa ia dapat melindungi dirinya, dan tanpa perlindungan yang memadai dari keluarganya, masyarakat, dan pemerintahadi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-9325106893179626722009-11-24T06:46:00.001-08:002009-11-24T06:46:11.263-08:00asuhan keperawatan dalam keperawatan anaPersfektif Keperawatan Anak <br />
<br />
Pengertian<br />
Persfektif keperawatan anak merupakan landasan berfikir bagi seorang perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya .isi bahasan keperawatan anak mencakup keperawatan anak, falsafah keperawatan anak, dan peran perawat anak <br />
B. Prinsip Keperawatan Anak<br />
<br />
<br />
cegah atau turunkan dampak perpisahan antara orang tua dan anak dengan menggunakan pendekatan family centred<br />
tingkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anaknya. Pendidikan kesehatan merupakan strategi yang tepat untuk menyiapkan orang tua sehingga terlibat aktif dalam perawatan anaknya.<br />
Cegah dan atau cedera baik fisik maupun psikologis. Rasa nyeri akibat tindakan perlukaan (misalnya suntikan) tidak akan bisa dihilangkan, tetapi tidak dapat dikurangi dengan menggunakan teknik distraksi dan relaksasi.<br />
Modifikasi lingkungan fisik rumah sakit, dengan mendesainnya seperti di rumah, yaitu penataan dan dekorasi<br />
<br />
D. Paradigma Keperawatan Anak<br />
Ada 4 komponen dalam keperawatan anak yaitu manusia sehat lingkungan dan keperawatan itu sendiri.<br />
Manusia (Anak)<br />
anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri.<br />
2. Sehat<br />
Sehat dalam keperawatan anak adalah kesejahteraan optimal antara fisik dan mental dan sosial yang harus di capai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya.<br />
3. Lingkungan <br />
Terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan Eksternal dan dapat mempengaruhi kesehatan anak.<br />
4. Keperawatan<br />
<br />
Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama, yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan yang terapeutik.<br />
F. Peran Perawat Anak<br />
<br />
Beberapa peran penting seorang perawat anak yaitu sebagai pembela (Advokasi), pendidik, konselor, kordinator, pembuat keputusan Etik, perencana kesehatan, pembina hubungan terapeutik, pemantau, evaluator dan peneliti.<br />
G. Program dan kebijakan pemerintah<br />
Negara Indonesia sebagai negara anggota PBB yang telah menyatakan diri sebagai negara pihak Konvensi PBB tentang Hak Anak (Convention on the Rights of the Child) sejak Agustus 1990, dengan demikian menyatakan keterikatannya untuk menghormati dan menjamin hak anak tanpa diskriminasi dalam wilayah hukum Republik Indonesia. Dan diperkuat dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.<br />
Namun pada kenyataannya, masih banyak anak yang dilanggar haknya, dan menjadi korban dari berbagai bentuk tindak kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah, diskrimansi bahkan tindakan yang tidak manusiawi terhadap anak, tanpa ia dapat melindungi dirinya, dan tanpa perlindungan yang memadai dari keluarganya, masyarakat, dan pemerintah <br />
<br />
G. Program dan kebijakan pemerintah<br />
Negara Indonesia sebagai negara anggota PBB yang telah menyatakan diri sebagai negara pihak Konvensi PBB tentang Hak Anak (Convention on the Rights of the Child) sejak Agustus 1990, dengan demikian menyatakan keterikatannya untuk menghormati dan menjamin hak anak tanpa diskriminasi dalam wilayah hukum Republik Indonesia. Dan diperkuat dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.<br />
Namun pada kenyataannya, masih banyak anak yang dilanggar haknya, dan menjadi korban dari berbagai bentuk tindak kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah, diskrimansi bahkan tindakan yang tidak manusiawi terhadap anak, tanpa ia dapat melindungi dirinya, dan tanpa perlindungan yang memadai dari keluarganya, masyarakat, dan pemerintah <br />
<br />
Komunikasi<br />
<br />
Pengertian<br />
<br />
B. Tujuan Komunikasi pada anak dan keluarga<br />
<br />
Bertujuan untuk mendapatkan rasa empati, rasa percaya diri, validasi dan perhatian<br />
C. Tahapan Komunikasi dengan anak<br />
Masa Bayi<br />
Lebih banyak menggunakan komunikasi non verbal<br />
Masa Balita (1-5th)<br />
Menggunakan kata-kata sederhana, sikap, dan menggunakan istilah yang dikenalnya.<br />
Anak usia (5-8th)<br />
Menggunakan bahasa yang dapat dimengerti anak dan memberikan pehjelasan sesuai dengan kemampuan kognitifnya.<br />
<br />
Adalah suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari seseorang kepada orang lain baik secara verbal maupun non verbal. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan menggunakan simbol, tanda, atau tingkah laku.<br />
Anak usia (8-12th)<br />
Memberikan penjelasan dengan cara mendemonstrasikan pada mainan anak<br />
Anak usia remaja<br />
menunjukan ekspresi wajah yang bersahabat dengannya, jangan memotong pembicaraan saat ia sedang mengekspresikan perasaan dan fikirannya dan hindari perkataan menyinggung harga dirinya.<br />
D. Teknik Komunikasi pada anak dan keluarga<br />
Melalui orang atau pihak ketiga<br />
Bercerita sebagai alat komunikasi<br />
Fasilitasi anak untuk berespon<br />
Meminta anak untuk menyebutkan keinginannya<br />
Biblioterapi<br />
Pilihan pro dan kontra<br />
Penggunaan skala peringkat<br />
Meminta anak untuk menulis<br />
Meminta anak untuk menggambar<br />
Melaksanakan program bermain<br />
<br />
D. Teknik Komunikasi pada anak dan keluarga<br />
Melalui orang atau pihak ketiga<br />
Bercerita sebagai alat komunikasi<br />
Fasilitasi anak untuk berespon<br />
Meminta anak untuk menyebutkan keinginannya<br />
Biblioterapi<br />
Pilihan pro dan kontra<br />
Penggunaan skala peringkat<br />
Meminta anak untuk menulis<br />
Meminta anak untuk menggambar<br />
Melaksanakan program bermain<br />
<br />
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan anak<br />
Lingkungan<br />
Bahasa Tubuh<br />
Perhatian<br />
Usia anak<br />
Gaya Bicara<br />
Situasi atau suasana<br />
Waktu<br />
Kejelasan pesan<br />
<br />
G. Implikasi komunikasi dalam perawatan<br />
Yaitu dalam rangka memahami bagaimana orangtua menjalankan tugasnya dalam perawatan atau pengasuhan anak. Dengan memahami kondisi keluarga dalam menjalankan peran pengasuhan anaknya, maka perawat dapat memfasilitasi untuk mengoptimalkan peran tersebut sekalipun selama anak berada dalam perawatan di rumah sakitadi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-44257923216019412642009-11-17T09:16:00.001-08:002009-11-17T09:16:41.694-08:00epoksiBahan Ajaib Itu<br />
Epoksi resin yang digunakan oleh para ilmuwan sebagai dasar pengembangan sistem reparasi mandiri itu sebenarnya adalah polimer epoxide yang diaktifkan lewat panas dan tekanan. Polimer ini punya kemampuan ajaib yang dapat menyembuhkan lewat polimerisasi dan ikatan kimia antar-rantai polimer ketika bercampur dengan katalis atau pengeras. <br />
<br />
Umumnya epoksi resin dihasilkan dari reaksi antara epichlorohydrin dan bisphenol-A. Sintesis pertama pertama epoksi resin berbasis bisphenol-A ini ditemukan oleh Pierre Castan dari Swiss dan S.O. Greenlee dari Amerika Serikat pada 1936. <br />
<br />
Berkat temuan Castan dan Greenlee itu, material epoksi resin dapat diaplikasikan secara luas baik sebagai perekat dan bahan pelapis maupun material komposit, seperti bahan yang menggunakan serat karbon dan serat kaca yang diperkuat. Struktur kimia epoksi dan dan beragamnya variasi komersial yang tersedia membuat polimer penyembuh ini diproduksi untuk berbagai properti. <br />
<br />
Namun, secara umum, epoksi dikenal karena daya rekatnya yang luar biasa serta tahan panas dan kimia sehingga banyak digunakan dalam bidang mekanik dan insulator listrik. 3dchemadi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-27759794912242720642009-11-17T09:14:00.000-08:002009-11-17T09:14:14.499-08:00benzenaBenzena, juga dikenal dengan nama C6H6, PhH, dan benzol, adalah senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena adalah sejenis karsinogen. Benzena adalah salah satu komponen dalam bensin dan merupakan pelarut yang penting dalam dunia industri. Benzena juga adalah bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak bumi. <br />
Benzena adalah senyawa aromatik, karena memiliki bau yang khas<br />
rumus molekulnya:C6H6<br />
rmums molekul benzena memperlihatkan ketidakjenuhan, tetapi benzena tidak memperlihatkan sifat adisi seperti alkena atau alkuna.Benzena dirumuskan sebagai segi enam denagn 3 ikatan rangkap yang berkonjugasi dan selalu beresonansi .<br />
<br />
Tatanama Benzena<br />
Senyawa turunan benzena diperoleh denagn cara menggantikan 1 atau lebih atom h dengan gugus substituen. Bila 1 atom H diganti, maka diperoleh gugus fenil C6H5<br />
<br />
Jika dalam senyawa turunan benzena terdapat 2 jenis substituen maka posisi substituen dinyatakan dengan awalan orto, meta dan para atau menggunakan angka.<br />
<br />
Tata nama IUPAC:Nama substituen+benzena<br />
<br />
<br />
Penggunaan benzena dan senyawa turunannya<br />
<br />
Fenol :dikenal sebagai asam karbol untuk desinfektan<br />
Toluena :digunakan untuk pembuatan bahan peledak TNT<br />
Anilin :digunakan untuk bahan dazar zat pewarnaan tekstil<br />
Natrium benzoat :untuk pengawet makanan olahan<br />
Asetil salisilat:untuk obat aspirin<br />
benzena :digunakan sebagai pelarut berbagai zat dan bahan dasar pembuatan nilon 66<br />
parasetamol :UNTUK OBATadi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-3674658844102241822009-10-01T02:06:00.000-07:002009-10-01T02:06:09.365-07:00definisi diabetes insipidusDiabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri). <br />
<br />
Diabetes insipidus terjadi akibat penurunan pembentukan hormon antidiuretik (vasopresin), yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak. <br />
Hormon ini unik, karena dibuat di hipotalamus lalu disimpan dan dilepaskan ke dalam aliran darah oleh hipofisa posterior. <br />
Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika kadar hormon antidiuretik normal tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus nefrogenik).<br />
<br />
<span class="fullpost">Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia. <br />
Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga Pnemonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.<br />
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia. <br />
Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia:<br />
Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia)<br />
Usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia )<br />
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropah. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.<br />
Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru <br />
Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus misalnya virus influensa.<br />
<br />
<br />
<br />
</span>adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-53743507197298818542009-09-15T01:20:00.000-07:002009-10-01T02:07:53.097-07:00askep hematologi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzX_3kJNGbQ4DbN-30VbR-eRs9rzFCn_CXX9AtCZtrjfaFbNgMKdUSJTIRfM6JL_vdhbtAf5NK1gkOMmAejYtA1fG-SOr1MH7JyZRztSpHOosNxzXOXes_kgsixFYNEMoZ_QwFn4948g3P/s1600-h/Picture1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzX_3kJNGbQ4DbN-30VbR-eRs9rzFCn_CXX9AtCZtrjfaFbNgMKdUSJTIRfM6JL_vdhbtAf5NK1gkOMmAejYtA1fG-SOr1MH7JyZRztSpHOosNxzXOXes_kgsixFYNEMoZ_QwFn4948g3P/s320/Picture1.png" /></a><br />
</div><br />
REVIEW HEMATOLOGI<br />
<br />
ELEMEN – ELEMEN DARAH :<br />
a. Plasma, terdiri dari air (90 %) dan 10 % berupa gas terlarut, elektrolit, glukosa, lemak, kolesterol dan vitamin, komponen protein : asam amino, albumin, imunoglobulin serta komponen koagulasi dan komplemen. <br />
b. Elemen – elemen :<br />
1. Sel darah merah (RBC) atau eritrosit<br />
2. Sel darah putih (leukosit) <br />
3. Platelet / keping darah (trombosit) <br />
<br />
HEMATOPOESIS<br />
<br />
Terjadi di hati dan limpa pada janin, dan sumsum tulang belakang setelah lahir<br />
<br />
ERITROSIT<br />
<br />
Tidak memiliki inti sel, mitokondria atau ribosom<br />
Hb mrp protein dalam ruang intrasel eritrosit<br />
Masa hidup 120 hari<br />
Dapat berubah bentuk saat bersirkulasi<br />
<br />
<span class="fullpost"><span style="color: blue;"><span class="fullpost"></span></span>INDEKS SEL DARAH MERAH</span><br />
<br />
Dilihat dari nilai Ht, konsentrasi Hb dan hitung sel darah tepi terdiri dari :<br />
Mean cospuscular volume (MCV), indikasi untuk ukuran sel darah merah seperti Normositik ; sel yang ukurannya normal, Mikrositik ; sel yang ukurannnya kecil, Makrositik ; sel yang ukurannya besar<br />
Mean corpuscular hemoglobin (MCH) indikasi untuk ukuran berat Hb dalam eritrosit seperti Normokrom ; sel dg jumlah Hb yang normal, Hipokromik ;jumlah Hb sedikit dan Hiperkromik ; jumlah Hb banyak<br />
<br />
Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC), perkiraan konsentrasi Hb dalam single red blood cells<br />
<br />
MCHC = Hb (g/dl) x 100<br />
Ht (%)<br />
Hemoglobin<br />
Terdiri dari hem dan globulin, <br />
Setiap molekul Hb memiliki 4 tangkai yang berikatan dengan oksigen.<br />
Hb yang jenuh mengikat oksigen secara total atau penuh, sedangkan Hb yang jenuh parsial atau mengalami deoksigenasi memiliki saturasi kurang dari 100 %<br />
Tugas akhir Hb adalah menyerap CO2 dan ion hidrogen, yang akan dibawa ke paru untuk dikeluarkan melalui pernafasan.<br />
<br />
Hb fetus memiliki 2 rantai α dan 2 γ, yang memiliki afinitas yang tinggi terhadap oksigen <br />
Menjelang kelahirannya Hb fetus memiliki 2 rantai α dan 2 rantai β sprt dewasa.<br />
Hematokrit mengindikasikan volume paket sel darah merah yang biasanya nilainya mendekati 3 kali lipat nilai Hb.<br />
<br />
PEMECAHAN ERITROSIT<br />
Eritrosit akan lisis setelah berumur 120 hari<br />
Hb akan dilepaskan oleh sel darah merah tsb diuraikan di hati dan limpa molekul globulin diubah asam amino<br />
Besi (Fe) disimpan di hati dan limpa untuk digunakan kembali<br />
Sisa molekul lainnya diubah menjadi bilirubin diekskresikan mll feces dan urin<br />
<br />
LEUKOSIT<br />
<br />
Merupakan sel – sel yang bergranula : eosionofil, basofil dan neutrofil dan tidak bergranula : Limfosit T dan B, monosit, makrofag.<br />
Limfosit B bersirkulasi dalam darah, saat ada antigen maka limfosit B akan berikatan dengan antigen (Rx antigen – antibodi)<br />
Limfosit T yang belum matang bermigrasi menuju thymus, setelah matang beredar dalam darah, jika bertemu antigen, limfosit T akan mengeluarkan zat – zat kimia yang melawan m.o patogen serta menstimulai leukosit lainnya.<br />
Monosit terbentuk di sum – sum tulang belakang, masuk ke dalam sirkulasi dalam bentuk immatur dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag setelah masuk jaringan.<br />
Makrofag dapat tetap berdiam di jaringan, atau digunakan dalam reaksi peradangan segera setelah sel ini matang.<br />
Neutrofil, basofil dan eosionofil berfungsi sebagai fagosit<br />
Selain itu basofil berfungsi sbg sel mast dan mengeluarkan peptida vasoaktif<br />
<br />
<br />
TROMBOSIT<br />
Merupakan fragmen sitoplasma, yang berperan mengontrol perdarahan.<br />
Bekerja sama dengan leukosit lainnya dalam proses peradangan dan penyembuhan<br />
<br />
LIMPA<br />
<br />
Sebuah organ kecil yang terletak di rongga abdomen kiri atas<br />
Mrp Organ limfoid sekunder, yang berbeda dari thymus dan sum – sum tulang.<br />
Limpa banyak mendapatkan suplai darah dari arteri lienalis (splenika), sebuah cabang aorta abdominalis.<br />
Susunan vaskular limpa mengedarkan m.o, sel mati, sisa – sisa lainnya melalui makrofag dan limfosit<br />
<br />
<br />
FUNGSI LIMPA<br />
<br />
Membersihkan darah dari sel darah merah yang lisis dan mencerna mikoroorganisme patogen melalui makrofag<br />
Tempat penyimpanan zat besi hasil dari metabolisme Hb, untuk digunakan kembali oleh tubuh.<br />
Jika tidak terdapat limpa akan terjadi defisiensi zat besi<br />
<br />
<br />
KELENJAR LIMFE<br />
Kapsul kecil jaringan limfoid yang tersebar di seluruh tubuh ( sistem limfatik, dekat vena limfatika)<br />
Mengandung limfosit, monosit dan makrofag fagositosis<br />
Kelenjar yang terdekat dgn infeksi, terpajan ke mikroorganisme dlm jumlah besar makrofag dan limfosit berproliferasi pembesaran kelenjar<br />
<br />
PEMBATASAN FUNGSI TROMBOSIT<br />
<br />
Penimbunan trombosit yang berlebihan penurunan aliran darah ke jaringan (sumbatan) jika lepas trombus / embolus<br />
Untuk mencegah emboli trombosit mengeluarkan tromboksan A2 merangsang penguraian trombosit vasokontriksi lebih lanjut pd pemb.darah<br />
Sel – sel yang tidak cedera didekatnya mengeluarkan prostaglandin (antagonist tromboksan A2) atau disebut prostasiklin I2 agregasi trombosit dan vasodilatasi pembuluh darah shg terjadi hemostatis<br />
Bahan lain yang dikeluarkan trombosit adalah anti heparin suatu zat yang menghambat efek heparin dalam proses pembekuan darah.<br />
<br />
BEKUAN DARAH<br />
<br />
Sumbatan trombosit semakin kuat seiring dengan pembesarannya dan menghambat sirkulasi sel- sel darah merah dan makrofag<br />
Keseluruhan bekuan distabilkan oleh jaringan serat fibrin<span class="fullpost"><span style="color: blue;"></span></span>adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-42831801179274698212009-09-13T21:32:00.000-07:002009-09-13T21:32:49.779-07:00skeletalSKELETAL<br />
<br />
Jenis-jenis otot<br />
<br />
Otot Rangka ( Motoris ),bersifat Volunter atau mudah lelah.<br />
Contohnya : Otot kepala,otot bahu,otot leher dan otot dada.<br />
Otot Jantung,bersifat Involunter atau tidak mudah lelah.<br />
Contohnya : Otot Jantung.<br />
Otot Polos,bersifat involunter. <br />
Contohnya : Otot dinding usus,otot uretra dan uterus.<br />
<br />
<br />
Otot skeletal<br />
Otot skeletal membentuk kira-kira 40 persen dari berat tubuh keseluruhan.berfungsi dalam membuat pergerakan volunter dan menahan tegaknya tubuh.masing-masing otot terbungkus dalam selaput jaringan penunjang dan terdiri dari banyak serat otot,yang memanjang dalam otot dan panjangnya dari 1sampai 40 mm.serat otot terbungkus dalam bundel yang dikelilingi oleh selaput tipis.masing masing serat-serat dari miofibril,masing masing miofibril terdiri dari struktur yang kecil yang disebut miofilamen.<br />
Saraf pada otot terdiri dari serat motorik dan sensorik dalam proporsi yang sama : serat saraf motorik terdapat dalam badan abu-abu dari medula spialis atau batang dan mensuflai sekelompok serat otot,menycebarkan cabang dari masing-masing serat. Masing-masing dari percabangan tersebut berakhir pada motor end plate (GBR. 7.2), struktur yang terletak pada serat otot. Serat syaraf sensorik bermula pada spinel otot, struktur tipis yang panjang terletak dalam tara serat tot dakat dengan perlekatan otot ke tendron.<br />
<br />
<br />
Nama-nama otot<br />
<br />
Letak dan ukuranya<br />
<br />
Paktorallis mayor yaitu otot besar pada dada.<br />
Gluteus maximus yatu otot besar pada region glutea.<br />
Latisimusdorsi yaitu otot yang terdapat pada punggung.<br />
Letak dan fungsinya<br />
Flekor digitorum superfisialis yaitu flekskor superfisial dari jari- jari.<br />
Lefator ani yaitu yang terdapat pada anus.<br />
Letak dan bentuknya<br />
Bisep brasialis yaitu otot dua kepela dari lengan. <br />
Rektus femoris yaitu otot perenggang dari paha.<br />
Tulang atau rawan<br />
Sternomastoideus yaitu melekat pada prosessus sternum dan <br />
mastoid.<br />
Sternotiroideus yaitu melekat pada rawan sternum dan tiroid.<br />
Perlengkapan tulang<br />
Sebagian besar otot meleka pada kekua ujung tulang,asal dari otot adalah lebih pada dimana dia melekat.<br />
<br />
Tendon<br />
Adalah sekumpulan jaringan penunjang tempat otot dapat melekat dan tempat ujung lainya.<br />
<br />
Kotraksi otot<br />
Penggerak utama : kelompak ini merupakan otot utama yang terlibat dalam satu gerakan.<br />
Anagonis adalah otot dengan aksi yang berlawanan dengan penggerak utama.<br />
<br />
Otot fiksasi<br />
Dengan meningkatkan teggangan otot keselarasan dari persendian harus benar-benar terjaga apabila aksi tersebut ingin dapat di teruskan dengan tepat.<br />
<br />
<br />
Otot-otot penting pada tubuh<br />
<br />
Otot pada wajah dan kulit kepala<br />
Otot wajah adalah tipis,kecil atau sempit, dan merupakan otot-otot ekpreswajah. Orbikularis okuli yaitu otot yang meligkari sekitar mata dan pada sekitar mata serta dengan kontraksinya mata menjadi tertutup.Orbikularis okuli oris yaitu otot-otot yang melingkari sekitar mulut dan bibir. .M.frontalis yaitu lapisan otot tipis di bawah kulitdahi. M.oksipitalis adalah otot belakang kepala.<br />
<br />
Otot-otot pengunyah <br />
<br />
M.masseter ialah oblong (berbentuk segi empat dan melekat pada arkus zigomatikus di sebelah atas dan pada angulus mandibularis sebelah bawah M.temporalis adalah otot kipas yang bermula disisi tengkorak diinsersikan oleh tendon ke dalam processus koronoideus mandibularis.<br />
<br />
Otot-otot pada leher <br />
M.sternakloidemastoid adalah otot prominen pada sebelah sisi leher.bagian atas dari M.trapezius terletak secara superfisial pada sebelah belakang leher.<br />
Segitiga pada leher di bagi oleh M.sternomastoid dalam segitiga anterior dan prosterior.<br />
<br />
Otot-otot pada lengan<br />
Korset Bahu<br />
M.travezius adalah otot yang memanjang dari oksipitale dan di bawah spina servikalis dan vertebra thorakik ke luar akromion dan spina skapula.<br />
Serratus anterior diawali dengan digitasi dari permukaan luar tulang rusuk ke9 dan ke 8 dan memanjang ke arah belakang diantara dinding dada dan bagian depa<br />
N skapula masuk ke dalam perbatasan medialis tulang.Deltoid adalah otot yang tebal di atas bahu.<br />
Lengan Atas<br />
Brakhialis bisep di mulai dengan dua kaput:satu dari processus korakoid skapula yang lainnya dari skapula tepat di atas fosa glenoidus.Trisep Brakhialis di mulai oleh tiga kepala dari skapula dan bagian belakang korpus humeri dan memanjang ke bawah belakang lengan masuk ke dalam olekranon ulna.<br />
Lengan Bawah <br />
Anterior <br />
Otot-otot utama di depan lengan bawah adalah otot-otot superfisial dan fleksor pada jari-jari,fleksor ibu jari dan Otot-otot yang beraksi pada tulang-tulang pergelangan.<br />
Posterior<br />
Otot-otot ektensor dari pergelangan tangan dan jari berakhir pada tendon yang masuk dalam tulang pada pergelangan atau sebelah belakang palangeus.<br />
<br />
Tangan <br />
M. tenar adalah otot yang beraksi pada ibu jari dan membentuk thenar eminem.pothenar adalah otot kecil pada jari keligking dan membentuk hipotenar eminen.<br />
<br />
Otot-otot pada dinding dada aterior dan posterior<br />
<br />
Rektus abdominalis memanjang dari depan sisi atas kostal ke bawah pubik.Oblique eksternal,Oblique internal dan tranversus abdominalis adalah membentuk dinding dada pada sisi-sisi dan di sebelah depan.<br />
<br />
Otot-otot dinding dada posterior<br />
<br />
Quadratus lumborum adalah otot persegi pendek pada belakang abdomen,memanjang dari rusuk 12 di atas persimpangan iliaka di bawah.<br />
<br />
<br />
Diafragma <br />
Diafragma merupakan otot yang penting dalam pernafasan .kontraksi dari serat diafragma yang menyebabkan tendon mendorong ke arah bawah dan membentuk ruang diantara menjadi besar.<br />
<br />
Otot – otot di punggung<br />
<br />
Spina erektor terdiri dari masa serat otot berasal dari belakang sakrum dan bagian perbatasan tulang.Latisimus dorsi adalah otot datar yang berada pada belakang punggung.<br />
<br />
Otot-otot tungkai<br />
<br />
Bokong<br />
Gluteus maksimus,Gluteus medium,gluteus minimus adalah otot-otot yang ada di bokong.otot tersebut timbul dari permukaan sebelah ilium dengan gluteus maksimus yang sebagian timbul dari belakang sakrum.<br />
<br />
Paha <br />
Quardrisep femoris adalah terdiri dari empat buah rektus abdominus,vastus medialis ,vastus laterlis,vastus intermedius.<br />
<br />
Kelompok posterior <br />
Bisep femoris ,semitendinsus,adalah hamstring pada sebelah belakang pahat.otot tersebut timbul dari Tuberositi iskial.<br />
<br />
Tungkai di bawah lutut<br />
<br />
Kelompok anterior <br />
Tibialis Anterior,Ektensor halukis longus,Ekternal digitorum longus timbul dari tibia,fibula dan ligamen Interosus diantara dua tulang,memanang ke bawah tungkai,menjadi tendon dan terisensi melaluinya ke dalam tulang tarsus dan palangeus.<br />
<br />
Kelompok posterior <br />
Gastroknemius,soleus,tibialis posterior dan fleksor digitorum longus dari betis.<br />
<br />
Telapak kaki<br />
<br />
Sebagai tambahan tendon dari otot-otot fleksor yang melewatinya,<br />
Mengandung beberapa otot kecil yang mempunyai aksi pujung kaki.Telapak kaki merupakan struktur yang melengkung dengan lengkugan logitudinal dan Tranversal.<br />
<br />
<br />
Pertanyaan-pertanyaan<br />
<br />
1. Apa yang di maksud dengan Tulang Sesamoid?<br />
2. Jelaskan proses penyambungan tulang?<br />
3. Kenapa si tulang tangan bisa berbunyi?<br />
4. Apakah bentuk tulang rawan tetap atau tidak?<br />
5. Kenapa bisa terjadi Osteoporosis?<br />
6. Maksud Osteoklast menyerap tulang<br />
7. Maksud dan proses deposit kalsium?<br />
8. kenapa tulang bisa bengkok setelah terjadi cidera pada tulang?<br />
9. Apakah di alat kelamin ada tulang?<br />
10. kenapa di otot terjadi parises?<br />
11. Pegal-pegal disebabkan karna apa?<br />
12. Maksud Diafragma mengendor ?<br />
13. Kenapa suka terjadi kram ?<br />
14. Jenis jenis kelainan otot?<br />
15. kenapa Otot bisa menbesar?<br />
16. Bagaimana cara penyembuhan ”pecah ot<br />
<br />
<br />
Jawaban Pertanyaan :<br />
<br />
1. Tulang Sesamoid adalah termasuk lain yang berkembang dalam Tendon otot-otot dan dijumpai didekat sendi. <br />
Contohnya tulang Pattela.<br />
2. Dengan cara pembidayan yaitu : Benda keras yang ditempatkan pada daerah yang patah,dengan cara pemasangan Gips,dengan melakukan pembedahan internal.<br />
3. Karena ada sendi Kapometakarpal yang memungkinkan jari tangan untuk bisa berbunyi.<br />
4. Tetap,tetapi pada saat masih bayi tulang itu lunak dan saat dewasa mengeras.<br />
5. Suatu keadaan dimana kemampuan tulang sudah mejadi tulang yang rapuh dan mudah patah disebabkan karena kekurangan kalsium.<br />
6. Ostoklast adalah sel yang besar dengan banyak inti dan biasanya ditemukan ketika tulang mengalami reabsorbsi memecah atau melarutkan dalam keadaan normal.<br />
7. Garam kalsium mulai mengendap pada serat-serat kolagen.<br />
8. Karena proses penyembuhanya tulang tidak efektif.<br />
9.Tidak ada, hanya otot-otot yang memungkinkan untuk dapat berkontraksi dengan adanya rangsang dari luar.<br />
10. Pelebaran pembuluh darah akibat kerja otot terlalu di paksakan.<br />
11. Karena ada penumpukan asam laktat di otot.<br />
12.Terjadi karena saat itu sedang mengalami proses ekspirasi sehingga menjadi mengendor.<br />
13.Terjadi karena aktifitas otot yang terus menerus sehingga otot menjadi kejang.<br />
14. Kelainan pada otot yaitu <br />
a.tetanus<br />
b.astropi otot<br />
c.gangguan kesalahan aktifitas <br />
d.hernia abdominalis<br />
15. karena di dalamnya ada serabut otot yang apabila otot-otot itu selalu bergerak aktif maka serabut otot itu akan membesar.<br />
16. Dengan cara menyuruh si penderita untuk beristirahat, memberikan steroid agar tidak terinfeksi.adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-44936778248118481372009-09-13T20:57:00.000-07:002009-09-13T20:57:15.466-07:00SISTEM ENDOKRIN<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Kelenjar Hipopisis<br />
<br />
Kelenjar hipopisis terletak dibawah batang otak. Bahwa kelenjar tersebut mempunyai sasaran berbagai kelenjar endokrin lain, sehingga kelenjar ini disebut juga sebagai kelenjar penguasa, dalam perkembangnnya kelenjar hipopisis berasal dari dua jaringan terpisah <br />
<br />
1. Nerohipopisis<br />
bagian kelenjar hipopisis ini berasal dari lanjutan jaringan otak, sehingga strukturnya mirirp dengan jaringan syaraf. Sel-sel penghasil hormonnya sendiri tidak berada di hipopisis melainkan di batang otak<br />
<br />
2. Adenohipopisis<br />
hipopisis ini merupakan sebagai sebuah kelenjar namun sebenarnya mengandung berbagai sel-sel kelenjar yang masing-masing menghasilkan jenis hormone yang berbeda<br />
<br />
Hipotalamus<br />
<br />
<span class="fullpost">Hipotalamus merupakan bagian dari batang otak, sehingga jaringan ini termasuk dalam system syaraf otak namun sel-sel syaraf dalam hipotalamus mampu menghasilkan bahan kimia yang dapat mempengaruhi sel-sel kelenjar endokrin<br />
<br />
Kelenjar Tiroid<br />
<br />
Kelenjar tiroid terdapat di leher berbentuk sepert perisai untuk membuat hormonnya, yaitu tiroksin dan triiodotironin diperlukan bahan yodium<br />
Pelepasan hormone tiroid dirangsang oleh kelenjar adenohipopisis yaitu tiroid stimulating hormone atau hormone tirotropik. Peningkatan metabolisme dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan jari-jari bergetar,kelebihan hormon tiroid kadang-kadang disertai dengan tanda bola mata melotot<br />
<br />
<br />
Kelenjar Paratiroid<br />
<br />
Pelepasan hormone ini juga dirangsang oleh hormone yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipopisis. Kekurangan kelenjar ini dapat menyebabkan penyakit tetani, yaitu sering timbulnya kontraksi otak dampai dalam bentuk kejang-kejang walaupun oleh rangsangan yang sangat lemah pada otot<br />
<br />
<br />
Kelenjar Andrenal <br />
<br />
Kelenjar ini terletak pada ujung atas setiap ginjal, sehingga dinamakan juga kelenjar suprarenal, bagian korteks kelenjar adrenal menghasilkan hormone kortikosteroid, pelepasan hormone ini diatur oleh ACTH yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipopisis. Adrenalin selain dihasilkan sebagai hormone oleh kelenjar endokrin juga dihasilkan oleh ujung-ujung akson syaraf untuk meneruskan impuls syaraf maka adrenalin juga digolongkan dalam neurotransmitter<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Peran sistem endokrin<br />
<br />
1. Mempertahankan homeostatis dengan mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, keseimbangan kerja enzim dan metabolisme protein, lemak dan karbohidrat serta substansi kimia lainnya.<br />
2. Membantu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan sehingga membantu tubuh tetap dalam keadaan seimbang dan selalu siap dalam menghadapi keadaan stress<br />
3. berperan dalam pengaturan pertumbuhan dan perkembangan <br />
4. Kontrol perkembangan seksual dan reproduksi<br />
<br />
Sistem endokrin disusun atas klenjer-kelenjar ednokrin yang mensekresikan bahan-bahan kimia ke ruang ekstraseluler dan kemudian memasuki pembuluh darah dan mengikuti sirkulasi ke seluruh tubuh untuk menuju organ target.<br />
<br />
<br />
<br />
Sifat alami hormon<br />
<br />
Hormon adalah senyawa kimia yang khusus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. <br />
Hormon terbagi kedalam hormon setempat dan hormon umum. Sontoh dari hormon setempat adalah asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duodenum dan diangkut dalam darah menuju pankreas untuk menimbulkan sekresi pankreas, kolesistokinin yang dilepaskan dalam usus halus dan diangkut ke kandung empedu sehingga timbul kontraksai kandung empedu dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim. Hormon-hormon tersebut memiliki efek setempat yang khusus sehingga disebut dengan hormon setempat<br />
Sebagian besar hormon umum disekresikan oleh kelenjar endokrin yang khusus. Beberapa hormon umum mempengaruhi semua atau hampir semua sel tubuh seperti hormon pertumbuhan yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior dan hormon tiroid yang berasal dari kelenjar tiroid yang meningkatkan kecepatan sebagian besar reaksi kimka dihampir seluruh sel tubuh. <br />
Hormon-hormon lain hanya mempengaruhi jaringan spesifik yang disebut jaringan target, sebab hanya jaringan tersebut yang mempunyai reseptor sel target spesifik yang akanmengikat hormon-hormon yang sesuai agar dapat memacu kerja dari hormon. <br />
<br />
<br />
<br />
Segi kimiawi hormon<br />
<br />
Secara kimiawi hormon dapat dibagi dalam tiga tipe yaitu:<br />
1. Hormon steroid: Sebagian besar tipe ini berasal dari kolesterol. Berbagai hormon steroid yang berbeda disekresi oleh: Korteks adrenal (kortisol dan aldosteron), Ovarium (estrogen dan progesteron), testis (testosteron) dan plasenta (estrogen dan progesteron).<br />
2. Derivat asam amino tirosin: Tiroksin, an triiodotironin, epinefrin, dan norepinefrin<br />
3. Protein atau peptida: Pada dasarnya semua hormon endokrin yang penting dapat merupakan derivat protein, peptida atau derivat dari keduanya. <br />
<br />
<br />
<br />
Penyimpanan dan sekresi Hormon<br />
<br />
Semua hormon protein dibentuk oleh retikulum endoplasma granular dari sel-sel kelenjar. Protein pertama yang dibentuk merupakan molekul besar yang disebut preprohormon. Protein selanjutnya di pecah menjadi prohormon. Prohormon diangkut dalam vesikel pengangkut retikulum endoplasma menuju badan golgi dan dipecah menjadi hormon protein aktif bentuk akhir. Hormon dipadatkan dan disimpan dalam vesikel sekretorik atau granula sekretorik. Hormon akan tetap disimpan sampai dengan ada sinyal spesifik misalnya sinyal syaraf, hormon lain atau sinyal kimiawi atau fisik setempat. <br />
Kelompok hormon yang berasal dari tirosin dibentuk oleh kerja enzim dalam ruang sitoplasma sel glandular. Pada hormon medula adrenal yaitu epinefrin dan norepinefrin keduanya akan diabsorpsi kedalam vesikel yang telah terbentuk sebelumnya dan akan disimpan sampai saatnya disekresikan. Hormon tiroksin dan triiodotironin sebaliknya, dibentuk pertama kali sebagi bagian dari molekul protein besar yang disebut dengan tiroglobulin dan bentuk inilah yang disimpan dalam folikel besar di dalam kelenjar tiroid. Sewaktu hormon tiroid ini akan disekresikan maka sistem enzim yang spesifik yang terdapat didalam sel glandular tiroid akan ememcah kolekul tiroglobulin itu sehingga memungkinkan hormon tiroid dapat dilepaskan ke dalam darah. <br />
Hormon steroid yang dibentuk didalam korteks adrenal, ovarium atau testis akan disimpan dalam jumlah sedikit di sel glandular tetapi sejumlah besar sel prekursor terutama kolesterol dan berbagai bahan perantara terdapat di dalam sel. Dengan rangsangan yang sesuai enzim yang terdapat didalam sel ini dalam beberap menit akan menyebabkan perubahan kimiawi yang dibutuhkan bagi hormon akhir yang kemudian akan segera diikuti dengan sekresi hormon tersebut.<br />
<br />
Hormon di sintesa dari material-material yang ada dalam sel dan disekresikan kedalam ruang ekstraseluler dan memasuki pembuluh darah melalui kapiler-kapiler yang melalui kelenjar tersebut. Hormon yang merupakan steroid larut dalam lemak dan kelarutannya dalam air yang ada dalam plasma sangat buruk sehingga harus ditransportasi dalam darah yang dikombinasi dengan Plasma globular protein. Hormon yang merupakan protein mudah larut dalam air sehingga dapat bersirkulasi dengan bebas didalam sistem sirkulasi. Beberapa hormon dari protein ada yang memerlukan protein pembawa untuk sampai ke sel target. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</span>adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-91366742439219716142009-09-13T02:14:00.001-07:002009-09-13T02:14:23.824-07:00definisi dari zatORGANISASI TINGKATAN SEL<br />
<br />
Sel merupakan : <br />
Unit Fondasi dari semua organisme hidup.<br />
Dasar struktur dan fungsi tubuh.<br />
Mampu melakukan proses – proses yang berhubungan dengan kehidupan.<br />
<br />
Sel terdiri dari bagian-bagian :<br />
1. membran plasma : bagian luar sel yang memisahkan sel dari lingkungan sekitarnya.<br />
2. sitoplasma : zat antara inti dengan membran plasma.<br />
3. organel : komponen di dalam sel yang sangat spesial dan dapat melakukan aktivitas sel yang khusus.<br />
4. inklusion : tempat-tempat penyimpanan bahan-bahan tertentu dari sel.<br />
<br />
PERGERAKAN ZAT <br />
DIFUSI<br />
Pergerakan molekul dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Banyaknya molekul yang terdifusi tergantung :<br />
Suhu : makin tinggi suhu makin besar difusi<br />
Konsentrasi : makin besar perbedaan konsentrasi antara 2 lokasi makin besar difusi<br />
Besarnya molekul <br />
Media<br />
Luas permukaan : makin luas permukaan makin luas difusi<br />
<br />
<br />
DIFUSI MELINTASI MEMBRAN<br />
DIFUSI BERFASILITAS<br />
OSMOSIS<br />
Pergerakan/ difusi molekul air dari konsentrasi air tinggi ke konsentrasi air rendah, melewati membran selektif permeabel atau semi permeabel<br />
FILTRASI<br />
Pergerakan molekul – molekul air dari zat – zat terlarut ( Na+, Cl-, glukosa, dll.) melintasi suatu membran selektif permeabel disebabkan oleh adanya tekanan mekanis<br />
DIALISA <br />
Difusi dari zat – zat terlarut melalui suatu membran selektif permeabel, sehingga terjadi pemisahan molekul kecil dari molekul – molekul besar <br />
<br />
PROSES AKTIF<br />
Poses aktif dibagi menjadi transport aktif primer, sekunder, fagositosis dan finositosis<br />
Transport aktif primer<br />
Transport aktif sekunder<br />
Phagositosis dan phinositosis<br />
<br />
<br />
1. TRANSPORT AKTIF PRIMER<br />
Seperti pada difusi berfasilitas, transport aktif primer juga menggunakan protein integral membran, hanya disini digunakan energi yang berasal dari ATP untuk mentransport suatu molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi<br />
Ada 3 jenistransport aktif primer yaitu :<br />
Pompa Na+, K+ : Na+ dipompa ke luar sel dan K+ kedalam sel<br />
Pompa Ca++ : yang memompa Ca++ ke luar sel<br />
Pompa H+ : yang memompa H+ ke luar sel<br />
2. TRANSPORT AKTIF SEKUNDER <br />
<br />
<br />
3. Phagositosis dan pinositosis<br />
suatu cara lain agar suatu zat bisa masuk ke dalam sel tanpa harus menembus struktur membran plasma.<br />
Phagositosis disebut juga “sel sedang makan“<br />
Pinositosis disebut juga “sel sedang minum”<br />
<br />
Fungsi dasar sel<br />
<br />
Mendapat makanan dan oksigen dari lingkungan<br />
Tempat terjadinya reaksi kimia<br />
Melakukan sintesis protein<br />
Mengontrol perubahan ekstrem zat<br />
Sensitif dan responsif terhadap perubahan<br />
<br />
Fungsi dasar sel<br />
<br />
Mendapat makanan dan oksigen dari lingkungan<br />
Tempat terjadinya reaksi kimia<br />
Melakukan sintesis protein<br />
Mengontrol perubahan ekstrem zat<br />
Sensitif dan responsif terhadap perubahan<br />
<br />
Organel sel<br />
<br />
Nukleus<br />
Mitokondria<br />
Retikulum endoplasma<br />
Ribosom<br />
Badan golgi<br />
Lisososm<br />
Mikrotubul<br />
Sentrosomadi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-35020783277814992122009-09-13T01:47:00.000-07:002009-09-13T01:47:25.732-07:00faktor yang mempengaruhi enzimFaktor Yang Mempengaruhi Enzim<br />
<br />
Suhu<br />
Konsentrasi Substrat<br />
pH<br />
Luas Permukaan Substrat<br />
<br />
Enzim Lambung<br />
<br />
Pepsin (bentuk tidak aktif : Pepsinogen)<br />
Mengubah protein menjadi pepton dan proteosa<br />
Renin<br />
Menggumpalkan kasein susu (ada pada balita)<br />
<br />
Ptialin<br />
<br />
Enzim golongan amilase yang merubah polisakarida(amilum/pati) menjadi disakarida (maltosa/dekstrin)<br />
Dihasilkan oleh kelenjar ludah (saliva gland)<br />
<br />
Metabolisme Karbohidrat<br />
<br />
Glikolisis<br />
Merubah glukosa menjadi asam piruvat (secara aerob)/asam laktat (secara anaerob). Asam laktat akan menumpuk di jaringan (otot) menyebabkan rasa pegal-pegal.<br />
<br />
1 molekul karbohidrat akan menghasilkan 38 ATP X 7 kkal =266 kkal<br />
Mr C6H12O6= 180 g/m, untuk mendapatkan 1 mol glukosa dibutuhkan 180 gr glukosa.<br />
<br />
<br />
BERAT BADAN IDEAL<br />
BI = (tinggi badan-100) – (10%.[TB-100)<br />
coba hitung berat ideal dari mahasiswa yang memiliki berat 175?<br />
jawab :<br />
BI = (175-100) –(10%.[175-100)<br />
= 75 –7,5<br />
= 67,5 kg<br />
<br />
Lemak : 9/17,8 X 2500 = 1264 kkal<br />
Karbohidrat 4.5 :/17,8 2500 =632 kkal<br />
Protein 4.3/17.8 2500 =603 kkal<br />
jangan lupa serat (polisakarida) yang cukup.<br />
<br />
Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan<br />
<br />
Jenis Kelamin<br />
Aktivitas<br />
Hormon<br />
Kecepatan Metabolismeadi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-14735187473844386272009-09-13T01:27:00.000-07:002009-09-13T01:27:15.997-07:00proses keperawatanPerencanaan perawatan<br />
<br />
Menyusun prioritas untuk perawatan pasien<br />
Memilih intervensi yang tepat<br />
Rencana perawatan pasien<br />
<br />
Pengertian <br />
Merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan dimana tujuan dan hasil ditentukan<br />
<br />
Menentukan prioritas D.K.<br />
<br />
Berdasarkan kebutuhan dasar manusia menurut Maslow atau Kalish<br />
Berdasarkan urgensi/ mengancam keselamatan<br />
Berdasarkan respon pasien<br />
<br />
Menetapkan tujuan<br />
<br />
Tujuan jangka panjang yaitu, pedoman yang luas yang menunjukan hasil akhir perawatan.<br />
Tujuan jangka pendek yaitu, pedoman yang lebih spesifik untuk perawatan pasien dalam tahapan mencapai tujuan jangka panjang.<br />
Tujuan harus mencakup SMART yaitu<br />
Spesifik, bersifat khusus dan focus pada suatu masalah<br />
Measurable, yaitu dapat diukur berdasarkan teori yang telah ada.<br />
Achievable, yaitu <br />
Reliable, yaitu dapat diterima oleh akal atau logis<br />
<br />
Timing, yaitu menentukan waktu perawatan untuk mengevaluasi keberhasilan perawatan.<br />
<br />
Intervensi keperawatan <br />
<br />
Intervensi ditetapkan berdasarkan standar perawatan yang ada diusesuaikan dengan kondisi pasien.<br />
<br />
Implementasi<br />
<br />
Merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan dimana rencana perawatan dilaksanakan<br />
<br />
Dokumentasi keperawatan<br />
<br />
Tanggal implementasi harus ditulis<br />
Verbal tindakan menggambarkan aktivitas yang dilakukan<br />
Pemberi sifat, bagaimana, kapan, dimana, waktu/frekuensi dan jumlah<br />
Tanda tangan dan atau inisial perawat<br />
<br />
Tujuan dokumentasi rencana keperawatan <br />
<br />
Memberikan kesinambungan perawatan<br />
Meningkatkan komunikasi<br />
Membantu menentukan kebutuhan staff untuk unit atau lembaga<br />
Mendokumentasika proses keperawatan<br />
Berfungsi sebagai alat belajar<br />
Mengkoordinasikan perawatan antar disiplin.<br />
<br />
Evaluasi <br />
<br />
Evaluasi data menentukan :<br />
Ketepatan tindakan keperawatan<br />
Kebutuhan merevisi intervensi<br />
Perkembangan masalah<br />
Kebutuhan untuk rujukan<br />
Kebutuhan untuk menyusun kembali prioritas <br />
<br />
Evaluasi dapat dilakukan dengan :<br />
Observasi langsung<br />
Wawancara dengan pasien<br />
Peninjauan catatanadi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-37622096008693456382009-09-13T01:19:00.001-07:002009-09-13T01:19:08.242-07:00operasiPENGERTIAN<br />
v Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh (Hancock, 1999).<br />
v Operasi (elektif atau kedaruratan) pada umumnya merupakan peristiwa kompleks yang menegangkan (Brunner & Suddarth, 2002).<br />
v Perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan — praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif.<br />
<br />
Kesimpulan : <br />
Operasi (perioperatif) merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh yang mencakup fase praoperatif, intraoperatif dan pascaoperatif (postoperatif) yang pada umumnya merupakan suatu peristiwa kompleks yang menegangkan bagi individu yang bersangkutan.<br />
<br />
TIPE PEMBEDAHAN<br />
Menurut Fungsinya (tujuannya) <br />
1. diagnostik <br />
2. kuratif (ablatif)<br />
3. reparatif<br />
4. rekonstruktif atau kosmetik <br />
5. paliatif<br />
6. transplantasi<br />
Menurut tingkat Urgensinya :<br />
1. Kedaruratan<br />
2. Urgen<br />
3. Diperlukan<br />
4. Elektif<br />
5. Pilihan<br />
Menurut Luas atau Tingkat Resiko :<br />
1. Mayor <br />
2. Minor<br />
<br />
LEGAL ASPEK PEMBEDAHAN<br />
Informed Consent atau Persetujuan Tindakan Medis (PTM) merupakan ijin tertulis yang dibuat secara sadar dan sukarela dari pasien sebelum dilakukan tindakan medis terhadapnya. Ijin tersebut melindungi klien terhadap kelalaian dan melindungi ahli bedah terhadap tuntutan dari suatu lembaga hukum.<br />
PTM diperlukan pada saat :<br />
- prosedur invasif<br />
- menggunakan anesthesia<br />
- prosedur non-bedah yang resikonya lebih dari sekedar resiko ringan (arteriogram)<br />
- terapi radiasi dan kobalt.<br />
Yang dapat memberikan PTM :<br />
1. klien yang sudah cukup umur<br />
2. anggota keluarga yang bertanggung jawab atau wali sah apabila klien belum cukup umur, tidak sadar, atau tidak kompeten<br />
3. individu di bawah umur dengan kondisi khusus (menikah).<br />
<br />
Tipe anestesi<br />
Pembiusan total — hilangnya kesadaran total <br />
Pembiusan lokal — hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh). <br />
Pembiusan regional — hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya <br />
Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran. Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak membuat lama waktu penyembuhan operasi.<br />
<br />
<br />
aspek pre operasi<br />
<br />
Pengkajian<br />
Pengkajian adalah pendekatan sistemik untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan pasien tersebut. Langkah-langkah dalam pengkajian meliputi pengumpulan data, analisa dan sintesa data serta perumusan diagnosa keperawatan..Pengumpulan data meliputi :<br />
Data subyektif<br />
Riwayat Penyakit <br />
Riwayat Penyakit Dahulu<br />
Data Obyektif <br />
Pemeriksaan Umum <br />
Pemeriksaan Fisik<br />
Diagnosa Keperawatan<br />
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti tentang masalah pasien/klien serta penyebabnya yang dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan.<br />
<br />
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :<br />
Potensial terjadinya kejang ulang berhubungan dengan hiperthermi.<br />
Potensial terjadinya trauma fisik berhubungan dengan kurangnya koordinasi otot<br />
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi yang ditandai :<br />
Suhu meningkat<br />
Anak tampak rewel<br />
Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan keterbatasan informasi yang ditandai : keluarga sering bertanya tentang penyakit anaknya.<br />
Perencanaan <br />
Perencanaan merupakan keputusan awal tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana, kapan itu dilakukan, dan siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut. Rencana keperawatan yang memberikan arah pada kegiatan keperawatan. <br />
<br />
Rencana Tindakan :<br />
Kaji faktor – faktor terjadinya hiperthermi<br />
Observasi tanda – tanda vital tiap 4 jam sekali<br />
Pertahankan suhu tubuh normal<br />
Ajarkan pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala / ketiak .<br />
Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun<br />
Atur sirkulasi udara ruangan.<br />
Beri ekstra cairan dengan menganjurkan pasien banyak minum<br />
Batasi aktivitas fisik<br />
Evaluasi<br />
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subyektif dan obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum. Bila perlu langkah evaluasi ini merupakan langkah awal dari identifikasi dan analisa masalah selanjutnya.<br />
aspek intra operasi <br />
<br />
PERAN PERAWAT<br />
Sebagai pemberi perawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan yang lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu namun berfokus pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi tiap klien. <br />
Ini dilakukan sendiri oleh perawat atau dapat berkolaborasi dengan keluarga klien dan dalam keadaan seperti ini perawat juga dapat bekerja sama dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional yang lain.<br />
<br />
aspek post operasi<br />
<br />
1. Diagnosis medis dan jenis pembedahan yang dilakukan<br />
2. Kondisi umum pasien, kepatenan jalan nafas, tanda-tanda vital<br />
3. Anesthetik dan medikasi lain yang digunakan (mis : narkotik, relaksan otot, antibiotik)<br />
4. Segala masalah yang terjadi selama fase pembedahan yang sekiranya dapatmempengaruhi perawatan pasca-operatif (Ex : hemorrhagi, syok, dan henti jantung)<br />
5. Patologi yang dihadapi (pemberitahuan kepada keluarga apabila ditemukan adanya keganasan)<br />
6. Cairan yang diberikan, kehilangan darah dan penggantian cairan<br />
7. Segala selang, drain, kateter atau alat bantu pendukung lainnya<br />
8. Informasi spesifik tentang siapa ahli bedah atau ahli anesthesia yang akan diberitahu<br />
9. Evaluasi saturasi oksigen dengan oksimetri, pengkajian nadi-volume-keteraturan<br />
10. Evaluasi pernafasan : kedalaman, frakuensi, sifat pernafasan<br />
11. Kaji status kesadaran, warna kulit dan kemampuan berespon terhadap perintah.<br />
<br />
<br />
Status Pernafasan<br />
Kesulitan pernafasan berkaitan dengan tipe spesifik anesthesia. Pasien yang menerima anesthesia lokal atau oksida nitrat biasanya akan sadar kembali dalam waktu beberapa menit setelah meninggalkan ruang operasi. Namun, pasien yang mengalami anesthesia general/lama biasanya tidak sadar, dengan semua otot-ototnya rileks. Relaksasi ini meluas sampai ke otot-otot faring, oleh karenanya ketika pasien berbaring terlentang, rahang bawah dan lidahnya jatuh ke belakang dan menyumbat jalan udara. Tanda-tandanya :<br />
- tersedak<br />
- pernafasan bising dan tidak teratur<br />
-dalam beberapa menit kulit menjadi kebiruan.<br />
DIAGNOSIS KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL<br />
1. Bersihan jalan nafas in-efektif b.d efek depresan dari medikasi dan agen anesthetik<br />
2. Nyeri dan ketidaknyamanan pasca operatif<br />
3. Risiko perubahan suhu tubuh<br />
4. Risiko cedera b.d status anesthesia<br />
5. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh<br />
6. Perubahan eliminasi urinarius (retensi urine) b.d penurunan aktivitas, efek medikasi, dan penurunan masukan cairan.<br />
<br />
7. Konstipasi b.d penurunan motilitas lambung dan usus selama fase intra operatif<br />
8. Kerusakan mobilitas fisik b.d efek depresan dari anesthesia, penurunan intoleransi aktivitas dan pembatasan aktivitas yang diprogramkan<br />
9. Ansietas tentang diagnosis pasca operatif<br />
10. PK : perubahan perfusi jaringan <br />
11. PK : Risiko kekurangan volume cairan<br />
12. PK : kerusakan intergitas kulit<br />
13. PK : risiko infeksi. <br />
INTERVENSI KEPERAWATAN<br />
1. Membersihkan sekresi dari jalan nafas : membalikkan pasien dari satu sisi ke sisi lainnya, membuka mulut pasien secara manual tetapi hati-hati dengan menggunakan spatel lidah, bila pasien muntah balikkan badan klien dalam posisi miring, bila perlu lakukan suction untuk membersihkan lendir atau sisa muntahan<br />
2. Pengaturan posisi : temapt tidur dijaga agar tetap datar sampai pasien kembali sadar, lutut difleksikan dan bantal diletakkan di antara tungkai<br />
3. Dukungan psikologis : temani pasien, beri informasi secukupnya, eksplorasi ketakutan dan kekhawatiran.<br />
<br />
EVALUASI <br />
1. Fungsi pulmonal tidak terganggu<br />
2. Hasil oksimetri nadi menunjukkan saturasi oksigen yang adekuat<br />
3. Tanda-tanda vital stabil, termasuk tekanan darah<br />
4. Orientasi tempat, peristiwa dan waktu<br />
5. Haluaran urine tidak kurang dari 30 ml/jam<br />
6. Mual dan muntah dalam kontrol, nyeri minimal.adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-5367912978195004942009-09-13T01:04:00.001-07:002009-09-13T01:04:29.408-07:00kumpulan kata-kata bijak menurut para tokohKumpulan- kumpulan kata-kata bijak<br />
<br />
Aa gym :Boleh jadi kita baru merasa kuat atau merasa besar dengan teori dan perasaan namun belum dalam kenyataan<br />
<br />
Ali bin abi thalib : Kebaikan itu bukan dengan banyak harta dan anak <br />
Tetapi dengan banyak ilmu dan sikap santun<br />
Tidak membanggakan ibadah kepada orang lain <br />
Apabila berbuat kebajikan memuji Allah<br />
Dan apabila berbuat keburukan memohon ampunan kepada Allah<br />
<br />
Benjamin flanklin: Jika anda ingin tidak dilupakan orang segera setelah anda meninggal dunia, maka tulislah sesuatu yang patut dibaca atau berbuatlah sesuatu yang patut diabadikan dalam tulisan<br />
<br />
Buya hamka : Kalau dengan ilmu pengetahuan, kita yang mendaki mencari kebenaran, maka dengan wahyu dan ilham, kebenaran yang menurun menghinggapi kita<br />
<br />
Hidayat nur wahid : Meraih kemenangan itu mahal, mengisinya jauh lebih mahal<br />
<br />
Kong fu tse : Makin banyak orang belajar, makin insyaflah dia betapasedikitnya yang dia ketahui<br />
<br />
Nabi Muhammad : Berkaryalah bagi duniamu seakan-akan engkau akan hidup selama-lamanya, dan berkaryalah bagi akhiratmu seakan-akan engkau mati besok<br />
<br />
Harapan adalah rahmat Allah bagi manusia, kalau bukan karena harapan, tiadalah seorang ibu akan sudi melahirkan seorang anak, tiadalah seorang petani akan sudi menabur bibit<br />
<br />
Philosopus cato : Membaca tanpa mengerti yang dibaca, sama dengan tidak berbuat apa-apa<br />
<br />
Sun tzu : Ketika berkekuatan sepuluh kali lipat kekuatan musuh,<br />
kepunglah dia<br />
Ketika berkekuatan lima kali lipat kekuatan musuh,<br />
seranglah dia<br />
Kalau berkekuatan dua kali lipat kekuatan musuh,<br />
tempurlah dia<br />
Kalau berkekuatan sama dengan kekuatan musuh,<br />
pecah belah dia<br />
Kalau kalah banyak,<br />
bertahanlah<br />
Dan kalau unggul dalam segala aspek, hindarilah dia.<br />
<br />
Reza m arif: The real champaion is someone who can stand up in every failureadi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-35424617903646857542009-09-13T01:01:00.000-07:002009-09-13T01:01:39.542-07:00bioelektromagnetBIOELEKTROMAGNETIK<br />
<br />
Sub pokok bahasan <br />
Listrik & Magnet yang timbul dalam tubuh manusia<br />
<br />
Penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia<br />
<br />
<br />
Penemuan biolistrik<br />
<br />
Caldani (1856)<br />
Kelistrikan pada otot katak yang telah mati<br />
Luigi Galvani <br />
1780 mulai mempelajari kelistrikan pada <br />
tubuh hewan<br />
1786 kedua kaki katak terangkat ketika <br />
diberikan aliran listrik melalui <br />
konduktor <br />
Arons (1892)<br />
Merasa ada aliran frekuensi tinggi melalui tubuhnya sendiri<br />
Van Seynek (1899)<br />
mengamati terjadinya panas pada jaringan yang disebabkan aliran frekuensi tinggi <br />
Schlephake (1982)<br />
Pengobatan dengan menggunakan Short Wave<br />
<br />
Rumus/ Hukum dalam Biolistrik<br />
Hukum Ohm<br />
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati, berbanding terbalik dengan hambatan dari konduktor <br />
<br />
<br />
R = V R = Hambatan (/ohm)<br />
I V = Tegangan (volt)<br />
I = Arus (ampere) <br />
<br />
Hukum Joule<br />
<br />
Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas.<br />
V = tegangan (Volt)<br />
H (kalori) = VIT I = arus (Ampere)<br />
J T = Waktu (detik)<br />
J = Joule = 0,239 kal<br />
<br />
Macam-macam Gel. Arus listrik<br />
<br />
Arus bolak balik/ sinusoidal <br />
<br />
Arus setengah gelombang (telah disearahkan)<br />
<br />
Arus searah dengan riple/ desir <br />
<br />
Arus searah murni<br />
<br />
Macam-macam Gel. Arus listrik<br />
<br />
Faradik <br />
<br />
Surged faradik/sentakan faradik<br />
<br />
Surged sinusoidal/ sentakan <br />
sinusoidal <br />
<br />
Galvanik interuptus <br />
<br />
Arus gigi gergaji <br />
<br />
Kelistrikan & kemagnetan <br />
yang timbul dalam tubuh<br />
<br />
Sistem saraf & neuron <br />
- SSP<br />
- SSO<br />
- Neuron/ sel saraf<br />
f(x): menerima, interprestasi & menghantarkan aliran <br />
listrik <br />
<br />
<br />
Konsentrasi ion di dalam & luar sel <br />
Pada akson : Konsentrasi ion di dalam sel lebih negatif daripada di luar sel <br />
<br />
Kelistrikan saraf <br />
Kecepatan impuls saraf <br />
~ serat saraf <br />
~ ada/ tidaknya mielin <br />
Mielin = isolator yang baik; kemampuan <br />
mengaliri listrik rendah<br />
Akson tanpa mielin kec = 20-50 m/detik ( = 1 mm)<br />
Akson dengan mielin kec = 100 m/detik ( = 10 µm)<br />
<br />
Kelistrikan & kemagnetan <br />
yang timbul dalam tubuh<br />
<br />
Aktivitas kelistrikan sel <br />
perpindahan ion dari dalam sel ke luar sel, atau sebaliknya melalui membran sel <br />
<br />
Pada keadaan istirahat:<br />
Ion Na+ luar sel >> potensial dalam sel > negatif <br />
potensial membran negatif/ istirahat (-90 mVolt) = polarisasi <br />
<br />
Ada rangsangan listrik terhadap membran :<br />
Ion Na+ masuk ke dalam sel potensial dalam sel > positif potensial membran positif = depolarisasi <br />
<br />
Fenomena “all or none”<br />
<br />
Jika rangsangan kuat depolarisasi membran mencapai titik tertentu (nilai ambang) proses depolarisasi berlanjut & irreversible ion Na+mengalir ke dalam sel dengan cepat dalam jumlah banyak potensial membran naik dengan cepat + 40 mVolt <br />
<br />
Potensial aksi <br />
(berlangsung < 1 mdetik)
Fenomena “all or none”
Jika nilai ambang tercapai, peningkatan waktu dan amplitudo potensial aksi akan selalu sama, tidak peduli intensitas dari rangsangan tersebut.
Perambatan potensial aksi
Membran saraf otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang timbul potensial aksi
merangsang daerah sekitarnya untuk mencapai nilai ambang
perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi
sel membran mengalami repolarisasi
(tingkat refrakter)
Refrakter Absolut:
tidak ada rangsangan & unsur kekuatan untuk menghasilkan potensial aksi lain
Refrakter Relatif:
bila ada rangsangan yang kuat akan menghasilkan potensial aksi baru setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya
Kelistrikan pada sinaps & neuromyial, jungtion
Hubungan antara 2 saraf = sinapsis
Berakhirnya saraf pada otot = neuromyal junction
Sinaps & neuromyal junction mampu meneruskan gel. Depdarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel berikutnya
depolarisasi zat kimia pada otot bergetar menyebabkan kontraksi otot repolarisasi sel otot relaksasi
Kelistrikan otot jantung
Pada saraf & otot bergaris:
rangsangan ion Na+ masuk ke dalam sel mencapai nilai ambang depolarisasi
Pada otot jantung :
rangsangan ion Na+ masuk ke dalam sel (mudah besar) repolarisasi komplit Na+ masuk kembali ke dalam sel depolarisasi spantan mencapai nilai ambang tanpa perlu rangsang dari luar (kec. Teratur)
Kec. dasar jantung = waktu antara mulai depolarisasi spontan sampai
mencapai nilai ambang setelah terjadi repolarisasi
Dipengaruhi oleh perubahan :
Potensial membran istirahat
Tingkat dari nilai ambang
Slap (kelengkangan) dari depolarisasi spontan terhadap nilai ambang
Mempengaruhi mekanisme kontra fisiologis terhadap frek. Jantung
Sekumpulan sel utama yang secara spontan menghasilkan potensial aksi disebut pace maker/ perintis jantung
Elektroda
Elektroda : untuk mengukur potensial aksi; dengan memindahkan transmisi ion ke penyalur elektron
Elektroda : Perak (Ag) & tembaga (Cu)
Isyarat listrik tubuh
Hasil perlakuan kimia dari tipe sel-sel +++ untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh
EMG (Elektromiogram)
ENG (Elektroneurogram) miastenia gravis
ERG (Elektroretinogram) perubahan pigmen retina
EOG (Elektroakulagram)
EGG (Elektrogastrogram) gerakan peristaltik
EEG (Elektroensefalogram) epilepsi
EKG (Elektrokardiogram)
refrakter absolut
refrakter relatif
tanpa rangsangan
tetap ada perambatan potensial aksi
Gambar Periode Refrakter
Gambar Depdarisasi spontan miokardium
Kec. dasar jantung = 60
t (dtk)
Penggunaan Listrik & Magnet
pada permukaan Tubuh
Jacques A.D. Arsonval
1890 listrik berfrekuensi rendah efek pemanasan
listrik frek. 30 MHz short wave diathermy
gel mikro frek 2450 MHz diatermi & pemakaian
radar
Arus listrik berdasarkan efek yang ditimbulkan:
Listrik berfrekuensi rendah (20 – 500.000 Hz)
merangsang saraf & otot sehingga terjadi kontraksi otot – stimulator dengan multivibrator -astable multivibrator
* pengulangan pemakaian dan pemilihan bentuk gelombang perlu diperhatikan
untuk pemakaian singkat & merangsang saraf otot
arus faradik
untuk pemakaian lama & merangsang otot yang telah kehilangan persyarafan
arus listrik interuptus atau arus DC yang dimodifikasi
Arus AC dengan frekuensi 50 Hz, mampu :
1. Merangsang saraf sensoris
2. Merangsang saraf motoris
3. Berefek kontraksi otot
Diklinik Arus DC
Listrik berfrekuensi tinggi (> 500.000 Hz)<br />
Belum merangsang saraf motoris & sensoris<br />
Sifat : memanaskan <br />
* Short wave diathermy (diatermi gel. Pendek) untuk memperoleh gel. Elektromognetis agar masuk ke dalam tubuh dengan 2 metode: capasitance (kondensor) & inductance (induksi= kabel) <br />
Metode kondensor <br />
Prinsip : elektroda diletakkan pada masing-masing sisi yang akan diobati & dipisahkan dari kulit dengan bahan isolator<br />
Metode isolasi/ kabel<br />
kabel dililitkan pada daerah yang akan diobati<br />
<br />
Short wave diathermy<br />
<br />
Efek diatermi gel. Pendek (Short wave diathermy) :<br />
Menghasilkan panas & peningkatan efek fisiologis <br />
* Meningkatkan metobolisme <br />
* Meningkatkan darah <br />
* Menurunkan eksitasi saraf <br />
* Menurunkan relaksasi otto, meningkatkan usaha otot<br />
* Menurunkan tekanan darah karena vasodilatasi <br />
* Meningkatkan aktivitas kel. Keringat <br />
<br />
Mempunyai efek pengobatan <br />
* Terhadap daerah peradangan oksigenasi <br />
meningkat <br />
* Efek terhadap infeksi bakteri leukosit & antibodi <br />
meningkat<br />
* Kehilangan nyeri panas disebabkan saraf sensoris <br />
sedatif<br />
* Terhadap daerah yang patah meningkatkan <br />
absorpsi & aliran darah<br />
<br />
Micro wave diathermy<br />
<br />
Micro wave diathermy (diatermi gel. Mikro)<br />
panjang gelombang ( )antara inframerah & short wave<br />
Gel. Mikro : 1 cm << 1 m
Efek :
Fisiologis
Menimbulkan panas pada jaringan yang banyak mengandung air; otot > banyak menyerap gel. Mikro daripada jaringan lemak<br />
Pengobatan<br />
Pada penderita yang mengalami ruda paksa (trauma) & peradangan; nyeri & spasme otot, rematik<br />
<br />
Bahaya & kontra indikasi <br />
Penderita gangguan sirkulasi meningkat perdarahan, trombosis & flebitis <br />
TBC & tumor ganas <br />
<br />
Perbedaan micro wave dengan short wave<br />
Penetrasi gel. Mikro lebih dalam ; tp tidak dapat melewati jaringan yang padat seperti yang dapat dilakukan oleh gel. Pendek. <br />
Gel. Mikro kurang berhasil mengobati struktur yang dalam dibanding dengan diatermi gel. Pendek. <br />
<br />
Electrocauter & Electrosurgery<br />
<br />
Listrik frek tinggi mengontrol perdarahan saat pembedahan<br />
Electrocauter (Cauterisasi = pembakaran)<br />
suatu pembakaran mengggunakan frek listrik 2 MHz, tegangan 15 kV<br />
menghentikan perdarahan pd luka menganga menggunakan gulungan kawat panas pd pemb.darah tanpa anestesi<br />
Electrosurgery<br />
memotong jaringan; dilakukan dg gerakan cepat 5-10 cm/detik untuk mengurangi destruksi jaringan sekitar<br />
(cth:operasi otak, limpa, vesica felea, prostat, dan serviks)<br />
<br />
Defibrillator<br />
<br />
SA Node di puncak atrium kanan dekat Vena cava superior pace maker scr sinkron memompa darah ke sirkulasi paru-paru & ke sirkulasi darah sistemik; kehilangan sinkronisasi FIBRILASI <br />
Fibrilasi atrium: f(x) ventrikel normal ritme jantung iregular<br />
Fibrilasi ventrikel: tdk mampu memompa darah; jika tdk dilakukan koreksi dlm bbrp menit kematian<br />
<br />
Defibrillator<br />
<br />
Penanganan fibrilasi:<br />
- massage jantung (metode mekanik)<br />
- syok listrik pd daerah jantung<br />
* countershock sinkronisasi irama <br />
jantung<br />
* defibrilasi jika tdk berespons thd <br />
countershock defibrillatoradi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-72464155082706289662009-09-12T02:03:00.000-07:002009-09-12T02:03:36.576-07:00Metabolisme LIPIDMetabolisme LIPID<br />
Degradasi Lipid Oksidasi asam lemak<br />
Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak<br />
-oksidasi asam lemak <br />
<br />
Biosintesis Lipid<br />
Biosintesis asam lemak <br />
Biosintesis triasilgliserol <br />
Biosintesis fosfolipid <br />
Biosintesis kolesterol dan steroid <br />
<br />
Asam stearat = 18 atom C<br />
Pada beta oksidasi<br />
9 as CoA =12 x 9 : 108 <br />
8 FADH2 = 8x2 :16<br />
8 NADH2=8x3 :24<br />
Total 148 – 1 (untuk b oksidasi) ATP = 147<br />
147x7=1029 kkal<br />
<br />
Palmitat = 16 atom C<br />
8 As.CoA : 12 X 8 :96<br />
<br />
Pencernaan, penyerapan, & transport lemak <br />
Penggunaan lemak sebagai sumber energi erat berhubungan dengan metabolisme lipoprotein dan kolesterol.<br />
Mammal mempunyai 5 – 25% / lebih lipid dan 90% dlm bentuk lemak (TAG) yg disimpan di dalam jaringan adipose<br />
Hewan lemak disimpan dalam adiposit <br />
Tumbuhan biji untuk perkembangan embrio<br />
<br />
Sumber lemak :<br />
Makanan<br />
Biosintesis de novo <br />
Simpanan tubuh adiposit<br />
Masalah utama sifatnya yang tidak larut dalam air.<br />
Lemak diemulsi oleh garam empedu – disintesis oleh liver & disimpan dlm empedu mudah dicerna & diserap<br />
Transportasi membentuk kompleks dg protein lipoprotein <br />
<br />
Garam empedu terdiri dr asam empedu yg berasal dari kolesterol<br />
Garam empedu bersifat amfifatik mengemulsi lemak membentuk misel<br />
Lemak dipecah oleh lipase pankreas hasil?<br />
Penyerapan oleh sel mukosa usus halus<br />
Asam lemak yg diserap disintesis kembali mjd lemak dalam badan golgi dan retikulum endoplasma sel mukosa usus halus<br />
TAG masuk ke sistem limfa membentuk kompleks dgn protein chylomicrons<br />
<br />
Gliserol hasil hidrolisis TAG : dirubah mjd DHAP oleh ensim :<br />
1 Glycerol Kinase<br />
2 Glycerol Phosphate Dehydrogenase.<br />
<br />
Masuk ke dalam daur Glikolisis<br />
Chylomicron kmdn membawa TAG dari sel mukosa usus halus ke organ lain seperti jantung, otot, dan jaringan lemak. <br />
untuk TAG yg disintesis dr hati, akan dibawa oleh VLDL ke organ lain<br />
setelah mencapai organ target di kapiler TAG akan dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak <br />
Asam lemak bebas diserap, sisanya dibawa oleh serum albumin ke sel lain <br />
Asam lemak yg telah masuk ke dalam sel <br />
Diubah menjadi energi<br />
Diubah menjadi TAG untuk disimpan di adiposa <br />
<br />
Oksidasi LCFA jalur metabolisme penghasil energi utama pada hewan, bbrp protista, dan beberapa bakteri<br />
<br />
Elektron dr proses oksidasi FA melewati rantai respirasi mitokondria menghasilkan ATP<br />
(asetil ko A hasil oksidasi FA dioksidasi sempurna menjadi CO2 mll TCA ATP sintesis)<br />
<br />
Pada bbrp vertebrata Asetil ko A hsl β oksidasi diubah menjadi badan keton di hati (larut dlm air) dan di transpor ke otak dan jaringan lain pd saat gula tidak tersedia<br />
<br />
Pada tumbuhan asetil koA berfungsi utama sebagai prekursor biosintesis <br />
<br />
3 tahapan reaksi oksidasi FA dlm mitokondria<br />
<br />
Oksidasi LCFA molekul 2 C : asetil koA<br />
<br />
Oksidasi asetil Ko A CO2 dg TCA<br />
<br />
Transfer elektron karier elektron yg tereduksi ke rantai respirasi mitokondrial<br />
<br />
<br />
β oksidasi<br />
<br />
setelah memasuki sel FA masuk ke matriks mitokondria degradasi lebih lanjut.<br />
<br />
FA diaktivasi dgn ensim fatty acyl – CoA ligase atau Acyl CoA synthase / thiokinase<br />
<br />
Ensim ini spesifik utk tiap jenis asam lemak (MCFA, SCFA beda dgn LCFA)adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-489545638603617062009-09-12T01:56:00.000-07:002009-09-12T01:56:26.658-07:00islam tentang kehidupanKEARAH PEMAHAMAN ISLAM<br />
<br />
<br />
A. Pengertian Islam<br />
Kata islâm merupakan bentuk kata kerja dari aslama—islâman. Mengandung arti “tunduk” dan “pasrah-menyerah”. Ayat Al-Quran yang menunjuk kepada pengertian ini, diantaranya adalah seruan Allah kepada Ibrahim: “Tatkala Tuhannya berfirman kepadanya: “tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam”. Dalam ayat lain disebutkan bahwa “Jika mereka mendebat (tentang kebenaran al-Islâm), maka katakanlah: ”Aku menyerahkan diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku..”. <br />
Kata islâm juga memiliki akar kata dari s-l-m yang mengandung arti “rekonsiliasi”, “damai”, “selamat”, “menyeluruh”, dan “terpadu”, “tidak terbelah”. Ibnu Taimiyah mengartikan kata islâm ini sebagai ketulusan, sikap tundup dan patuh. Sedang Muhammad Asad, dalam karyanya The Message of the Qur’an menafsirkan kata islâm ini sebagai “penyerahan diri kepada Tuhan”. Islâm dalam pengertian sikap tunduk patuh dan pasrah ini, secara eksplisit ditunjukan Al-Quran dalam dua bentuk, yaitu pertama, ketundukan dan kepasrahan (islâm)nya alam kepada kehendak Tuhan, sebagaimana fiman Tuhan, yang berbunyi:<br />
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ<br />
Artinya: “Apakah mereka mencari agama selain dari agama Allah? [Padahal] kepada-Nyalah menyerahkan diri segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik suka ataupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan” (QS. Ali Imran [3]: 83. <br />
<br />
Kedua, islâm (ketundukan dan kepasrahan) yang menjadi prinsip ajaran para Nabi atau Rasul. Berikut beberapa ayat Al-Quran yang menunjukan ke-islâm-an para Nabi dan Rasul.<br />
<br />
Nuh—“Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari kamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (muslimûn)” (QS. Yunus [10]: 72.<br />
Ibrahim—“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula Nashrani, akan tetapi dia adalah orang yang lurus (hanîf) lagi berserah diri (muslim) dan sekali-kali bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik” (QS. Ali Imran [3]: 67). “Tatkala Tuhannya berfirman kepadanya: “tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam” (QS. al-Baqarah [2]: 131).<br />
Ya’kub—“Dan Ibrahim mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’kub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kamu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri (muslimûn)” (QS. Ali Imran [3]: 132).<br />
Yusuf—“Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian ta’bir mimpi. (Ya Tuhan). Pencita langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan berserah diri (muslim) dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh” (QS. Yusuf [12]: 101.<br />
Luth—“Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri (muslimîn)” (QS. al-Dzariyat [51]: 35-36).<br />
Musa—“Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri (muslimîn)” (QS. Ynus [10]: 84).<br />
Al-Hawariyyun (pengikut Nabi Isa)—“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (muslimûn)” (QS. Ali Imran [3]: 52). “Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”. Mereka menjawab: “Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh, berserah diri (muslimûn)” (QS. al-Maidah [5]: 111).<br />
<br />
Penjelasan di atas, menunjukan pengertian islam menurut etimologis (kebahasaan), yaitu sikap tunduk, patuh, pasrah-menyerah, rekonsiliasi, damai, selamat, menyeluruh, dan terpadu atau tidak terbelah. Sedang menurut istilah (terminologis), islam didefinisikan secara berbeda. Muhammadiyah misalnya, mendefinisikan agama islam sebagai berikut:<br />
الّدِيْنُ هُوَ مَا شَرَعَهُ اللهُ عَلَى لِسَانِ أَنْبِيَائِهِ مِنَ الاَوَامِرِ وَالنَّوَاهِى وَالاِرْشَادَاتِ لِصَلاَحِ العِبَادِ دُنْيَاهُمْ وَأُخْرَاهُمْ. <br />
“Agama adalah apa yang telah disyari'atkan Allah dengan perantaraan Nabi-nabi-Nya, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat”. <br />
<br />
االدِّيْنُ (اَيْ الدِّيْنُ الاِسْلاَمِىّ) الَذِي جَاءَ بِهِ مُحَمَّدُ صلعمّ هُوَ مَا أَنْزَلَهُ اللهُ فِى القُرْاَنِ وَمَا جَاءَتْ بِهِ السُّنَّةُ الصَّحِيْحَةُ مِنَ الاَوَامِرِ وَالنَّوَاهِى وَالاِرْشَادَاتِ لِصَلاَحِ العِبَادِ دُنْيَاهُمْ وَأُخْرَاهُمْ.<br />
“Agama, yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. ialah apa yang diturunkan Allah di dalam Al-Quran dan yang tersebut dalam sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan di akhirat”. <br />
<br />
<br />
B. Sumber Ajaran Islam<br />
Sebagaimana dijelaskan pada definisi di atas, ada dua sumber ajaran Islam, yaitu Al-Quran dan Al-Sunnah. Al-Quran adalah Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Sedang al-Sunnah adalah penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Quran yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. Adapun metode untuk memahami ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Quran dan al-Sunnah tersebut adalah ijtihad. Secara umum, ijtihad diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam memahami atau menjelaskan Al-Quran dan al-Sunnah untuk memperoleh putusan (simpulan) hukum. Ijtihad sebagai metode terbagi kepada tiga bentuk, yaitu ijtihad bayâni, ijtihad qiyâsi dan ijtihad istishlâhi. Ijtihad bayâni adalah penjelasan Al-Quran dan al-Sunnah yang berhubungan dengan kebahasaan. Ijtihad qiyâsi adalah penyelesaian suatu sengketa (persoalan publik) yang tidak tertera ketentuan hukumnya dalam Al-Quran dan al-Sunnah. Ijtihad qiyâsi ini dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, antara lain: qiyas, istihsan, istishhab, ijma, al-‘urf, fath al-dzari’ah wa sadduha, qaul shahabat dan tarjih. Sementara ijtihad istishlahi adalah penjelasan Al-Quran dan al-Sunnah dengan pendekatan kemaslahatan.<br />
Dalam tradisi Muhammadiyah sendiri, dikenal tiga bentuk pendekatan ijtihad dalam memahami Al-Quran dan al-Sunnah, yaitu pendekatan bayani, burhani dan irfani. Pendekatan bayani berkait dengan cara memahami Al-Quran dan al-Sunnah berdasarkan analisis kebahasaan. Pendekatan burhani berkait dengan analisis rasional. Pendekatan yang digunakan antara lain adalah sosiologi, antropologi, sejarah dan herrmeneutik. Sedang pendekatan irfani adalah pendekatan pemahaman yang bertumpu pada pengalaman batini, zauq, qalb, basirah dan intuisi. <br />
<br />
C. Esensi Ajaran Islam<br />
1. Islam sebagai Agama Tauhid<br />
“Wamâ arsalnâka min qablika min rasûlin illa nûhiya ilayhi anahu la ilâha illa anâ fa’budûni“ (Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyuka kepadanya: “bahwasannya tidak ada tuhan melainkan Aku”, maka sembahlah Aku) (QS. Al-Anbiya’ [21]: 25). Hud, Shalih, Syu’eb dan Nuh selalu menyerukan “Yâ qaumi ‘budu al- Allâha mâ lakum min ilâhin ghairuh” (wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya) (QS. al-A’raf [7]: 59, 65, 73 dan 85; Al-Mukminun [23]: 23; Hud [11]: 61, 84). Demikian pula para rasul setelah Nuh, Ibrahim sampai Muhammad selalu menyerukan pesan tauhid ini (QS. al-Mukminun [23]: 31-32). Nabi Muhammad sendiri mengajarkan “Fa ‘lam annahû lâ ilâha illa al-Allâh” (Ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah) (QS. QS. Muhammad [47] : 19), dan “Qul innamâ anâ basyarun mitslukum yûha ilaya annamâ ilâhukum ilâhun wâhid” (Katakanlah: “sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesung-guhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa) (QS. Al-Kahfi [18]: 110; Fushilat [41]: 6). <br />
<br />
2. Islam sebagai Agama Fitrah<br />
Ayat Al-Quran yang secara langsung merujuk kepada penjelasan Islam sebagai agama fitrah ini adalah ayat 30 dari surat al-Rum [30], yang berbunyi:<br />
<br />
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ<br />
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada (Agama) Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.<br />
<br />
3. Islam sebagai Agama Keseimbangan, Kebajikan dan Kesejahteraan<br />
Ayat Al-Quran yang secara langsung merujuk kepada penjelasan Islam sebagai agama keseimbangan, kebajikan dan kesejahteraan adalah ayat 77 dari surat al-Qashash [28], yang berbunyi:<br />
<br />
وَابْتَغِ فِيْمَا اَتَاكَ اللهُ الدَّارَ الأَخِرَةِ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللهُ إِِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ الفَسَادَ فِى الأَرْضِ إِنَ اللهَ لاَ يُحِبُ المُفْسِدِيْنَ<br />
“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.<br />
<br />
4. Islam sebagai Agama Kemanusiaan<br />
Islam secara tegas memandang kedudukan penting kaum lemah sebagai pemimpin dan pewaris bumi. <br />
<br />
وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ<br />
“Dan Penulis hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)” (QS. al-Qashash [28]: 5).<br />
<br />
وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الْأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ الْحُسْنَى عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ بِمَا صَبَرُوا وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُوا يَعْرِشُونَ<br />
“Dan Penulis pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Penulis beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Penulis hancurkan apa yang telah dibuat Fir`aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka (QS. al-A’raf [7]: 137).<br />
<br />
Islam juga memandang suatu kepentingan dan keharusan untuk berpihak, melakukan pembelaan, dan memperjuangkan kaum lemah yang tertindas. Pandangan ini digambarkan oleh Al-Quran dalam surat al-Nisa’ [4]: 75, yang berbunyi: <br />
<br />
وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا<br />
Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdo`a: “Tuhan penulis, keluarkanlah penulis dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah penulis pelindung dan penolong dari sisi Engkau (QS. al-Nisa’ [4]: 75).<br />
<br />
Ayat di atas merupakan kritik terhadap orang yang hanya duduk berpangku tangan, sementara di sekitarnya terdapat masyarakat yang mengalami penindasan. Dalam arti lain, ayat tersebut memandang suatu kepentingan dan keharusan untuk berpihak, melakukan pembelaan, dan memperjuangkan kaum lemah yang tertindas. Pandangan terhadap kaum lemah ini semakin jelas dengan adanya perintah untuk melakukan pembelaan terhadap kaum lemah yang tertindas (nashr al-dha’îf wa ‘awn al-mazhlûm).<br />
<br />
أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ بِعِيَادَةِ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ وَنَصْرِ الضَّعِيفِ وَعَوْنِ الْمَظْلُومِ وَإِفْشَاءِ السَّلَامِ وَإِبْرَارِ الْمُقْسِمِ وَنَهَى عَنْ الشُّرْبِ فِي الْفِضَّةِ وَنَهَانَا عَنْ تَخَتُّمِ الذَّهَبِ وَعَنْ رُكُوبِ الْمَيَاثِرِ وَعَنْ لُبْسِ الْحَرِيرِ وَالدِّيبَاجِ وَالْقَسِّيِّ وَالْإِسْتَبْرَقِ<br />
Artinya: Rasulullah Saw memerintahkan penulis dengan tujuh hal: menziarahi orang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin, membela kaum lemah dan tertindas (yang dizalimi), memberi salam, dan menunaikan sumpah dengan benar, serta Rasulullah Saw melarang penulis minum dengan gelas dari perak, memakai cincin emas, hamparan sutera, serta mengenakan pakaian sutera, sutera halus, sutera buatan Qasiy, dan sutera tebal (HR. Bukhari).<br />
<br />
Dalam hadits lain sebagaimana diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud, dan al-Nasa’i Rasulullah juga memerintahkan untuk mencari dan menolong kaum yang lemah (dhu’afa). <br />
<br />
أَبْغُوْنِى ضُعَفَائَكُمْ فَإِنَمَا تُرْزَقُوْنَ بِضُعَفَائِكُمْ<br />
“Cari dan tolonglah kaum dhu’afa-mu, sesungguhnya kamu sekalian ditolong dan diberi rizki karena (do’a dan berkah) kaum dhu’afa”. <br />
<br />
<br />
Selain itu, Islam juga sejak awal melontarkan kritik sosial terhadap berbagai bentuk eksploitasi kaum miskin serta ketiadaan rasa tanggung jawab sosial (sense of social responsbility). Surat-surat awal Al-Quran sebagaimana telah dikemukakan, menunjukkan kecamannya terhadap praktek akumulasi kekayaan yang diperoleh melalui etika keserakahan, serta sikap eksploitasi sosial-ekonomi dalam bentuk ketidakpedulian terhadap penderitaan anak-anak yatim dan orang-orang miskin. <br />
<br />
5. Islam sebagai Agama Ilmu dan Peradaban<br />
Islam memberikan landasan yang kuat untuk konsep keilmuan ini. Al-Quran surat Al-Muzadilah [28]: 11 misalnya, menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu.<br />
<br />
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ<br />
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.<br />
<br />
Sementara dalam sejumlah riwayat dijelaskan tentang kedudukan ilmu, proses mencari ilmu dan ilmuwan dalam posisi yang sangat agung. Misalnya, dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa “Ilmu pengetahuan itu adalah milik orang mu’min yang hilang, di mana saja ia mendapatkannya, maka ia lebih berhak memilikinya dari yang lain”. “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. Carilah ilmu sejak dari buaian sampai ke liang lahat”. Dalam riwayat lainnya dinyatakan bahwa “barang siapa menempuh suatu jalan dalam mencari ilmu, maka Allah akan memberi jalan ke surga”; Malaikat akan mengepakan (melindungkan) penulispnya serta memintakan ampun kepada orang yang sedang mencari ilmu”; Ilmuwan itu adalah pewaris para Nabi”.<br />
Bahkan tidak sampai disitu, wahyu pertama itu sendiri adalah perintah iqra’ (QS. Al-Alaq [96]: 1-5), yaitu perintah membaca, menelaah, mendalami, meneliti dan menggali ilmu pengetahuan. Jika Paulo Freire, seorang tokoh pendidikan Brasil, berhasil melawan ketdakadilan dan kebodohon dari baca tulis melalui pendidikan kritis yang diperkenalkannya, maka jauh sebelum Freire lahir, Nabi Muhammad telah memperkenalkan falsafat iqra (membaca) ini untuk merubah kejahiliahan masyarakat Arab menjadi masyarakat yang berperadaban maju pada zamannya.<br />
<br />
6. Islam sebagai Agama Spiritual<br />
Dalam kaitannya dengan spiritualitas, Islam banyak memuat wawasan, konsep dan pokok-pokok ajaran etik-spiritual. Diantara konsep-konsep etik-spiritual yang penting adalah iman, islam, ihsan, taqwa, ikhlas (ketulusan), tawakal, syukur, sabar, silaturahmi, persaudaraan (ukhuwat), persamaan (musâwat), adil, baik sangka (husnu zhan), rendah hati (tawadhu’), tepat janji (al-wafâ’), lapang dada, toleran dan menghargai keragaman (insyirah), dapat dipercaya (amanat), hemat (qawamiyat), perwira (‘iffat, ta’affuf) dan pengabdian dan kedermawanan (al-munfiqûn).<br />
<br />
7. Islam sebagai Agama Dakwah<br />
Ayat Al-Quran yang populer berkait dengan penjelasn Islam sebagai dakwah ini adalah ayat 104 dari surat Ali Imran [3], yang berbunyi :<br />
<br />
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ<br />
“Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia”.<br />
<br />
<br />
D. Kandungan Ajaran Islam<br />
Ajaran Islam bersifat menyeluruh yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan. Secara umu kandungan ajaran Islam dapat dikelompokkan dapa empat bidang, yaitu aqidah, akhlak, ibadah, dan muamalah. Akidah adalah ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan. Akhlak adalah ajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap mental. Ibadah (mahdlah) adalah ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tatacara hubungan manusia dengan Tuhan. Adapun muamalah adalah ajaran yang berhubungan dengan pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Catatan Kakiadi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-9563064059856234972009-09-12T01:54:00.001-07:002009-09-12T01:54:56.049-07:00arti shaumSHAUM DAN PENEGUHAN KESALEHAN SOSIAL<br />
Oleh : Hendar Riyadi<br />
<br />
Agama pada dasarnya merupakan upaya manusia untuk melakukan komunikasi dengan Tuhannya. Lebih dari itu, agama merupakan upaya manusia untuk meneladani sifat atau akhlak Tuhan sesuai dengan kapasitas kemanusiaannya (takhalaq bi akhlaq Allah ‘ala taqath al-basyariyah). Konsep agama ini mengandung implikasi ajaran yang lebih jauh bahwa tujuan kehidupan manusia adalah untuk beribadah, mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah. Ajaran bahwa hidup harus diorientasikan untuk pengabdian kepada Allah inilah yang menjadi raison d’etré (alasan keberadaan) atau fitrah manusia (QS. Al-Dariyat [51]: 56). <br />
Tetapi kemudian konsep agama ini memiliki arus balik kepada manusia. Agama tidak hanya berdimensi ritual-vertikal (hablun min Allah), melainkan juga mencakup dimensi sosial-horizontal (hablun min al-nas). Agama tidak hanya mengurusi persoalan ibadah-ritual (iman) untuk pembentukan spiritualitas dan kesalehan individual (private morality), namun yang terpenting dari itu adalah perwujudan iman tersebut dalam pembentukan kesalehan sosial (social morality). Sebab, kesalehan individual tidak akan memiliki makna, jika tidak dapat menciptakan kesalehan dalam level sosialnya. Itulah makna hakiki dari kehidupan beragama. Karena itu, sikap keberagamaan yang tidak melahirkan kesalehan dalam dimensi sosialnya, maka akan kehilangan maknanya yang hakiki.<br />
Shaum pada bulan Ramadhan adalah salah satu ajaran agama terpenting dalam pembentukan kesalehan individu sekaligus kesalehan sosial. Ketaqwaan sebagai puncak kualitas keagamaan yang menjadi cita-cita shaum, digambarkan Al-Quran sebagai, disamping memiliki kesadaran religius (keimanan), juga memiliki komitmen sosial untuk membangun masyarakat yang saleh (good society) secara sosial, ekonomi, politik, dan kulturalnya (QS. Al-Baqarah [2]: 1-5, 177). Dengan demikian, shaum di bulan Ramadhan, bukan sekedar menjadi ritual tahunan, melainkan menjadi sarana pembinaan dan pendidikan kesalehan individual (dimensi ruhiyah), sekaligus menjadi sarana pembinaan dan peneguhan humanitas serta kesalehan sosial (dimensi ijtima'iyah). Allahu a'lam.<br />
<br />
<br />
SHAUM SEBAGAI AJARAN KEPASRAHAN <br />
Oleh : Hendar Riyadi<br />
<br />
Ramadhan adalah bulan penempaan baik yang bersifat ruhani-spiritual, psikologi-kejiwaan, fisik-jasmani, maupun sosial-kemasyarakatan. Secara ruhani-spiritual, pada bulan Ramadhan kita ditempa untuk lebih memberikan arti, nilai dan makna dalam hidup, bahwa hidup yang berarti, bernilai dan bermakna adalah hidup yang selalu diorientasikan semata untuk pengabdian kepada Allah SWT. Suatu pengabdian dalam pelaksanaan perintah shaum dengan penuh keimanan dan kepasrahan, tanpa tawar-menawar. Bukan hidup yang diorientasikan untuk memanjakan tubuh, apalagi sekedar memberhalakan kekayaan, kekuasaan atau sesuatu yang bersifat duniawi. <br />
Secara psikologi-kejiwaan kita ditempa untuk mensucikan jiwa dan membersihkan batin dari sifat kedengkian, kebohongan, keangkuhan, prasangka yang tidak baik, serta kerakusan, amarah dan keserakahan. Di bulan suci Ramadhan kita ditempa untuk bersikap jujur, tulus, bijaksana, rendah hati, serta menghimpun energi-energi positif melalui amalan-amalan yang akan menggerakkan perubahan pada mentalitas kejiwaan. <br />
Secara fisik-jasmani kita dilatih untuk memperbaiki pola konsumsi yang akan merusak kesehatan tubuh. Selama ramadhan kita ditempa untuk memilih dan memilah makanan yang baik, menyehatkan, serta menghindari pola hidup konsumtif yang berlebihan. <br />
Sementara secara sosial-kemasyarakatan, kita ditempa untuk bersikap empati terhadap mereka yang kekurangan, kaum miskin, fuqara dan mustadh’afin. Shaum sebulan penuh dengan menahan lapar dan haus adalah tempaan untuk ikut merasakan penderitaan orang lain sehingga terbangun sikap solidaritas, kepekaan dan tanggung jawab sosialnya.<br />
Semua tempaan atau gemblengan itu akan menjadi bekal kita semua dalam memasuki kehidupan baru pasca ramadhan. Kehidupan baru ini kita mulai dengan takbir mengagungkan Allah SWT., dengan mengikrarkan kebesaran-Nya: Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar wa lillahilhamd. Suatu kesadaran akan ketundukan dan kepasrahan secara total kepada Allah, bahwa tidak ada yang lebih agung dari Allah. Karena itu, tidak ada yang harus kita sombongkan dan berhalakan. <br />
Selanjutnya, kita memasuki iedul fitri yang merefleksikan kesucian dan kebersihan jiwa. Tidak ada kedengkian, kebohongan, keangkuhan, prasangka yang tidak baik, kerakusan, amarah dan keserakahan, sehingga kita memasuki iedul fitri ini dengan penuh kedamaian jiwa. Kepasrahan dan kesucian jiwa inilah yang akan membawa dan menuntun kita memasuki tahap-tahap berikutnya, yakni hidup sederhana dan bersahaya, menghindari pola hidup konsumtif dan konsumeristik, serta memiliki kepekaan dan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.<br />
<br />
<br />
SHAUM DAN PEMBINAAN KARAKTER <br />
Oleh : Hendar Riyadi<br />
<br />
Dewasa ini, kita telah jauh masuk ke dalam kehidupan yang bercirikan budaya penghargaan yang luar biasa terhadap tubuh. Tubuh telah menjadi pusat perhatian dalam hidup. Tiada hari tanpa memanjakan tubuh. Pemeliharaan kesucian jiwa terkadang lebih bersifat kamuflase (pengelabuan), hanya sekedar untuk memanjakan dan memperindah penampilan tubuh. Hampir seluruh aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi, sedemikian keras didorong bergerak untuk memanjakan tubuh, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. <br />
Dalam aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya, tubuh kita dimanjakan dengan temuan-temuan modern untuk perawatan tubuh, seperti teknologi untuk memelihara rambut, kulit kepala, alis mata, mata, muka, hidung, mulut, bibir, gigi, payu dara, perut, alat kelamin, hingga teknologi pemeliharaan kaki dan kuku. Dalam aspek hukum, penghargaan terhadap tubuh juga jauh lebih manusiawi. Misalnya, bentuk penanganan penyiksaan atau kekerasan fisik terhadap narapidana telah digantikan dengan bentuk pengendalian berdasarkan aturan penjara. <br />
Penghargaan yang kuat terhadap tubuh juga mengalami perkembangan dalam bidang kehidupan politik dan ekonomi. Dalam bidang politik misalnya, berkembang norma demokrasi yang membuka ruang kebebasan untuk mengekpresikan tubuh, terutama di dunia hiburan dan fashion (mode pakaian). Sedang dalam bidang ekonomi, penghargaan terhadap tubuh banyak diwujudkan dalam seluruh bentuk aktivitas ekonomi (industri) yang banyak memproduk alat-alat, makanan-makanan serta obat-obatan untuk kebugaran, kecantikan dan komolekan penampilan tubuh.<br />
Dalam konteks budaya yang lebih menghargai tubuh inilah, maka ajaran shaum menjadi sangat penting. Shaum mengajarkan manusia untuk hidup sederhana, zuhud, qana’ah, keikhlasan dan kesabaran. Ajaran shaum ini memberikan penyadaran bahwa mengkonsumsi makanan, berpakaian dan bertempat tinggal itu pada dasarnya hanyalah sekedar bekal ibadah. Sehingga, secara moralitas ajaran shaum, orang akan merasa bersalah kalau ia melakukan konsumsi dengan rakus, berpakaian yang gemerlapan dan bertempat tinggal yang megah, sementara sekitarnya orang hidup dalam keterbatasan yang luar biasa. <br />
Memang tubuh membutuhkan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Tetapi, shaum mengajarkan bukan menjadikan hidup untuk makan, berpakaian dan bertempat tinggal, melainkan menjadikan makan, berpakaian dan bertempat tinggal untuk hidup. Lebih dari itu, shaum mengarahkan hidup pada pendisiplinan akhlaqul karimah. Hal ini sejalan dengan semangat profetik, bahwa nabi tidak diutus untuk memberikan kesejahteraan materi, kenikmatan makanan, kepuasan seks, kemolekan berpakaian dan kemegahan tempat tinggal, tetapi nabi diutus hanyalah untuk menyempurnakan karakter dan akhlak manusia. Allahu a’lam. <br />
<br />
<br />
<br />
CITA-CITA KETAQWAAN<br />
Oleh : Hendar Riyadi<br />
<br />
Shaum di bulan Ramadhan bukanlah dimaksudkan untuk berpayah-payah atau menyakiti secara fisik (la’allakum tata`allamûn). Bukan pula dimaksudkan untuk berlapar-lapar ria (la’allakum tajû’ûn). Tetapi, cita-cita shaum di bulan Ramadhan adalah semata untuk mencapai derajat ketaqwaan. Dalam surat Ali Imran ayat 134 disebutkan ciri dari ketaqwaan tersebut adalah pertama, suka berderma, mengeluarkan sebagian harta pada saat lapang atau sempit, senang maupun susah (alladzina yungfiquna fi al-sarra'I wa al-dharra'i).<br />
Ciri ketaqwaan ini menunjukkan sikap dan kesadaran akan tanggung jawab sosial yang penting dalam ajaran agama, termasuk menjadi cita-cita dari shaum itu sendiri. Shaum harus melahirkan kesalehan sosial yang jauh dari akhlaq telenges, egoisme sempit dan keserakahan. Dari perspektif ini, budaya konsumtivisme dan konsumerisme adalah tidak sejalan dengan cita-cita shaum itu. <br />
Kedua, ciri dari ketaqwaan itu adalah menahan amarah sekalipun dalam kondisi marah yang sangat memuncak (wa al-kadzimina al-ghaidz). Marah adalah pangkal kekerasan, dan kekerasan adalah pangkal kerusakan. Karena itu agama mengajarkan kesabaran, dan shaum itu adalah setengah dari kesabaran itu (al-shaum nisf al-shabr). Kesabaran sebagai cita-cita shaum ini mengajarkan kita untuk dapat mengendalikan diri dari segala keingingan dan hasrat duniawi yang bersifat konsumtif, konsumeristik dan hedonistik. <br />
Ketiga, ciri ketaqwaan yang disebut Al-Quran surat Ali Imran ayat 134 itu adalah pemaaf (wa al-'afina 'an al-nas). Kita menyadari bahwa setiap orang pasti akan melakukan kesalahan. Kecil atau besar, disengaja atau tidak disengaja. Karena itu, pada tempatnyalah bila kita dapat berbagi maaf atas kesalahan-kesalahan yang telah kita sama-sama lakukan. <br />
Dengan demikian, ketaqwaan sebagai cita-cita shaum ini seharusnya dapat meciptakan suasana yang damai, saling menyapa, tidak ada amarah dan dipenuhi asmosfir maaf yang menyejukkan. Perbedaan tidak harus melahirkan caci-maki, kebencian, hasad, apalagi tindak kekerasan. Perbedaan seharusnya dapat melahirkan rahmat, ukhuwah serta keindahan hidup dalam perbedaan dan keragaman. Dalam perspektif ini, shaum mengajarkan kita untuk saling menyapa, menebar maaf dan cinta kasih diantara kita.adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-908648460610273152009-09-11T18:26:00.001-07:002009-09-26T00:36:39.330-07:00kardoivaskulerBAB IX<br />
SISTEM KARDIOVASKULER<br />
<br />
Tujuan Pembelajaran:<br />
Setelah mempelajari anatomi fisiologi sistem kardiovaskuler anda diharapkan mampu: <br />
Darah<br />
1. Menyebutkan minimal 5 fungsi darah<br />
2. Menyebutkan pH normal darah<br />
3. Menyebutkan Komponen darah<br />
4. Menyebutlan jenis-jenis Protein plasma<br />
5. Menjelaskan perubahan yang dapat diidentifikasi dari Hb saat berikatan dengan oksigen dan karbondioksida.<br />
6. Menjelaskan proses eritropoiesis dan Nutrisi yang penting untuk proses eritropoiesis<br />
7. Menjelaskan proses pembentukan bilirubin<br />
8. Menyebutkan macam-macam leukosit <br />
9. Menyebutkan faktor-faktor yang berperan dalam proses pembekuan<br />
10. Menjelaskan mekanisme hemostatis<br />
Pembuluh Darah <br />
1. Menjelaskan prinsip-prinsip perbedaan Pembuluh darah arteri dan vena.<br />
2. Menyebutkan perjalanan darah dalam pembuluh darah dan jantung. <br />
3. Menjelaskan sirkulasi darah sistemik<br />
4. Menjelaskan sirkulasi darah koroner<br />
5. Menjelaskan sirkulasi darah janin<br />
6. Mampu menunjukan arteri: Aorta, subclavia, brachial, radial, iliaka external, femoralis, popliteal, dorsalispedis, karotis. <br />
7. Mampu menunjukan vena: subclavia, jugularis, mediana cubiti, iliaka, femoral, popliteal<br />
8. Menyebutkan vena-vena yang membawa zat-zat hasil absorpsi dari saluran pencernaan sampai dibawa ke hepar dan jantung.<br />
Jantung:<br />
1. Menyebutkan lapisan – lapisan jantung<br />
2. Menyebutkan dan menunjukan Ruang-ruang jantung<br />
3. Menyebutkan dan menunjukan katup-katup jantung<br />
4. Menyebutkan arteri yang mensuplai jantung<br />
5. Menyebutkan peranan jantung<br />
6. Menyebutkan sifat sifat khusus otot jantung<br />
7. Menyebutkan perbedaan karakteristik SA, AV dan Purkinye<br />
8. Menjelaskan proses kelistrikan jantung<br />
9. Menjelaskan gelombang EKG normal. <br />
10. Menjelaskan siklus jantung<br />
11. Menjelaskan 4 faktor yang mempengaruhi fungsi jantung<br />
<br />
<br />
I. DARAH<br />
Darah memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai berikut: Darah Sebagai alat transport gas dalam proses respirasi, membawa keseimbangan asam basa, transport nutrisi, hormon dan enzim, membantu pembuangan zat sisa, mempertahankan pengaturan suhu tubuh, membantu proses pembekuan, membantu pengaturan cairan tubuh dan sebagai pertahanan terhadap Mikroorganisme dan toksin. Pada orang dewasa darah ± 7-9 % dari total BB ± 79 ml/kg ± 4-5 L. Viscositas 3,5 – 5,5 /1000 air, berat jenis = 1.045 – 1.065 dan PH 7,35 dan 7,45. <br />
Darah terdiri atas komponen-komponen darah diantaranya: Plasma (55%) dan Elements (45%). Plasma merupakan bagian cairan tubuh yang terdiri atas 90% Air , 7% Protein , 3% Elektrolit , Asam amino, Glukosa dan Nutrisi dan lain-lain.<br />
A. Protein Plasma<br />
Protein plasma terdiri atas Albumin (60%) yang berperan meningkatkan tekanan osmotik sehingga meningkatkan retensi air, Globulin 36% dan Fibrinogen 4%. <br />
Globulin: Alpha dan Beta, diproduksi di liver, untuk transport lemak. Globulin Gamma: merupakan Immunoglobulin, antibodi yang membantu pertahanan terhadap penyakit (satu-satunya protein plasma yang tidak diproduksi di liver). Immunoglobulin: IgG, IgA, IgM, IgD, IgE. <br />
B. Elektrolit plasma<br />
Elektrolit plasma terdiri atas Cation diantaranya Na+, Ca2+,K+ dan Anion Cl-, PO42-,Cl-. <br />
C. Nutrien dan produk buangan<br />
Nutrien yang ada dalam darah yaitu Glukosa, Asam Amino, Lemak dalam bentuk Fosfolipid, trigliserida, asam lemak bebas, kolesterol. Produk-produk buangan: asam laktat, produk-produk buangan nitrogen hasil akhir metabolisme protein<br />
<br />
Gas dan Buffer<br />
Gas yang terdapat dalam darah diantaranya adalah Oksigen, Nitrogen, Karbondioksida dan Bikarbonat. <br />
<br />
D. SEL DARAH: <br />
Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit) , sel darah putih (lekosit) dan trombosit (Platelet). Secara lebih terperinci masing-masing sel darah tersebut di jelaskan dalam penjelasan di bawah ini: <br />
<br />
1. ERITROSIT<br />
Setiap milimeter kubik darah mengandung sekitar 4-6 juta Sel Darah Merah atau eritrosit. Porsi terbesar dari berat eritrosit adalah hemoglobin yang merupakan protein yang membawa oksigen. Setiap Hb mengandung 5% Heme (pigmen yang mengandung zat besi) dan 95% globin (protein polipeptida). Laki-laki biasanya memiliki lebih banyak Hb: 14-18 g/100 mL. Pada wanita 12-16 g/100 mL. Heme group di ikat oleh atom besi dengan satu ikatan O2 Hb yang teroksigenasi oksihemoglobin (HbO2). Untuk mengikatkan setiap hb terdapat 4 rantai polipeptida ( 2 alpha dan 2 Betha) yang merupakan kelompok Heme yang memberi warna pada darah. Untuk mengikatkan setiap kelompok heme diikat oleh atom besi dengan satu bagiannya untuk mengikat oksigen. Atom besi memegang peran kunci dalam fungsi pembawa oksigen dan melepaskannya pada jaringan yang memungkinkan pada saat yang tepat<br />
a. Fungsi Hb: <br />
Hb atau hemoglobin berfungsi mengambil Oksigen dari paru-paru, mentransportasikan Oksigen ke jaringan didalam Pembuluh darah, melepaskan Oksigen pada jaringan yang membutuhkan, membawa CO2 sebagai sisa metabolisme dari jaringan ke paru-paru dan mempertahankan keseimbangan asam basa dengan menjalankan fungsi pengikatan oksigen dan karbondioksida tersebut. Hb memiliki warna ungu kebiruan saat tidak mengandung oksigen. Tetapi akan menjadi merah saat dipenuhi oksigen. Hb yang banyak mengandung Oksigen disebut dengan Oxyhemoglobin <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
b. Transport O2 dalam Darah <br />
Hb akan mengikat O2 dari kantung-kantung udara di alveolus paru-paru sehingga membentuk oxyhemoglobin dengan berikatan dengan atom besi. Oksihemoglobin kemudian ikut sirkulasi darah dalam eritrosit dan akan memindahkan oksigen ke sel yang membutuhkan. Kemampuan ikatan antara O2 dengan Hb lebih rendah dibandingkan dengan zat-zat racun tertentu seperti insektisida, sulfur dioksida, CO menyebabkan Hb tidak mampu mengikat O2. CO yang dihasilkan dari asap knalpot dan rokok memiliki kemampuan 210 kali lebih lepat dibandingkan O2. 0,1-0,2 % kadar CO dalam udara dapat menyebabkan kematian karena memblok kemampuan ikatan oksigen.<br />
<br />
c. Transport CO2 dalam Darah<br />
CO2 lebih mudah larut dlm air dibandingkan dengan O2 dan lebih mudah melewati dinding kapiler dari jaringan. CO2 diitransport dengan 3 cara:<br />
1) Enampuluh persen (60% ) CO2 bereaksi dengan air untuk membentuk Asam karbonat:<br />
CO2 + H2O H2CO3 HCO3- + H+<br />
2) Tigapuluh persen (30%) CO2 bereaksi langsung dengan Hb membentuk Carbaminohemoglobin (HbCO2) <br />
3) Sepuluh persen (10%) CO2 diikat langsung oleh plasma dan sel darah merah sebagai molekul CO2 <br />
<br />
d. Membran eritrosit<br />
Eritrosit memiliki membran yang tipis, kuat dan fleksibel sehingga eritrosit dapat bergerak dengan mudah melewati pembuluh darah yang kecil sekalipun. Membran permeabel terhadap air, O2, CO2, glukosa, urea, dan beberapa senyawa lain, tetapi impermeabel terhadap Hb dan protein besar yang lain. Membran eritrosit dalam kondisi normal cairan dalam sel dengan diluar sel sama. Jika konsentrasi solut plasma meningkat maka air di luar erotrosit lebih rendah daripada di dalam eritrosit dan plasma menjadi hipertonik. Sehingga air meninggalkan sel lebih cepat daripada yang memasuki sel sehingga sel menjadi menyusut. Sebaliknya jika konsentrasi solut dalam plasma menurun, maka air dalam plasma lebih dibandingkan dengan didalam sel, dan plasma menjadi hipotonik sehingga air lebih cepat memasuki sel daripada yang keluar dan sel menjadi bengkak dan mudah mengalami pecah. Pecahnya eritrosit disebut dengan hemolisis.<br />
Dalam kondisi normal cairan dalam sel dengan diluar sel sama. Jika konsentrasi solut plasma meningkat maka air di luar erotrosit lebih rendah daripada di dalam eritrosit dan plasma menjadi hipertonik. Sehingga air meninggalkan sel lebih cepat daripada yang memasuki sel sehingga sel menjadi menyusut. Sebaliknya jika konsentrasi solut dalam plasma menurun, maka air dalam plasma lebih dibandingkan dengan didalam sel, dan plasma menjadi hipotonik sehingga air lebih cepat memasuki sel daripada yang keluar dan sel menjadi bengkak dan mudah mengalami pecah. Pecahnya eritrosit disebut dengan hemolisis. <br />
Sebelum kelahiran, fetus memproduksi sel darah secara progresive di yolk sac, hati dan limpa sampai dengan bulan kelima. Setelah itu menurun di organ tersebut dan meningkat di sumsum tulang. Setelah lahir eritrosit diproduksi utamanya dan terusmenerus di sumsum tulang (merah) di beberapa tulang: vertebrata, Rusuk, sternum, pelvis dan pada ujung atas femur dan humerus. Proses tersebut disebut erytropoiesis <br />
<br />
e. Eritropoiesis<br />
Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi jumlah oksigen ke jaringan akan meningkatkan kecepatan pembentukan sel darah merah/eritropoiesis. Faktor utama yang dapat merangsang pembentukan sel darah merah adalah eritropoietin. Keadaan hipoksia akan meningkatkan produksi eritropoietin yang diproduksi oleh ginjal, selanjutnya eritropoietin akan meningkatkan proses pembentukan sel darah merah sampai keadaan hipoksia tertanggulangi. Pengeluaran eritropoietin dari ginjal dipicu karena darah yang anemis dari kapiler peritubular tidak dapat mengirim oksigen ke sel epitel tubulus ginjal dimana epitel tubulus ginjal memakai banyak sekali oksigen. Selain dipicu oleh hipoksia di ginjal, pengeluaran eritropoietin juga dipicu oleh epinefrin dan norepinefrin serta beberapa prostaglandin. <br />
Eritropoietin akan merangsang produksi proeritroblas dari sel-sel stem hemopoietik dalam sumsum tulang menjadi Basofil eritroblas, polikromatofil eritroblas, Retikulosit dan akhirnya menjadi eritrosit. Proses pembentukan eritrosit dari proeritroblas sampai dengan polikromatofil eritroblas terjadi di sumsum tulang dan setelah menjadi retikulosit sel darah merah akan di lepaskan ke sirkulasi sampai terjadi proses pematangan yang berlanjut menjadi eritrosit matang dan bersirkulasi sampai dengan sekitar 120 hari sebelum akhirnya rusak. <br />
<br />
Gambar 9.1: Tahap-tahap pembentukan sel darah merah (Martini, 2001, hal 633)<br />
<br />
1) Nutrisi yang penting dalam proses eritropoiesis<br />
Produksi dan destruksi eritroist dipertahankan dalam level yang seimbang, stabil. Jika eritrosit hilang dari sirkulasi, eritropoiesis meningkat sampai dengan level eritrosit normal. Normal produksi eritrosit pada dewasa ± 10 milyar sel satu jam . karena terus menerus harus memenuhi kebutuahan akan sel darah merah, maka sel-sel sumsum tulang merupakan sel yang tumbuh dan bereproduksi paling cepat di seluruh tubuh. Proses reproduksi tersebut dipengaruhi oleh nutrisi seseorang. Nutrisi yang penting untuk mempertahankan keadaan ini adalah: <br />
a) Asam amino untuk produksi Hb<br />
b) Zat besi untuk produksi heme<br />
c) Riboflavin, vit B12, asam folat untuk pematangan sel<br />
d) Vitamin B6 untuk sintesa hemoglobin.<br />
Dua vitamin yang khususnya penting untuk pematangan akhir sel darah merah adalah vitamin B12 (sianokobalamin) dan asam folat. Keduanya bersifat penting untuk sintesis DNA untuk pembentukan timidin trifosfst. Oleh karena itu, kekurangan kedua vitamin ini dapat menyebabkan penurunan DNA dan mengakibatkan kegagalan pematangan dan pembelahan inti. Kondisi ini menghasilkan sel darah merah yang ukurannya lebih besar atau disebut makrositik yang memiliki membran yang sangat tipis dan bentuk tidak teratur. Sel darah merah makrositik ini setelah dilepas ke sirkulasi masih dapat mengikat oksigen tetapi karena rapuh sel memiliki masa hidup yang lebih pendek. Penyebab utama kegagalan pematangan adalah karena kegagalan absorpsi Vitamin B12 dari saluran pencernaan karena atrofi mukosa lambung sehingga kekurangan faktor intrinsik yang berperan dalam absorpsi vitamin ini. Keadaan tersebut disebut dengan anemia pernisiosa. Kegagalan pematangan karena defisiensi asam folat sering akibat penyakit usus seperti sariawan usus/sprue. Asam folat banyak ditemukan pada sayuran hijau, buah-buahan tertentu, hati. Asam folat mudah hancur selama makanan dimasak<br />
2) Proses pembentukan Hemoglobin<br />
Dalam proses pembentukan Hb, sintesis Hb dimulai dalam proeritroblast dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit. Dalam proses pembentukan Hb ini mmemerlukan besi. Besi akan berikatan dengan protoporfirin IX membentuk molekul heme. Akhirnya setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang yang disebut dengan globin. <br />
3) Peranan Zat Besi dalam proses pembentukan Hemoglobin <br />
Zat besi penting untuk pembentukan hemoglobin, mioglobin, sitokrom, sitokrom oksidase, peroksidase dan katalase. Jumlah total besi dalam tubuh rata-rata 4-5 gram, sekitar 65%nya dijumpai dalam bentuk hemoglobin. Ketika besi di absorpsi dari usus halus, besi segera bergabung dalam plasma darah dengan beta globulin yaitu apotransferin untuk membentuk transferin yang selanjutnya diangkut dalam plasma. Kelebihan besi dalam darah disimpan dalam seluruh sel tubuh terutama di hepatosit hati dan sedikit di sel retikuloendotelial sumsum tulang. Besi yang disimpan dalam bentuk ferritin disebut besi cadangan. Di tempat penyimpanan ada sedikit besi yang tersimpan dalam bentuk yang tidak larut disebut hemosiderin. Hal ini terjadi jika jumlah total besi dalam tubuh melebihi yang daspat ditampung oleh tempat penyimpanan apoferitin untuk dibentuk menjadi ferritin. <br />
Jika jumlah besi dalam darah kurang maka besi akan dilepaskan dengan mudah dari feriitin, tetapi tidak demikian halnya dengan hemosiderin yang cukup sulit. Transferin akan terikat dengan sangat kuat dengan reseptor pada membran eritroblast di sumsum tulang. Selanjutnya transferin akan memasuki eritroblas dengan cara endositosis dan langsung menuju mitokondria tempat sintesis heme. <br />
Setiap hari, manusia mengekskresikan sekitar 1 miligram besi terutama dalam tinja. Jika terjadi perdarahan maka jumlha besi yang hilang lebih banyak lagi. Pada wanita, hilangnya darah menstruasi mengakibatkan kehilangan besi rata-rata 2 mg/hari. <br />
Besi diabsorpsi dari semua bagian usus halus dengan proses sebagai berikut: hati menyekresi apotransferin kedalam empedu yang mengalir ke duodenum. Di usu halus apotransferin berikatan dengan besi bebas dan dengan beberapa senyawa besi seperti hemoglobin dan mioglobin dari makanan. Ikatan apotransferin dengan besi ini membentuk transferin yang kemudian berikatan dengan reseptor pada membran sel epitel usus. Kemudian dengan cara pinositosis molekul transferin diabsorpsi kedalam sel epitel dan masuk kedalam peredaran darah dalam bentuk transferin plasma. <br />
Hemoragic menyebabkan terjadinya Hipoxia sehingga tekanan oksigen menurun. Penurunan tekanan oksigen ini akan menyebabkan Stimulasi produksi eritroprotein sehingga Hemocytoblast meningkat, sehingga meningkatkan eritrosit. Peningkatan eritrosit menyebabkan Tekanan Oksigen dan kandungan oksigen meningkat sehingga hipoxia menurun dan keadaan kembali kepada keadaan hemostatis. <br />
<br />
f. Pemecahan Sel Darah Merah <br />
Masa hidup eritrosit sekitar 120 hari. Terutama karena tidak memiliki nukleus dan tidak mampu untuk mengubah enzim dan protein yang dilakukan untuk mempertahankan fungsinya. Eritrosit menggunakan glukosa untuk energi tapi tidak dapat mensintesa banyak protein. Eritrosit yang sudah mulai tua dan rapuh akan masuk ke sinusoid yang ada di limpa. Membrannya menjadi ruptur dan sisa-sisa sel di fagositosis oleh makrofag. Makrofag menghancurkan Hb menjadi asam amino dan mengembalikannya kedalam tubuh utnuk disintesa kembali menjadi protein yang baru. Heme dari Hb akan dikonversi menjadi biliverdin dan kemudian menjadi bilirubin. Dengan berikatan dengan albumin plasma bilirubin dibawa ke hati. Dihati bilirubin dikonjugasi dengan asam glukoronat menjadi bilirubin terkonjugasi dan disekresikan kedalam kandung empedu. Zat besi dari heme dikonjugasi dengan protein dan disimpan dalam sumsum tulang sebagai ferritin<br />
<br />
2. LEUKOSIT<br />
Leukosit berfungsi untuk menghancurkan Mikro Organisme di daerah infeksi dan membantu menghancurkan bahan-bahan kimia. Pada orang dewasa ± 1000 eritrosit untuk setiap satu leukosit. Jumlah normal leukosit sekitar 4000 sampai dengan 12.000 mm3.<br />
Produksi leukosit disebut dengan leukopoiesis.Leukopoiesis terjadi di jaringan limphoid seperti kelenjar limfe, limpa dan tonsil. Secara garis besar leukosit diklasifikasikan kedalam: Agranulosit (Mononuclear leukosit) dan Granulosit (Polymorphonuclear leukosit).<br />
a. Granulosit (Polymorphonuclear Leukosit). <br />
Tiga jenis Granulosit yaitu Neutropil (sekitar 60%), Eosinopil dan Basopil<br />
<br />
1) Neutropil<br />
Neutropil seperti amuba, memiliki pseudopodia. Netropil berfungsi untuk menghancurkan mikroorganoisme dan partikel-partikel lain. Granula dalam sitoplasma mengandung enzim (lisozim) yang menghancurkan mikroorganisme dan partikel-partikel. Dalam proses fagositosis Netropil juga mungkin akan mengalami kerusakan. Mikroorgranisme yang mati dan netropil yang rusak akan membentuk PU. Netropil dapat memasuki area yang mengalami perlukaan atau infeksi karena adanya bantuan zat kimia yang menuntun netropil yang disebut dengan kemotaksis. Neutropil dapat melalui membran kapiler dengan cara merubah bentuknya menjadi lebih panjang dan tipis untuk melalui membran yang disebut dengan diapedesis.<br />
<br />
2) Eosinophil<br />
Seperti neutropil, eosinophil memiliki kemampuan fagositosis dan memiliki pergerakan amuboid. Granulanya mengandung lisosom. Lebih berperan dalam memfagosit kompleks antigen-antibodi. Untuk alasan yang belum diketahuipasti, eosinophil meningkat dalam serangan alergi, infeksi parasit, dan beberapa penyakit autoimun dan dalam beberapa jenis kanker. Eosinopil mengandung plasminogen yang merupakan protein yang membantu dalam proses penghancuran kemballi bekuan darah.<br />
<br />
3) Basophil<br />
Granula dari basophil mengandung heparin (anti pembekuan), histamin (menyebabkan dilatasi pembuluh darah pada tubuh secara umum dan kontriksi pembuluh darah di paru-paru) dan substansi Slow-reacting dari allergi (SRS-A, diproduksi pada gejala allergi seperti asthma). Fungsi pasti belum diketahui tapi berperan dalam fagositosis dan dapat menyebabkan anaphilaktik shock atau shock sirkulasi. Kebanyakan/sebagian besar netrophil dalam pembuluh darah tidak benar-benar bersirkulasi tapi dalam keadaan siap bergerak jika dibutuhkan, dan berada dibagian dalam dinding pembuluh darah. Kebanyakan granulosit berumur 5-10 hari. <br />
<br />
b. Agranulosit (Mononuclear Leukosit)<br />
Dua jenis Agranulosit yaitu Monosit dan Limfosit. <br />
1) Monosit<br />
Biasanya memiliki sedikit nonspesifik granula lisosom dalam sitoplasmanya, diproduksi di sumsum tulang dari monoblas dan memasuki pembuluh darah setelah sekitar 30-70 jam. <br />
2) Limfosit<br />
Terdapat dua jenis limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T. Llimfosit B diproduksi di sumsum tulang dan berkumpul di jaringan limfe. Limfosit T di produksi di kelenjar timus dan berkumpul di jaringan limfe. Keduanya berperan dalam sistem imunologi. <br />
<br />
3. TROMBOSIT/PLATELET<br />
Trombosit memiliki ukuran seperempat ukuran eritrosit. Fungsi utamanya adalah untuk pembekuan. Jumlah normal trombosit sekitar 350.000/ mm3. Masa hidup trombosit sekitar 7-8 hari. Trombosit dibentuk dari megakaryoblas. <br />
<br />
<br />
<br />
E. PEMERIKSAAN DARAH<br />
Hb: Laki-laki : 14-18 g /10 mL<br />
Wanita: 12-16 g/10 mL<br />
HCt (hematokrit): Volume sel darah merah dalam darah: dengan cara sentrifuse<br />
HCt 46%: 46 ml sel darah merah dalam 100 ml Whole Blood<br />
HCt laki-laki: 45-52%, Wanita 37-48%<br />
Sel darah merah dan platelet : 2 ml dan<br />
Plasma 52 ml<br />
<br />
F. MEKANISME HEMOSTATIS<br />
Tiga bagian mekanisme hemostatis yaitu: (1) Kontriksi pembuluh darah, (2) Agregasi trombosit dan (3) Pembekuan Darah. <br />
<br />
1. Fase Vasokontriksi <br />
Normalnya ketika jaringan mengalami kerusakan dan darah keluar adri pembuluh darah, maka pembuluh darah akan berkontriksi untuk mengecilkan permukaan pembuluh darah yang terbuka dan melambatkan aliran darah. Vasokontriksi otot halus pembuluh darah merupakan respon terhadap injuri dan platelet yang mengeluarkan bahan kimia vasokonstriktor.<br />
<br />
2. Fase Platelet/agregasi trombosit.<br />
Pada daerah trauma terjadi edema dan terbentuknya kolagen. Granula platelet melepaskan serotonin, ADP, prostaglandin dan fosfolipid. Serotonin dan prostaglandin menstimulasi vasokontriksi. Fosfolipid mengaktifkan faktor pembeku dan ADP menyebabkan platelet menjadi sangat lengket satu sama lain sehingga membentuk gumpalan platelet menutup pembuluh darah. Proses ini disebut dengan agregasi platelet atau agregasi trombosit. <br />
<br />
3. Fase Pembekuan/Koagulasi. <br />
a. Dibantu oleh globulin plasma, antihemofilik faktor (AHF),platelet hancur/pecah melepaskan enzim tromboplastinogenase dan platelet faktor.<br />
b. Tromboplastinogenase berikatan dengan AHF untuk merubah globulin plasma. Tromboplastinogen berubah menjadi enzim tromboplastin.<br />
c. Tromboplastin berikatan dengan ion Ca untuk mengubah protein plasma yang tidak aktif menjadi anzim yang aktif trombin<br />
d. Trombin bekerja sebagai katalis untuk merubah soluble plasma protein. Fibrinogen menjadi insoluble plasma protein fibrin.<br />
e. Fibrin menjadi benang-benang yang menjerat sel-sel darah dan membantu membentuk bekuan.<br />
<br />
Ringkasan:<br />
Tromboplastinogenase+AHF<br />
Tromboplastinogen Trombopalstin<br />
<br />
Tromboplastin+ion Ca<br />
Protombin Trombin<br />
Trombin<br />
Fibrinogen Fibrin<br />
<br />
Faktor-faktor pembekuan: <br />
I Fibrinogem<br />
II Protrombin<br />
III Tromboplastin/faktor jaringan<br />
IV Ion Ca<br />
V Proakselerin/labil factor/globulin akselerator<br />
VII Serum prothrombin conversion accelerator (SPCA)/stabil factor/prokonvertin<br />
VIII Antihemofilik Faktor (AHF), antihemofilik factor A/ antihemolitik globulin (AHG)<br />
IX Plasma Thromboplastin component (PTC), Christmas factor/antihemofilik factor B<br />
X Stuart Faktor<br />
XI Plasma Tromboplastin Antecedent (PTA)/antihemofilik factor C<br />
XII Hageman Factor<br />
XIII Fibrin-stabilizing factor (FSF)/lakilorand factor<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Jalur Intrinsik proses pembekuan: <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Jalur ekstrinsik proses pembekuan<br />
<br />
Secara keseluruhan proses pembekuan dapat digambarkan pada gambar berikut ini: <br />
<br />
Gambar 9.2: Tahap-tahap Pembekuan (Martini, 2001, hal 647)<br />
<br />
Hemostasis dan sistem persyarafan<br />
Sistem syaraf simpatis membantu untuk menghentikan perdarahan. Ketika tubuhkehilangan lebih dari 10% darah maka tubuh akan mengalam drop dan tekanan darah menurun sehingga terjadi shock. Tekanan darah yang menurun menyebabkan kontriksi vena dan arteri kecil untuk meningkatkan HR. Manusia mati jika kehilangan 15-20% darah<br />
<br />
Inhibisi pembekuan: Antikoagulan<br />
1. Heparin. Merupakan polisakarida yang dihasilkan oleh sel mast dan basofil. Heparin terkonsentrasi di liver dan paru-paru. Heparin + antitrombin co faktor ada dalam sirkulasi darah sehingga darah tidak membeku. <br />
2. Fibrinolisis: pencegahan terhadap pembekuan adalah dengan fibrinolisis oleh plasminogen yang aktif menjadi enzim yang disebut dengan plasmin<br />
3. Obat-obat antikoagulan:<br />
Aspirin/asetylsalicylic: Antikoagulan yang mencegah perlengketan paltelet dan menghambat pelepasan faktor pembeku dari platelet<br />
Urokinase: enzim yang dikeluarkan ginjal, ditemukan diurin, mengaktifkan plasminogen dan fibrinolisis<br />
Streptikinase: dilepaskan oleh bakteri streptokokus, mengaktifkan plasminogen, fibrinolisis<br />
Pemeriksaan Fungsi Bekuan darah:<br />
1. Platelet Count: lebih dari 150.000/mm3<br />
2. Bleeding time: 3-6 menit<br />
3. Clothing time 5-8 menit<br />
4. Protrombin Time 12 detik<br />
<br />
G. GOLONGAN DARAH<br />
Karl Landsteiner mengemukakan bahwa manusia memiliki darah yang berbeda. Ia membedakan dua golongan glikoprotein dipermukaan sel darah merah yaitu antigen A dan B, mereka membentuk aglutinogen dan gumpalan sel darah merah itu disebut hemagglutination. <br />
1. Golongan A memiliki aglutinogen A<br />
2. Golongan B memiliki Aglutinogen B<br />
3. Golongan AB memiliki aglutinogen AB<br />
4. Golongan O tidak memiliki aglutinogen A+B<br />
<br />
Golongan drh Ortu Mungkin Pd Anak Tdk mungkin<br />
A+A A,O AB, B<br />
A+B A,B,AB,O -<br />
A+AB A,B,AB O<br />
A+O A,O AB,B<br />
B+B B,O A,AB<br />
B+AB A,B,AB O<br />
B+O B,O A,AB<br />
AB+AB A,B,AB O<br />
AB+O A,B AB,O<br />
O+O O A,B,AB<br />
<br />
Pengelompokan darah<br />
Gol Aglutinogen Aglutinin Dpt mendonor menrima<br />
Drh (isoantigen) (isoantibodi)<br />
di eritrisit di Plasma<br />
<br />
A B Anti B A,AB A,O<br />
B B Anti A B,AB B,O<br />
AB A,B Non AB A,B,AB,O<br />
O NON Anti A-Anti B A,B,AB,O O<br />
<br />
Faktor Rh<br />
Sekitar 85% kulit putih amerika memiliki Rh+, 15 % tanpa faktor Rh/ Rh-. Di Indonesia pada umumnya Rh-. Sistem Rh mengandung 6 antigen eritrosit (D,C,E c, d dan e), Antigen D lebih penting dalam produksi antibody. Jika darah dari RH+ ditransfusi ke Rh- maka Rh- akan membentuk antibodi terhadap RH+ sel darah merah selama bebrapa bulan dan selanjutnya antibodi timbuh di RH- plasma dan ini membahayakan karena antibodi yang terbentuk akan mengaglutinasi Rh+ sel darah merah. Anak dengan ayah RH+ dan ibu Rh- faktor resiko meningkat jika Rh- ibu mengandung Rh+ anak. Normalnya sirkulasi fetus adalah dari ibu secara garis besar, tapi saat saat tertentu darah fetus dapat mencampuri darah ibu selama akhir kehamilan/saat kelahiran. Jika antigen fetus mencampuri peredaran darah ibu melalui plasenta ibu akan membentuk antibodi sebagai respon antigen RH+ fetus dan masuk kembali melalui plasenta sehingga membahayakan fetus.<br />
<br />
II. JANTUNG<br />
<br />
A. Anatomi Jantung. <br />
Secara struktur, jantung memiliki Panjang ± 12 cm, Lebar ± 9 cm, Berat jantung laki-laki dewasa ± 250-390 gram dan Berat jantung wanita dewasa ± 200-275 gram. Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada. Bagian ujung disebut apex (ICS 4 atau 5 Mid klavikularis), Apex terbentang kearah depan, bawah dan kiri. Apex memiliki kemampuan untuk bergerak terutama saat jantung berkontraksi dan relaksasi. sedangkan bagian pangkal/dasar tidak karena terikat dengan pembuluh pembuluh darah besar<br />
Selaput-selaput yang mengitari jantung disebut perikardium yang terdiri atas dua lapisan yaitu Perikardium parietalis ( lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru) dan Perikardium visceralis (lapisan permukaan dari jantung yang disebut epikardium). Diantara lapisan perikardium tersebut terdapat sedikit cairan pelumas yang berfungsi untuk mnegurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung saat memompa. Cairan tersebut disebut dengan cairan perikardium<br />
Dinding jatung terdiri dari 3 lapisan yaitu Lapisan luar (epikardium/ perikardium visceralis), lapisan tengah (lapisan otot, miokardium) dan Lapisan dalam (endokardium). <br />
Jantung terdiri atas 4 ruang yang disebut atrium yang terdiri atas atrium kanan dan atrium kiri serta ventrikel yang terdiri atas ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Atrium Kanan berfungsi sebagai penampung darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah mengalir dari vena kava superior dan inferior serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Darah lalu dipompakan ke ventrikel kanan. Atrium kiri Menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru melalui 4 buah vena pulmonalils. Lalu darah mengalir ke ventrikel kiri. <br />
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut trabekula. Beberapa alur tampak menonjol yang disebut muskulus papilaris. Ujung muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katup atrioventrikuler oleh serat-serat yang disebut korda tendinae. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 9.2: Struktur Permukaan Jantung (Martini, 2001, hal 657)<br />
<br />
Jantung memilik katup-katup, yaitu katup atrioventrikuler dan katup semi lunar. Katup atrioventrikuler adalah katup yang terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan memiliki tiga buah daun katup yang disebut katup tricuspid dan katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut katup bicuspid atau mitral. Katup atrioventrikuler memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada fase diastolik ventrikel dan mencegah aliran balik pada saat sistol ventrikel (kontraksi). <br />
Katup semilunar terdiri atas katup pulmonal yang terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan arteri pulmonalis dengan ventrikel kanan dan katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar memiliki bentuk yang sama, terdiri dari 3 daun katup yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastol ventrikel. Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi daripada tekanan didalam pembuluh-pembuluh arteri. Dibagian atas daun katup aorta terdapat tiga buah penonjolan dinding aorta yang disebut “sinus valsalva”. Muara arteri koronaria terdapat pada tonjolan-tonjoilan tersebut. Sinus-sinus melindungi muara koroner dari penyumbatan oleh daun katup pada waktu aorta terbuka.<br />
<br />
Gambar 9.3: Anatomi Jantung (Martini, 2001, hal 661)<br />
B. Suplai Darah Pada Jantung <br />
Otot jantung memerlukan lebih banyak oksigen dibandingkan organ lain kecuali otak. Jantung menerima suplai darah dari pembuluh darah sirkulasi koroner. Arteri Koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner terdiri dari arteri koroner kanan dan kiri. <br />
1. Arteri Koroner Kiri<br />
LMCA (Left Main Coronary Artery) mempunyai 2 cabang besar yaitu ramus desenden anterior (Left Anterior desenden, LAD) dan Ramus sirkumpleks (Left Circumflex, LCx). Arteri koronaria kiri melingkari jantung dlam dua lekuk yaitu Sulkus atrioventrikuler yang melingkari jantung antara atrium dan ventrikel dan Sulkus interventrikuler: yang memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekkuk ini dibagian permukaan posterior jantung yang disebut Kruks jantung dimana terdapat Nodus Atrioventrikuler (Nodus AV) dan pembuluh darah yang melewatinya memasok nutrisi untuk nodus tersebut. <br />
Ramus sirkumfleks berjalan disisi kiri jantung di sulkus atrioventrikuler kiri . Ramus sirkumfleks memberi nutrisi pada atrium kiri dan dinding samping serta bawah ventrikel kiri. Ramus desenden anterior memberi nutrisi pada dinding depan ventrikel kiri. Ramus desenden anterior terdapat disebelah depan kiri dan turun kebagian bawah permukaan jantung melalui sulkus interventrikuler sebelah depan lalu melewati apeks jantung dampai dengan kebagian distal bersatu dengan cabang arteri koroner kanan<br />
2. Arteri Koroner Kanan<br />
Berjalan disisi kanan jantung pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya memberi nutrisi pada atrium kanan, ventrikel kanan dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Meskipun Nodus SA (Sinoatrial) letaknya di atrium kanan tetapi hanya 55% kebutuhan nutrisinya dipasok oleh arteri koronaria kanan sedangkan 42% lainnya dipasok oleh cabang-cabang arteri sirkumfleks kiri. Nutrisi Nodus AV: 90% dari arteri koroner kanan dan 10% dari arteri sirkumfleks.<br />
Secara skematik suplai darah ke jantung dari arteri-arteri yang memperdarahinya dapat dilihat pada bagan berikut ini: <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Vena-vena pada jantung terdiri atas Vena Tebesian, Vena Kardiaka anterior dan Sinus Koronarius. Vena Tebesian merupakan sistem yang terkecil, menyalurkan sebagain darah dari miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan. Vena Kardiaka anterior mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian besar besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan. Sinus Koronarius dan cabangnya merupakan sistim vena yang paling besar dan paling penting. Berfungsi menyalurkan pengemballian darah vena miokard ke dalam atrium kanan melalui ostium sinus koronarius yang bermuara di samping vena kava inferior.<br />
<br />
C. Persyarafan Pada Jantung<br />
Efektivitas pompa jantung terutama dikendalikan oleh saraf simpatis dan parasimpatis (vagus). Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan kontraksi otot jantung sehingga meningkatkan cardiac output. Perangsangan parasimpatis yang kuat pada jantung dapat menurunkan denyut jantung bahkan menghentikannya pada beberapa detik dan menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung. <br />
<br />
D. Fisiologi Jantung <br />
Jantung memiliki dua peranan yaitu:<br />
1. Menerima darah yang kurang oksigen dari seluruh tubuh dan mengirimnya ke paru-paru untuk mendapatkan oksigen<br />
2. Memompakan darah yang kaya oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh<br />
<br />
Otot jantung memiliki banyak mitokondria yan menyediakan energi yang terus menerus untuk kerja jantung yan cukup berat. Otot jantung juga memiliki myoglobin yang merupakan pigmen otot yang memiliki kandungan oksigen yang cukup tinggi. Ketersediaan cadangan oksigen dalam otot jantung sangat penting karena jantung akan berhenti berdenyut jika tidak terdapat cadangan oksigen.<br />
<br />
1. Elektrofisiologi sel-sel otot jantung<br />
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat dari perubahan permeabilitas membran sel yang memungkinkan pergerakan ion-ion melalui membran tersebut. Dengan masuknya ion-ion ini,maka muatan listrik sepanjang membran mengalami perubahan yang relatif. Terdapat 3 ion yange mempunyai fungsi penting dalam elektrofisiologi sel yuaitu: K+, Na+ dan Ca+. Kalium lebih banyak terdapat dalam sel, sedangkan Natrium dan Kalsium diluar. Perpindahan ion Khlor juga terjadi pada sel-sel otot jantung. <br />
Dalam keadaan istirahat sel-sel otot jantung mempunyai muatan positif dibagian luar sel dan muatan negatif dibagian dalam sel, ini dapat dibuktikan dengan Galvanometer. Perbedaan muatan antara bagian luar dan bagian dalam sel disebut “resting membrane potential”. Bila sel dirangsang, akan terjadi perubahan muatan. Aksi potensial pada jantungg dapat disebabkan oleh rangsangan listrika, kimia, mekanik, dan termis. Penyebab-penyebab tersebut diatas akan mengakibatkan perubahan permeabilitas membran terhadap ion-ion. Aksi potensial dibagi atas lima fase sesuai dengan elektrofisiologi yang terjadi, yaitu:<br />
a. Potensial membran istirahat otot jantung sekitar -90 mVolt<br />
b. Depolarisasi pada jantung dihasilkan dari perpindahan sejumlah besar natrium kedalam sel (30 mVolt)<br />
c. Fase repolarisasi awal akibat dari pergerakan ion Cl (bermuatan negatif) ke dalam sel setelah depolarisasi (20 mVolt)<br />
d. Fase Plateau pada otot jantung lebih lama daripada otot lain dan syaraf. Otot jantung juga memiliki masa refrakter yaitu saat dimana dia tidak berespon dengan stimulus sampai dengan potensial aksi selesai. Selama fase ini tidak ada perubahan muatan listrik. Terdapat keseimbangan antara ion positif yang masuk dan keluar. Yang menyebabkan fase ini adalah masuknya Ca++ dan Na+ kedalam sel secara perlahan-lahan yang diimbangi dengan keluarnya K+ dari dalam sel. Masa Plateau bermanfaat untuk pengisian kembali darah pada jantung dan memastikan bahwa tidak ada denyut tambahan yang terjadi selama impuls listrik berjalan di jantung. <br />
e. Repolarisasi. Pada masa ini muatan Ca++ dan Na+ berangsur-angsur tidak mengalir lagi dan permeabilitas terhadap K+ sangat tinggi sehingga K+ keluar dengan cepat. Akibatnya muatan positif dalam sela sangat berkurang sehingga muatan dalam sel relatif negatif dan muatan diluar sel menjadi relatif positif. <br />
Secara skematik penjelesan tentang kelistrikan jantung tersebut dapat di ilistrasikan pada gambar berikut ini: <br />
Gambar 9.4: (Carola, , hal 661)<br />
<br />
2. Sistem Konduksi/Hantaran<br />
Didalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat khusus, yaitu:<br />
a. Otomatisasi yaitu kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan<br />
b. Irama yaitu pembentukan impuls yang teratur<br />
c. Daya konduksi yaitu kemampuan untuk menyalurkan impuls<br />
d. Daya rangsang yaitu kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang<br />
<br />
Berdasarkan sifat-sifat tersebut diatas, maka secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui sistem hantar untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls dimulai dari nodus SA, nodus AV, sampai ke sersbut purkinye <br />
a. Nodus SA<br />
Disebut pemacu alami karena secara teratur mengeluarkan aliran listrik/impuls yang kemudian menggerakkan jantung secara otomatis. Pada keadaan normal impuls yang dikeluarkan frekuensinya 60-100 kali /menit. Nodus SA dapat menghasilkan impuls karena adanya sel-sel “pacemaker” yang mengeluarkan impuls secar otomatis. Sel ini dipengaruhi oleh syaraf simpatis dan parasimpatis. Bila seseoang dalam keadaan marah maka rangsangan syaraf simpatis meningkat dan syaraf parasimpatis menurun, berakibat dengan takhikardi. “valsava manuver” menyebabkan rangsangan dan para-simpatis meningkat sehingga mengakibatkan bradikardia. Nodus SA terletak di dekat muara vena kava superior<br />
b. Traktus internodal<br />
Menghantarkan impuls dari nodus SA ke nodus AV. Traktus internodal terdiri dari:<br />
- Jalur Anterior <br />
- Jalur Middle <br />
- Jalur Posterior <br />
c. “BRACHMAN Bundle”<br />
Menghantarkan impuls dari nodus SA ke atrium kiri<br />
d. Nodus AV<br />
Letaknya didalam dinding septum (sekat) atrium sebelah kanan, tepat diatas katup trikuspid dekat muara sinus koronarius. Mempunyai dua fungsi yang penting yaitu menahan Impuls jantung selama 0,08-0,12 detik, untuk memungkinkan pengisian ventrikel selama atrium berkontraksi dan mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel. Nodus AV dapat menghasilkan impuls dengan frekuensi 40-60 kali/menit<br />
e. “Bundle of HIS”<br />
Berfungsi menghantarkan impuls dari nodus AV ke sistem “branch bundle”.<br />
f. Sistim “Bundle Branch”<br />
Merupakan lanjutan dari “bundle of Hiss” yang bercabang menjadi dua yaitu:<br />
1) “Righat bundle branch” (RBB/cabang kanan): mengirim impuls ke otot jantung ventrikel kanan<br />
2) “Left bundle branch” (LBB/cabang kiri), yang terbagi dua yakni:<br />
o Deviasi ke belakang (left posterior vesicle), menghantarkan, impuls ke endokard ventrikel kiri bagian posterior dan inferior. <br />
o Deviasi ke depan (left anterior vesicle), menghantarkan impuls ke endokard ventrikal kiri bagian anterior dan superior<br />
g. Sistem purkinye<br />
Merupakan bagian ujung dari bundle branch. Menghantarkan/ mengirimkan impuls menuju lapisan sub-endokard pada kedua ventrikel Sehingga terjadi depolarisasi yang diikuti oleh kontraksi ventrikel. Sel-sel pacemaker di sub-endokard ventrikel dapat menghasilkan impuls dengan frekuensi 20-40 kali/menit. Pemacu-pemacu cadangan ini mempunyai fungsi sangat penting. Yakni untuk mencegah berhentinya denyut jantung pada waktu pemacu alami (nodus SA) tidak berfungsi. <br />
<br />
Sistem konduksi pada jantung secara garis besar dapat dilihat pada gambar berikut ini. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 9.5: Anatomi Jantung (Martini, 2001, hal 661)<br />
<br />
3. Elektrokardiogram.<br />
Elektrokardiogram (EKG) merekam Frekuensi dan perjalanan listrik dari nodus SA sampai dengan serabut purkinye. EKG merupakan alat diagnostik yang cukup efektif dalam mengetahui fungsi jantung. EKG dapat melihat: Gangguan irama, Pembesaran atrium maupun ventrikel, adanyakerusakan myokard, perubahan kadar ion-ion yang abnormal. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 9.6: Anatomi Jantung (Martini, 2001, hal 661)<br />
Gelombang P menggambarkan depolarisasi Atrium. P-R Interval menggambarkan waktu antara mulai depolarisasi atrium dan waktu mulai depolarisasi ventrikel. P-R Segmen menggambarkan depolarisasi atrium dan penghantaran melalui nodus AV. QRS Kompleks menggambarkan depolarisasi Ventrikel. S-T Segmen menggambarkan akhir depolarisasi ventrikel sampai permulaan repolarisasi vebtrikel. Gelombang T menggambarkan Repolarisasi Ventrikel. S-T Interval menggambarkan Interval antara akhir depolarisasi dan akhir repolarisasi ventrikel. Q-T Interval menggambarkan waktu depolarisasi ventrikel sampai dengan repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium bersamaan waktunya dengan depolarisasi ventrikel sehingga tidak tampak dalam EKG. <br />
<br />
4. Siklus Jantung<br />
<br />
Dalam siklus jantung terjadi sistol dan diastole. Sistol adalah Kontraksi atrium dan ventrikel sedangkan Diastol merupakan Relaksasi Atrium dan ventrikel. Saat Atrial sistol kedua atrium berkontraksi memompakan darah ke ventrikel dan saat Ventrikular sistol kedua ventrikel kontraksi memompakan darah ke arteri pulmonalis dan aorta. Selama Atrial Diastol (Relaksasi atrium), atrium terisi kembali oleh darah dari vena-vena besar dari tubuh dan selama Ventrikular Diastol (Relaksasi ventrikel, dimulai sebelum atrial sistol), ventrikel terisi darah dari atrium. <br />
<br />
<br />
<br />
Secara skematik siklus jantung dapat diilustrasikan sebagai berikut: <br />
Depolarisasi menjalar keseluruh ventrikel <br />
<br />
Ventrikel kontraksi<br />
tekanan didalamnya meningkat melebihi tekanan atrium<br />
<br />
Penutupan katup mitral dan trikuspid (bunyi jantung 1). <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Tekanan ventrikel terus meningkat<br />
melebihi tekanan aorta Dan arteri pulmonalis<br />
<br />
katup aorta dan arteri pulmonalis terbuka<br />
<br />
darah keluar dari ventrikel (fase ejeksi cepat)<br />
<br />
tekanan dalam ventrikel menurun <br />
<br />
Tekanan terus menurun dan lebih rendah dari tekanan<br />
Aorta atau arteri pulmonalis<br />
<br />
Katup semilunar menutup<br />
(bunyi jantung 2)<br />
darah dari vena pulmonal dan vena kava <br />
mengisi kedua atrium<br />
<br />
peningkatan tekanan atrium <br />
<br />
katup trikuspid dan mitral terbuka <br />
<br />
darah mengalir ke ventrikel secara cepat<br />
(fase pengisian cepat)<br />
makin lama makin lambat<br />
<br />
berhenti<br />
(tekanan atrium dan ventrikel sama) <br />
<br />
kontraksi atrium<br />
(Depolarisasi atrium) sisa darah didalam atrium masuk ke ventrikel<br />
Dengan menggunakan gambar siklus jantung dapat diilustrasikan sebagai berikut: <br />
<br />
<br />
5. Faktor Penentu Kerja Jantung<br />
Fungsi jantung dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling terkait dalam menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan Curah jantung (Cardiac Output ) yaitu:<br />
1. Beban awal (preload)<br />
2. Kontraktilitas<br />
3. Beban Akhir (afterload)<br />
4. Frekuensi jantung<br />
Curah jantung merupakan faktor utama yang perlu diperhitungkan dalam sirkulasi, karena curah jantung mempunyai peranan penting dalam transportasi darah. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan oleh oleh ventrikel dalam satu menit. Nilai normal pada orang dewasa sekitar 5 liter/menit. Pengaturan curah jantung tergantung dari dua variabel yaitu frekuensi jantung dan volume sekuncup. <br />
Isi atau volume sekuncup merupakan sejumlah darah yang dipompakan keluar dari masing-masing ventrikel setiap denyut jantung. Volume sekuncup tergantung dari 3 variabel: Beban awal, kontraktilitas, beban akhir.<br />
<br />
II. PEMBULUH DARAH<br />
A. Anatomi Pembuluh Darah. <br />
Pembuluh darah dalam system sirkulasi terdiri atas Arteri, Arteriol, Kapiler, Venul dan Vena. Secara gambaran anatomis dapat di perlihatkan sebagai berikut: <br />
<br />
Gambar 9.7: Histologi Struktur Pembuluh Darah (Martini, 2001, hal 695)<br />
<br />
1. Arteri <br />
Arteri berfungsi untuk transportasi dengan tekanan yang tinggi ke jaringan jaringan. Karena itu sistem arteri mempunyai dinding yang kuat, dan darah mengalir dengan cepat menuju jaringan. Dinding aorta dan arteri relatif mengandung banyak jaringan elastis. Dinding tersebut teregang waktu sistol dan mengadakan rekoil pada saat diastol.<br />
Saluran pada pembuluh darah termasuk arteri disebut dengan lumen. Lumen arteri dikelilingi oleh lapisan tipis yang disebut dengan tunika. Tunika intima merupakan lapisan paling dalam, terdiri atas sel endotel, lapisan sub endotel merupakan jaringan ikat, dan lapisan paling luar merupakan serat elastis. Tunika Media merupakan lapisan setelah tunika intima, terutama terdiri atas jaringan ikat, sel otot polos dan jaringan elastis. Arteri yang lebih besar memiliki jaringan elastis yang lebih banyak dibandingkan dengan otot polos. Pada arteri yang lebih kecil jaringan elastis di tunika media digantikan oleh otot polos. Pada bagian paling luar terdapat Tunika Adventitia, terutama tersusun atas serabut kolagen dan jaringan elastis. Terdapat syaraf dan pembuluh limfe. Pada arteri yang lebih besar banyak mengandung pembuluh darah yang disebut vasa vasorum. <br />
<br />
2. Arteriol <br />
Arteriol merupakan cabang-cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol juga mempunyai dinding yang kuat. Arteriol mampu konstriksi/menyempit secara komplit atau dilatasi/melebar sampai beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur aliran darah ke kapiler. Dinding arteriol mengandung sedikit jaringan elastis dan lebih banyak otot polos . Otot ini dipersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang fungsinya vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu utama resisten /tahanan aliran darah, perubahan kecil pada diameternya menyebabkan perubahan yang besar terhadap resistensi perifer <br />
<br />
3. Kapiler<br />
Kapiler berfungsi sebagai tempat pertukaran cairan dan nutrisi antara arah dan ruang intersitial. Untuk peran ini kapiler dilengkapi dinding yang sangat tipis dan permeabel terhadap subtansi-subtansi bermolekul halus. <br />
<br />
<br />
Gambar 9.8: Struktur Kapiler (Martini, 2001, hal 699)<br />
<br />
4. Venul<br />
Dinding venul hanya sedikit lebih tebal daripada dinding kapiler. Venul berfungsi menampung darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung kedalam vena yang lebih besar.<br />
<br />
5. Vena<br />
Vena berfungsi sebagai jalur transportasi darah dari jaringan kembali ke jantung. Karena tekanan dalam sistem vena rendah (0 – 5 mmHg),maka dinding vena tipis namun berotot dan ini memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh. Kebanyakan vena membawa darah yang kurang oksigen kecuali di beberapa tempat yaitu:<br />
a. Empat buah vena pulmonal<br />
b. Vena pada sistem portal hepatik<br />
c. Sistem Portal Hipofisis<br />
Vena memiliki tiga lapisan seperti pada arteri yaitu Tunika intima, media dan adventitia. Tunika media lebih tipis, mengandung lebih sedikit jaringan elastis, jaringan kolagen dan otot polos. Nutrisi disuplai dari vasa vasorum. Vena biasanya memiliki sepasang katup semilunar bikuspid yang memungkinkan darah mengalir hanya pada satu arah dan meminimalkan aliran balik darah. Tekanan darah pada vena rendah dan aliran darahnya dibantu oleh pompa dari otot disekitar vena (tekanan pada vena saat otot berkontraksi). Katup pada vena merupakan bentuk lipatan dari tunika intima. Banyak terdapat pada vena di kaki untuk mencegah gaya gravitasi yang menghambat pengembalian darah ke jantung. Tidak terdapat katup pada vena dengan diameter kurang dari 1 mm atau pada area dengan tekanan otot yang besar seperti pada rongga dada dan abdomen.<br />
<br />
<br />
Gambar 9.9: Arteri Sistemik (Martini, 2001, hal 725)<br />
<br />
<br />
Gambar 9.10: Arteri di Daerah Dada dan Ekstremitas atas (Martini, 2001, hal 727)<br />
<br />
<br />
Gambar 9.11: Arteri besar di Daerah Abdomen (Martini, 2001, hal 730)<br />
<br />
<br />
Gambar 9.12: Vena Besar Sistemik (Martini, 2001, hal 735)<br />
<br />
<br />
Gambar 9.13: Vena Besar di daerah dada, abdomen dan ekstremitas atas (Martini, 2001, hal 738)<br />
<br />
<br />
B. Sirkulasi Darah<br />
Pembuluh-pembuluh darah membentuk lingkaran sirkulasi. Sirkulasi darah didalam tubuh terdapat dua sirkuit yang utama yaitu: sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. <br />
1. Sirkulasi Sistematik<br />
Sirkulasi sistemik memiliki karakteristik sebagai berikut: <br />
a. Mengalirkan darah ke berbagai organ<br />
b. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda<br />
c. Memerlukan tekanan permulaan yang besar<br />
d. Banyak mengalami tahanan<br />
e. Kolom hidrostatik panjang<br />
<br />
Pembuluh darah utama dalam sirkulasi sistemik: <br />
a. Arteri utama adalah aorta dengan bagian pertama yang keluar dari ventrikel kiri adalah ascending aorta, yang melengkkung disebut dengan arkus aorta dan bagian yang turun ke aorta dan abdomen disebut dengan decending aorta.<br />
b. Vena besar yang memasuki atrium kanan adalah vena kava asuperior yang membawa darah dari tubuh bagian atas, vena kava inferior yang membawa darah dari ekstremitas bawah, pelvis dan abdomen. <br />
c. Sinus koronarius mengalirkan darah dari sirkulasi koroner.<br />
<br />
Gambar 9.14: Sirkulasi Sistemik (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
2. Sirkulasi Pulmonal<br />
Sirkulasi Pulmonal memiliki karakteristik sebagai berikut: <br />
1. Hanya mengalirkan darah ke paru-paru<br />
2. Hanya berfungsi untuk paru-paru<br />
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah<br />
4. Hanya sedikit mengalami tahanan<br />
5. Kolom hidrostatiknya pendek<br />
Arteri dan Vena sirkulasi pulmonal<br />
a. Pembuluh darah utama dalam sistem sirkulasi ini adalah: Trunkus pulmonarius dan dua arteri pulmonal yang membawa darah yang belum teroksigenasi dari ventrikel kanan ke paru-paru<br />
b. Darah yang telah teroksigenasi kembali ke atrium kiri melalui 2 vena dari masing-masing paru <br />
<br />
<br />
Gambar 9.15:Sirkulasi Pulmonal (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
3. Sirkulasi Koroner<br />
Efisiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang cukup pada otot jantung. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium melalui cabang-cabang intra-miokardial yang kecil-kecil<br />
Aliran darah koroner meningkat pada:<br />
a. Aktifitas<br />
b. Denyut jantung<br />
c. Rangsang sistem syaraf simpatis<br />
<br />
4. Sirkulasi Portal<br />
Sirkulasi Portal terdiri atas sistem portal hepatik yang membawa darah dari kapiler di intestinal ke hati dan sistem portal hipofisis yang membawa darah dari hipotalamus ke hipofisis. <br />
<br />
<br />
Gambar 9.16: Sistem Portal di Sistem Pencernaan (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
5. Sirkulasi Serebral<br />
Otak di perdarahi oleh empat arteri besar yaitu dua arteri vertebral dan dua arteri karotis interna. Darah dari arteri vertebra memperdarahi serebellum, batang otak, dan bagian posterior dari serebrum. Arteri karotis interna memperdarahi serebrum dan kedua mata. <br />
Pengembalian darah dari otak melalui sinus venosus yang ada di duramater. Dari sinus venosus darah akan masuk ke vena jugularis interna lalu ke vena brachiocephalic dan ke vena kava superior. <br />
<br />
Gambar 9.17: Sirkulasi Serebral/Arteri (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
<br />
Gambar 9.18: Sirkulasi Serebral/Vena (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
6. Sirkulasi Di Kulit<br />
Dilatasi dan kontriksi pemb. Darah dikulit memungkinkan pengaturan radiasi panas dari sistem integumen. Saat tubuh mengalami panas banyak darah yang dialirkan ke bagian permukaan dari kulit dan sebaliknya <br />
<br />
7. Sirkulasi Di Otot Rangka<br />
Otot diberikan nutrisi oleh darah dan darah juga membawa produk buangan baik saat otot beraktivitas maupun istirahat.. Kontrol utama dilakukan oleh vasodilator syaraf simpatis (kolinergik) yang menyebabkan pembuluh darah dilatasi dan meningkatkan aliran darah ketika dibutuhkan. Respon Autoregulasi oleh spinkter prekapiler yang berdilatasi dalam merespon penurunan kadar oksigen di otot otot yang aktif.<br />
<br />
C. Fisiologi Sirkulasi<br />
Prinsip Aliran darah adalah hemodinamik yaitu pengaturan fisiologis dari aliran darah, tekanan dan tahanan dalam mempertahankan homeostasis dan Aliran darah yaitu sejumlah /volume darah yang melewati pembuluh darah dalam waktu tertentu. <br />
<br />
1. Pertimbangan Biofisika: Hubungan antara aliran, tekanan dan tahanan:<br />
a. Aliran <br />
Aliran melalui pembuluh darah ditentukan oleh dua faktor:<br />
1) Perbedaan tekanan (ΔP=P1 – P2) merupakan penyebab terdorongnya darah melalui pembuluh.<br />
2) Hambatan terhadap aliran darah sepanjang pembuluh, yang disebut “vascular resistance” atau tahanan pembuluh.<br />
<br />
Beda tekanan antara dua ujung pembuluh menyebabkan darah mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekenan rendah, sedangkan resistensi/tahanan menghambat aliran.<br />
Perbedaan tekanan antara kedua ujung pembuluh menentukan kecepatan aliran, dan bukan tekanan absolut didalam pembuluh. Misalnya: jika tekanan pada kedua ujung pembuluh 100 mmHG, maka tidak akan ada aliran. <br />
Aliran darah (blood flow) adalah sejumlah darah yang melalui suatu titik pada sirkulasi dalam suatu periode tertentu. Digunakan satuan ml/menit atau L/menit atau ml/detik. Aliran darah pada orang dewasa saat istirahat adalah 5 L/menit, yang disebut sebagai curah jantung (cardiac output). Ini merupakan jumlah darah yang dipompakan ventrikel jantung dalam 1 menit (jumlah darah yang melalui sirkulasi sistemik maupun pulmonal harus sama. <br />
<br />
b. Tekanan Darah<br />
Tekanan darah hampir selalu diukur dengan mmHg, yang telah dipakai sebagai standar referensi selama bertahun-tahun. Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah. Bila seseorang mengatakan tekanan darahnya adalah 50 mmHg, maka tenaga yang dikeluarkan akan cukup mendorong merkuri dalam tabung setinggi 50 mm. <br />
<br />
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah:<br />
1) Tekanan hidrostatik dan gaya gravitasi<br />
2) Volume darah<br />
3) Elastisitas pembuluh darah<br />
4) Cardiac Output<br />
5) Viskositas/kekentalan darah dan resistensi <br />
<br />
Pengaturan Tekanan Darah<br />
1) Pusat Vasomotor<br />
2) Pusat Cardioregulator<br />
3) Baroreseptor<br />
4) Pusat yang lebih tinggi di otak, dan emosi<br />
5) Hormon dan kimia<br />
6) Kemoreseptor<br />
7) Pengaturan oleh ginjal<br />
8) Pertukaran cairan di kapiler<br />
<br />
Pengaturan Tekanan Darah untuk jangka pendek:<br />
1) Sistem Syaraf<br />
• Pusat Vasomotor<br />
• Refleks Baroreseptor<br />
• Refleks Kemoreseptor <br />
• Pengaruh pusat otak tertinggi <br />
2) Kontrol Kimia<br />
• Hormon kelenjar adrenal: epinephrin dan norepinephrin<br />
• Hormon natriuretik atrium<br />
• Hormon ADH<br />
• Angiotensin II <br />
• Endothelium-derived factor<br />
• Nitric Oxide (NO) disebut juga dengan endothelium derived relaxing factor (EDRF)<br />
• Alkohol<br />
• Kimia-kimia inflamasi<br />
<br />
Pengaturan Tekanan Darah untuk jangka panjang oleh ginjal<br />
Ginjal mempertahankan homeostatis tekanan darah dengan meregulasi volume darah dengan mempertahankannya kira-kira sekitar 5 L. Volume darah merupakan faktor penentu utama dari curah jantung. Mempengaruhi tekanan vena, aliran balik, volume akhir diastol dan isi sekuncup. Peningkatan volume darah diikuti dengan peningkatan tekanan darah dan sebaliknya. Peningkatan volume darah serta tekanan darah merangsang ginjal untuk mengeluarkan cairan. <br />
Pengaturan ginjal bersifat langsung dan tidak langsung dalam mengatur tekanan darah. Mekanisme langsung adalah dengan mempengaruhi volume darah (saat vollume/tekanan darah meningkat, filtrasi di glomerulus dipercepat). Mekanisme tidak langsung adalah dengan mekanisme Renin Angiotensin . Saat tekanan arteri menurun ginjal mengeluarkan renin <br />
<br />
Pengaturan tekanan vena<br />
Aliran balik darah ke jantung ditentukan oleh 5 faktor utama:<br />
1) Tekanan arteri<br />
2) Tekanan atrium kanan<br />
3) Resistensi aliran darah didalam pembuluh darah<br />
4) Pompa vena<br />
5) Tekanan hidrostatik<br />
<br />
<br />
<br />
c. Resistensi terhadap aliran Darah<br />
Tahanan/resistensi adalah hambatan terhadap aliran darah dalam suatu pembuluh, yang tidak dapat diukur secara langsung. Akan tetapi tahanan dapat diukur secara tidak langsung, bila besar aliran darah dan perbedaan tekanan dalam pembuluh darah diketahui. Jika beda tekanan antara dua titik adalah 1 mmHg dan alirannya 1 ml/detik maka besar tahanan/resistensi adalah 1pru (Pheriperal resistence unit). Kecepatan aliran darah melalui sistem sirkulasi saat istirahat mendekati 100ml/detik. Perbedaan tekanan antara arteri sistemik dan vena sistemik sekitar 100 mmHg. Jadi SVR (Systemic Vascular Resistence) = 100/100 = 1pru. <br />
Pada tekanan dimana pembuluh-pembuluh darah diseluruh tubuh mengalami vasokontraksi, maka SVR meningkat sampai 4 pru. Bila pembuluh darah mengalami vasodilatasi hebat maka SVR dapat mengecil sampai 0,25 pru. Pada sistem pulmonal, tekanan pulmonal rata-rata (mean pulmonal arteri pressure-MAP) = 13 mmHg, dan tekanan atrium kiri rata-rata (mean left atrial pressure-LAP) = 4 mmHg. Perbedaan tekanan adalah 9 mmHg, maka PVR (Pulmonal Vascular Resistance) dalam keadaan istirahat adalah 0,09 pru. <br />
<br />
2. Viskositas<br />
Viskositas darah sebagian besar tergantung pada hematokrit (Ht), yitu presentase volum darah yang ditempati sel darah merah. Ini berarti pada penderita dengan Ht 40%, maka 40% dari volume darahnya merupakan sel-sel dan sisanya plasma. Ht normal untuk laki-laki ± 42%, sedangkan untuk wanita ± 38%. Makin banyak sel-sel didalam darah maka Ht semakin tinggi, dan semakin banyak gesekan yang terjadi antara berbagai lapisan darah. Viskositas meningkat drastis jika Ht meningkat. Selain Ht dan protein plasma, ada tiga faktor lain yang juga mempengaruhi viskositas darah pada pembuluh darah halus adalah:<br />
1 Aliran pada pembuluh darah yang sangat halus menunjukkan pengaruh kekentalan yang kurang dibandingkan pada pembuluh darah besar. Pengaruh ini disebut “Fahreaus Linguist Effect”. Ini mulai tampak bila diameter pembuluh kurang dari 1,5mm, efek tersebut sangat nyata dan viskositas secara teoritis mungkin menjadi 0,5 daripada viskositas dipembuluh darah besar.Pengaruh “Fahreaus Linguist Effect” ini disebabkan oleh karena cara mengalir darah di dalam pembuluh yang halus. <br />
2 Viskositas darah meningkat drastis bila kecepatan aliran darah menurun.<br />
3 Sel-sel seringkali berhenti mengalir di pembuluh darah halus. Bila ini terjadi, aliran darah berhenti berhenti total untuk beberapa detik atau lebih akibatnya viskositas meningkat<br />
<br />
D. Sirkulasi Darah Janin<br />
<br />
Perbedaan secara anatomis padansirkulasi darah janin dengan sirkulasi dewasa adalah adanya: <br />
1. Duktus venosus <br />
2. Duktus arteriosus<br />
3. Foramen ovale<br />
Darah janin dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis dan disini dimuat dengan bahan makanan yang berasal dari darah ibu. Darah ini masuk kedalam badan janin melalui vena umbilikalis yang bercabangdua setelah memasuki dinding perut janin. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika kedalam vena kava inferior. Cabang satunya adalah duktus venosus arantii yang langsung masuk kedalam vena kava inferior. <br />
Dengan demikian vena kava inferior setelah dimasuki darah dari vena hepatika dan dari duktus arantii mengandung darah “bersih”, tapi di campuri dengan darah “kotor” dari anggota bawah janin. Darah dari vena cava inferior setelah masuk ke atrium kanan sebagian masuk ke atrium kiri melalui foramen ovale dan sebagian masuk ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah dari vena kava superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas. Darah dari ventrikel kanan masuk ke arteri pulmonalis, tetapi sebelum sampai ke paru-paru sebagian dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus botalii. Sebagian kecil ke paru-paru dan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium kiri dan bersama dengan darah dari atrium kanan yang berasal dari vena kava inferior masuk ke ventrikel kiri dan terus ke aorta. Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi nutrisi pada paru-paru yang sedang tumbuh. Darah aorta di sebarkan ke anggota tubuh tetapi darah banyak menuju ke arteri hipogastrik (cabang dari arteri iliaka komunis) lalu ke arteri umbilikalis dan selajutnya ke plasenta. <br />
Darah yang beredar di janin selalu merupakan darah campuran dan isi vena kava inverior lebih bersih dari isi aorta. Setelah anak lahir, karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan dalam arteri pulmonalis sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Duktus arteriosus botalii tertutup 1-2 menit setelah anak bernafas. Dengan terguntingnya tali pusat, maka darah dalam vena kava inferior berkurang dan dengan demikian juga tekanan dalam atrium kanan berkurang, sebaliknya tekanan dalam atrium kiri bertambah karena darah yang datang dari paru-paru bertambah. Akibatnya adalah penutupan foramen ovale. Sisa duktus arteriosus botalii disebut ligamentum arteriosum dan dari duktus venosus arantii menjadi ligamentum vesico umbilical lateral kiri dan kanan. <br />
Oksigen janin lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Untuk mengimbangi keadaan ini peredaran darah janin lebih cepat, kadar Hb janin lebih tinggi (sampai 18 gr%) dan eritrositnya lebih banyak (5,5 juta/mm3). Hb janin diproduksi dalam hati sedangkan Hb orang dewasa pada sumsum merah. Janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2 dari pada orang dewasa. Janin baru diganti seluruhny oleh Hb biasa pada umur 4 bulan atau lebih. Selama janin dalam rahim ternyata ia sudah melakukan pergerakan pernafasan. Pergerakan ini rupanya perlu untuk perkembangan pembuluh darah paru-paru. Jadi pernafasan setelah anak lahir sebetulnya hanya lanjutan gerakan pernafasan intrauterin. <br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 9.19: Peredaran darah janin (Martini, 2001, hal )adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-59263586711795396112009-09-11T18:25:00.003-07:002009-09-26T00:36:39.342-07:00kardoivaskulerBAB IX<br />
SISTEM KARDIOVASKULER<br />
<br />
Tujuan Pembelajaran:<br />
Setelah mempelajari anatomi fisiologi sistem kardiovaskuler anda diharapkan mampu: <br />
Darah<br />
1. Menyebutkan minimal 5 fungsi darah<br />
2. Menyebutkan pH normal darah<br />
3. Menyebutkan Komponen darah<br />
4. Menyebutlan jenis-jenis Protein plasma<br />
5. Menjelaskan perubahan yang dapat diidentifikasi dari Hb saat berikatan dengan oksigen dan karbondioksida.<br />
6. Menjelaskan proses eritropoiesis dan Nutrisi yang penting untuk proses eritropoiesis<br />
7. Menjelaskan proses pembentukan bilirubin<br />
8. Menyebutkan macam-macam leukosit <br />
9. Menyebutkan faktor-faktor yang berperan dalam proses pembekuan<br />
10. Menjelaskan mekanisme hemostatis<br />
Pembuluh Darah <br />
1. Menjelaskan prinsip-prinsip perbedaan Pembuluh darah arteri dan vena.<br />
2. Menyebutkan perjalanan darah dalam pembuluh darah dan jantung. <br />
3. Menjelaskan sirkulasi darah sistemik<br />
4. Menjelaskan sirkulasi darah koroner<br />
5. Menjelaskan sirkulasi darah janin<br />
6. Mampu menunjukan arteri: Aorta, subclavia, brachial, radial, iliaka external, femoralis, popliteal, dorsalispedis, karotis. <br />
7. Mampu menunjukan vena: subclavia, jugularis, mediana cubiti, iliaka, femoral, popliteal<br />
8. Menyebutkan vena-vena yang membawa zat-zat hasil absorpsi dari saluran pencernaan sampai dibawa ke hepar dan jantung.<br />
Jantung:<br />
1. Menyebutkan lapisan – lapisan jantung<br />
2. Menyebutkan dan menunjukan Ruang-ruang jantung<br />
3. Menyebutkan dan menunjukan katup-katup jantung<br />
4. Menyebutkan arteri yang mensuplai jantung<br />
5. Menyebutkan peranan jantung<br />
6. Menyebutkan sifat sifat khusus otot jantung<br />
7. Menyebutkan perbedaan karakteristik SA, AV dan Purkinye<br />
8. Menjelaskan proses kelistrikan jantung<br />
9. Menjelaskan gelombang EKG normal. <br />
10. Menjelaskan siklus jantung<br />
11. Menjelaskan 4 faktor yang mempengaruhi fungsi jantung<br />
<br />
<br />
I. DARAH<br />
Darah memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai berikut: Darah Sebagai alat transport gas dalam proses respirasi, membawa keseimbangan asam basa, transport nutrisi, hormon dan enzim, membantu pembuangan zat sisa, mempertahankan pengaturan suhu tubuh, membantu proses pembekuan, membantu pengaturan cairan tubuh dan sebagai pertahanan terhadap Mikroorganisme dan toksin. Pada orang dewasa darah ± 7-9 % dari total BB ± 79 ml/kg ± 4-5 L. Viscositas 3,5 – 5,5 /1000 air, berat jenis = 1.045 – 1.065 dan PH 7,35 dan 7,45. <br />
Darah terdiri atas komponen-komponen darah diantaranya: Plasma (55%) dan Elements (45%). Plasma merupakan bagian cairan tubuh yang terdiri atas 90% Air , 7% Protein , 3% Elektrolit , Asam amino, Glukosa dan Nutrisi dan lain-lain.<br />
A. Protein Plasma<br />
Protein plasma terdiri atas Albumin (60%) yang berperan meningkatkan tekanan osmotik sehingga meningkatkan retensi air, Globulin 36% dan Fibrinogen 4%. <br />
Globulin: Alpha dan Beta, diproduksi di liver, untuk transport lemak. Globulin Gamma: merupakan Immunoglobulin, antibodi yang membantu pertahanan terhadap penyakit (satu-satunya protein plasma yang tidak diproduksi di liver). Immunoglobulin: IgG, IgA, IgM, IgD, IgE. <br />
B. Elektrolit plasma<br />
Elektrolit plasma terdiri atas Cation diantaranya Na+, Ca2+,K+ dan Anion Cl-, PO42-,Cl-. <br />
C. Nutrien dan produk buangan<br />
Nutrien yang ada dalam darah yaitu Glukosa, Asam Amino, Lemak dalam bentuk Fosfolipid, trigliserida, asam lemak bebas, kolesterol. Produk-produk buangan: asam laktat, produk-produk buangan nitrogen hasil akhir metabolisme protein<br />
<br />
Gas dan Buffer<br />
Gas yang terdapat dalam darah diantaranya adalah Oksigen, Nitrogen, Karbondioksida dan Bikarbonat. <br />
<br />
D. SEL DARAH: <br />
Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit) , sel darah putih (lekosit) dan trombosit (Platelet). Secara lebih terperinci masing-masing sel darah tersebut di jelaskan dalam penjelasan di bawah ini: <br />
<br />
1. ERITROSIT<br />
Setiap milimeter kubik darah mengandung sekitar 4-6 juta Sel Darah Merah atau eritrosit. Porsi terbesar dari berat eritrosit adalah hemoglobin yang merupakan protein yang membawa oksigen. Setiap Hb mengandung 5% Heme (pigmen yang mengandung zat besi) dan 95% globin (protein polipeptida). Laki-laki biasanya memiliki lebih banyak Hb: 14-18 g/100 mL. Pada wanita 12-16 g/100 mL. Heme group di ikat oleh atom besi dengan satu ikatan O2 Hb yang teroksigenasi oksihemoglobin (HbO2). Untuk mengikatkan setiap hb terdapat 4 rantai polipeptida ( 2 alpha dan 2 Betha) yang merupakan kelompok Heme yang memberi warna pada darah. Untuk mengikatkan setiap kelompok heme diikat oleh atom besi dengan satu bagiannya untuk mengikat oksigen. Atom besi memegang peran kunci dalam fungsi pembawa oksigen dan melepaskannya pada jaringan yang memungkinkan pada saat yang tepat<br />
a. Fungsi Hb: <br />
Hb atau hemoglobin berfungsi mengambil Oksigen dari paru-paru, mentransportasikan Oksigen ke jaringan didalam Pembuluh darah, melepaskan Oksigen pada jaringan yang membutuhkan, membawa CO2 sebagai sisa metabolisme dari jaringan ke paru-paru dan mempertahankan keseimbangan asam basa dengan menjalankan fungsi pengikatan oksigen dan karbondioksida tersebut. Hb memiliki warna ungu kebiruan saat tidak mengandung oksigen. Tetapi akan menjadi merah saat dipenuhi oksigen. Hb yang banyak mengandung Oksigen disebut dengan Oxyhemoglobin <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
b. Transport O2 dalam Darah <br />
Hb akan mengikat O2 dari kantung-kantung udara di alveolus paru-paru sehingga membentuk oxyhemoglobin dengan berikatan dengan atom besi. Oksihemoglobin kemudian ikut sirkulasi darah dalam eritrosit dan akan memindahkan oksigen ke sel yang membutuhkan. Kemampuan ikatan antara O2 dengan Hb lebih rendah dibandingkan dengan zat-zat racun tertentu seperti insektisida, sulfur dioksida, CO menyebabkan Hb tidak mampu mengikat O2. CO yang dihasilkan dari asap knalpot dan rokok memiliki kemampuan 210 kali lebih lepat dibandingkan O2. 0,1-0,2 % kadar CO dalam udara dapat menyebabkan kematian karena memblok kemampuan ikatan oksigen.<br />
<br />
c. Transport CO2 dalam Darah<br />
CO2 lebih mudah larut dlm air dibandingkan dengan O2 dan lebih mudah melewati dinding kapiler dari jaringan. CO2 diitransport dengan 3 cara:<br />
1) Enampuluh persen (60% ) CO2 bereaksi dengan air untuk membentuk Asam karbonat:<br />
CO2 + H2O H2CO3 HCO3- + H+<br />
2) Tigapuluh persen (30%) CO2 bereaksi langsung dengan Hb membentuk Carbaminohemoglobin (HbCO2) <br />
3) Sepuluh persen (10%) CO2 diikat langsung oleh plasma dan sel darah merah sebagai molekul CO2 <br />
<br />
d. Membran eritrosit<br />
Eritrosit memiliki membran yang tipis, kuat dan fleksibel sehingga eritrosit dapat bergerak dengan mudah melewati pembuluh darah yang kecil sekalipun. Membran permeabel terhadap air, O2, CO2, glukosa, urea, dan beberapa senyawa lain, tetapi impermeabel terhadap Hb dan protein besar yang lain. Membran eritrosit dalam kondisi normal cairan dalam sel dengan diluar sel sama. Jika konsentrasi solut plasma meningkat maka air di luar erotrosit lebih rendah daripada di dalam eritrosit dan plasma menjadi hipertonik. Sehingga air meninggalkan sel lebih cepat daripada yang memasuki sel sehingga sel menjadi menyusut. Sebaliknya jika konsentrasi solut dalam plasma menurun, maka air dalam plasma lebih dibandingkan dengan didalam sel, dan plasma menjadi hipotonik sehingga air lebih cepat memasuki sel daripada yang keluar dan sel menjadi bengkak dan mudah mengalami pecah. Pecahnya eritrosit disebut dengan hemolisis.<br />
Dalam kondisi normal cairan dalam sel dengan diluar sel sama. Jika konsentrasi solut plasma meningkat maka air di luar erotrosit lebih rendah daripada di dalam eritrosit dan plasma menjadi hipertonik. Sehingga air meninggalkan sel lebih cepat daripada yang memasuki sel sehingga sel menjadi menyusut. Sebaliknya jika konsentrasi solut dalam plasma menurun, maka air dalam plasma lebih dibandingkan dengan didalam sel, dan plasma menjadi hipotonik sehingga air lebih cepat memasuki sel daripada yang keluar dan sel menjadi bengkak dan mudah mengalami pecah. Pecahnya eritrosit disebut dengan hemolisis. <br />
Sebelum kelahiran, fetus memproduksi sel darah secara progresive di yolk sac, hati dan limpa sampai dengan bulan kelima. Setelah itu menurun di organ tersebut dan meningkat di sumsum tulang. Setelah lahir eritrosit diproduksi utamanya dan terusmenerus di sumsum tulang (merah) di beberapa tulang: vertebrata, Rusuk, sternum, pelvis dan pada ujung atas femur dan humerus. Proses tersebut disebut erytropoiesis <br />
<br />
e. Eritropoiesis<br />
Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi jumlah oksigen ke jaringan akan meningkatkan kecepatan pembentukan sel darah merah/eritropoiesis. Faktor utama yang dapat merangsang pembentukan sel darah merah adalah eritropoietin. Keadaan hipoksia akan meningkatkan produksi eritropoietin yang diproduksi oleh ginjal, selanjutnya eritropoietin akan meningkatkan proses pembentukan sel darah merah sampai keadaan hipoksia tertanggulangi. Pengeluaran eritropoietin dari ginjal dipicu karena darah yang anemis dari kapiler peritubular tidak dapat mengirim oksigen ke sel epitel tubulus ginjal dimana epitel tubulus ginjal memakai banyak sekali oksigen. Selain dipicu oleh hipoksia di ginjal, pengeluaran eritropoietin juga dipicu oleh epinefrin dan norepinefrin serta beberapa prostaglandin. <br />
Eritropoietin akan merangsang produksi proeritroblas dari sel-sel stem hemopoietik dalam sumsum tulang menjadi Basofil eritroblas, polikromatofil eritroblas, Retikulosit dan akhirnya menjadi eritrosit. Proses pembentukan eritrosit dari proeritroblas sampai dengan polikromatofil eritroblas terjadi di sumsum tulang dan setelah menjadi retikulosit sel darah merah akan di lepaskan ke sirkulasi sampai terjadi proses pematangan yang berlanjut menjadi eritrosit matang dan bersirkulasi sampai dengan sekitar 120 hari sebelum akhirnya rusak. <br />
<br />
Gambar 9.1: Tahap-tahap pembentukan sel darah merah (Martini, 2001, hal 633)<br />
<br />
1) Nutrisi yang penting dalam proses eritropoiesis<br />
Produksi dan destruksi eritroist dipertahankan dalam level yang seimbang, stabil. Jika eritrosit hilang dari sirkulasi, eritropoiesis meningkat sampai dengan level eritrosit normal. Normal produksi eritrosit pada dewasa ± 10 milyar sel satu jam . karena terus menerus harus memenuhi kebutuahan akan sel darah merah, maka sel-sel sumsum tulang merupakan sel yang tumbuh dan bereproduksi paling cepat di seluruh tubuh. Proses reproduksi tersebut dipengaruhi oleh nutrisi seseorang. Nutrisi yang penting untuk mempertahankan keadaan ini adalah: <br />
a) Asam amino untuk produksi Hb<br />
b) Zat besi untuk produksi heme<br />
c) Riboflavin, vit B12, asam folat untuk pematangan sel<br />
d) Vitamin B6 untuk sintesa hemoglobin.<br />
Dua vitamin yang khususnya penting untuk pematangan akhir sel darah merah adalah vitamin B12 (sianokobalamin) dan asam folat. Keduanya bersifat penting untuk sintesis DNA untuk pembentukan timidin trifosfst. Oleh karena itu, kekurangan kedua vitamin ini dapat menyebabkan penurunan DNA dan mengakibatkan kegagalan pematangan dan pembelahan inti. Kondisi ini menghasilkan sel darah merah yang ukurannya lebih besar atau disebut makrositik yang memiliki membran yang sangat tipis dan bentuk tidak teratur. Sel darah merah makrositik ini setelah dilepas ke sirkulasi masih dapat mengikat oksigen tetapi karena rapuh sel memiliki masa hidup yang lebih pendek. Penyebab utama kegagalan pematangan adalah karena kegagalan absorpsi Vitamin B12 dari saluran pencernaan karena atrofi mukosa lambung sehingga kekurangan faktor intrinsik yang berperan dalam absorpsi vitamin ini. Keadaan tersebut disebut dengan anemia pernisiosa. Kegagalan pematangan karena defisiensi asam folat sering akibat penyakit usus seperti sariawan usus/sprue. Asam folat banyak ditemukan pada sayuran hijau, buah-buahan tertentu, hati. Asam folat mudah hancur selama makanan dimasak<br />
2) Proses pembentukan Hemoglobin<br />
Dalam proses pembentukan Hb, sintesis Hb dimulai dalam proeritroblast dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit. Dalam proses pembentukan Hb ini mmemerlukan besi. Besi akan berikatan dengan protoporfirin IX membentuk molekul heme. Akhirnya setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang yang disebut dengan globin. <br />
3) Peranan Zat Besi dalam proses pembentukan Hemoglobin <br />
Zat besi penting untuk pembentukan hemoglobin, mioglobin, sitokrom, sitokrom oksidase, peroksidase dan katalase. Jumlah total besi dalam tubuh rata-rata 4-5 gram, sekitar 65%nya dijumpai dalam bentuk hemoglobin. Ketika besi di absorpsi dari usus halus, besi segera bergabung dalam plasma darah dengan beta globulin yaitu apotransferin untuk membentuk transferin yang selanjutnya diangkut dalam plasma. Kelebihan besi dalam darah disimpan dalam seluruh sel tubuh terutama di hepatosit hati dan sedikit di sel retikuloendotelial sumsum tulang. Besi yang disimpan dalam bentuk ferritin disebut besi cadangan. Di tempat penyimpanan ada sedikit besi yang tersimpan dalam bentuk yang tidak larut disebut hemosiderin. Hal ini terjadi jika jumlah total besi dalam tubuh melebihi yang daspat ditampung oleh tempat penyimpanan apoferitin untuk dibentuk menjadi ferritin. <br />
Jika jumlah besi dalam darah kurang maka besi akan dilepaskan dengan mudah dari feriitin, tetapi tidak demikian halnya dengan hemosiderin yang cukup sulit. Transferin akan terikat dengan sangat kuat dengan reseptor pada membran eritroblast di sumsum tulang. Selanjutnya transferin akan memasuki eritroblas dengan cara endositosis dan langsung menuju mitokondria tempat sintesis heme. <br />
Setiap hari, manusia mengekskresikan sekitar 1 miligram besi terutama dalam tinja. Jika terjadi perdarahan maka jumlha besi yang hilang lebih banyak lagi. Pada wanita, hilangnya darah menstruasi mengakibatkan kehilangan besi rata-rata 2 mg/hari. <br />
Besi diabsorpsi dari semua bagian usus halus dengan proses sebagai berikut: hati menyekresi apotransferin kedalam empedu yang mengalir ke duodenum. Di usu halus apotransferin berikatan dengan besi bebas dan dengan beberapa senyawa besi seperti hemoglobin dan mioglobin dari makanan. Ikatan apotransferin dengan besi ini membentuk transferin yang kemudian berikatan dengan reseptor pada membran sel epitel usus. Kemudian dengan cara pinositosis molekul transferin diabsorpsi kedalam sel epitel dan masuk kedalam peredaran darah dalam bentuk transferin plasma. <br />
Hemoragic menyebabkan terjadinya Hipoxia sehingga tekanan oksigen menurun. Penurunan tekanan oksigen ini akan menyebabkan Stimulasi produksi eritroprotein sehingga Hemocytoblast meningkat, sehingga meningkatkan eritrosit. Peningkatan eritrosit menyebabkan Tekanan Oksigen dan kandungan oksigen meningkat sehingga hipoxia menurun dan keadaan kembali kepada keadaan hemostatis. <br />
<br />
f. Pemecahan Sel Darah Merah <br />
Masa hidup eritrosit sekitar 120 hari. Terutama karena tidak memiliki nukleus dan tidak mampu untuk mengubah enzim dan protein yang dilakukan untuk mempertahankan fungsinya. Eritrosit menggunakan glukosa untuk energi tapi tidak dapat mensintesa banyak protein. Eritrosit yang sudah mulai tua dan rapuh akan masuk ke sinusoid yang ada di limpa. Membrannya menjadi ruptur dan sisa-sisa sel di fagositosis oleh makrofag. Makrofag menghancurkan Hb menjadi asam amino dan mengembalikannya kedalam tubuh utnuk disintesa kembali menjadi protein yang baru. Heme dari Hb akan dikonversi menjadi biliverdin dan kemudian menjadi bilirubin. Dengan berikatan dengan albumin plasma bilirubin dibawa ke hati. Dihati bilirubin dikonjugasi dengan asam glukoronat menjadi bilirubin terkonjugasi dan disekresikan kedalam kandung empedu. Zat besi dari heme dikonjugasi dengan protein dan disimpan dalam sumsum tulang sebagai ferritin<br />
<br />
2. LEUKOSIT<br />
Leukosit berfungsi untuk menghancurkan Mikro Organisme di daerah infeksi dan membantu menghancurkan bahan-bahan kimia. Pada orang dewasa ± 1000 eritrosit untuk setiap satu leukosit. Jumlah normal leukosit sekitar 4000 sampai dengan 12.000 mm3.<br />
Produksi leukosit disebut dengan leukopoiesis.Leukopoiesis terjadi di jaringan limphoid seperti kelenjar limfe, limpa dan tonsil. Secara garis besar leukosit diklasifikasikan kedalam: Agranulosit (Mononuclear leukosit) dan Granulosit (Polymorphonuclear leukosit).<br />
a. Granulosit (Polymorphonuclear Leukosit). <br />
Tiga jenis Granulosit yaitu Neutropil (sekitar 60%), Eosinopil dan Basopil<br />
<br />
1) Neutropil<br />
Neutropil seperti amuba, memiliki pseudopodia. Netropil berfungsi untuk menghancurkan mikroorganoisme dan partikel-partikel lain. Granula dalam sitoplasma mengandung enzim (lisozim) yang menghancurkan mikroorganisme dan partikel-partikel. Dalam proses fagositosis Netropil juga mungkin akan mengalami kerusakan. Mikroorgranisme yang mati dan netropil yang rusak akan membentuk PU. Netropil dapat memasuki area yang mengalami perlukaan atau infeksi karena adanya bantuan zat kimia yang menuntun netropil yang disebut dengan kemotaksis. Neutropil dapat melalui membran kapiler dengan cara merubah bentuknya menjadi lebih panjang dan tipis untuk melalui membran yang disebut dengan diapedesis.<br />
<br />
2) Eosinophil<br />
Seperti neutropil, eosinophil memiliki kemampuan fagositosis dan memiliki pergerakan amuboid. Granulanya mengandung lisosom. Lebih berperan dalam memfagosit kompleks antigen-antibodi. Untuk alasan yang belum diketahuipasti, eosinophil meningkat dalam serangan alergi, infeksi parasit, dan beberapa penyakit autoimun dan dalam beberapa jenis kanker. Eosinopil mengandung plasminogen yang merupakan protein yang membantu dalam proses penghancuran kemballi bekuan darah.<br />
<br />
3) Basophil<br />
Granula dari basophil mengandung heparin (anti pembekuan), histamin (menyebabkan dilatasi pembuluh darah pada tubuh secara umum dan kontriksi pembuluh darah di paru-paru) dan substansi Slow-reacting dari allergi (SRS-A, diproduksi pada gejala allergi seperti asthma). Fungsi pasti belum diketahui tapi berperan dalam fagositosis dan dapat menyebabkan anaphilaktik shock atau shock sirkulasi. Kebanyakan/sebagian besar netrophil dalam pembuluh darah tidak benar-benar bersirkulasi tapi dalam keadaan siap bergerak jika dibutuhkan, dan berada dibagian dalam dinding pembuluh darah. Kebanyakan granulosit berumur 5-10 hari. <br />
<br />
b. Agranulosit (Mononuclear Leukosit)<br />
Dua jenis Agranulosit yaitu Monosit dan Limfosit. <br />
1) Monosit<br />
Biasanya memiliki sedikit nonspesifik granula lisosom dalam sitoplasmanya, diproduksi di sumsum tulang dari monoblas dan memasuki pembuluh darah setelah sekitar 30-70 jam. <br />
2) Limfosit<br />
Terdapat dua jenis limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T. Llimfosit B diproduksi di sumsum tulang dan berkumpul di jaringan limfe. Limfosit T di produksi di kelenjar timus dan berkumpul di jaringan limfe. Keduanya berperan dalam sistem imunologi. <br />
<br />
3. TROMBOSIT/PLATELET<br />
Trombosit memiliki ukuran seperempat ukuran eritrosit. Fungsi utamanya adalah untuk pembekuan. Jumlah normal trombosit sekitar 350.000/ mm3. Masa hidup trombosit sekitar 7-8 hari. Trombosit dibentuk dari megakaryoblas. <br />
<br />
<br />
<br />
E. PEMERIKSAAN DARAH<br />
Hb: Laki-laki : 14-18 g /10 mL<br />
Wanita: 12-16 g/10 mL<br />
HCt (hematokrit): Volume sel darah merah dalam darah: dengan cara sentrifuse<br />
HCt 46%: 46 ml sel darah merah dalam 100 ml Whole Blood<br />
HCt laki-laki: 45-52%, Wanita 37-48%<br />
Sel darah merah dan platelet : 2 ml dan<br />
Plasma 52 ml<br />
<br />
F. MEKANISME HEMOSTATIS<br />
Tiga bagian mekanisme hemostatis yaitu: (1) Kontriksi pembuluh darah, (2) Agregasi trombosit dan (3) Pembekuan Darah. <br />
<br />
1. Fase Vasokontriksi <br />
Normalnya ketika jaringan mengalami kerusakan dan darah keluar adri pembuluh darah, maka pembuluh darah akan berkontriksi untuk mengecilkan permukaan pembuluh darah yang terbuka dan melambatkan aliran darah. Vasokontriksi otot halus pembuluh darah merupakan respon terhadap injuri dan platelet yang mengeluarkan bahan kimia vasokonstriktor.<br />
<br />
2. Fase Platelet/agregasi trombosit.<br />
Pada daerah trauma terjadi edema dan terbentuknya kolagen. Granula platelet melepaskan serotonin, ADP, prostaglandin dan fosfolipid. Serotonin dan prostaglandin menstimulasi vasokontriksi. Fosfolipid mengaktifkan faktor pembeku dan ADP menyebabkan platelet menjadi sangat lengket satu sama lain sehingga membentuk gumpalan platelet menutup pembuluh darah. Proses ini disebut dengan agregasi platelet atau agregasi trombosit. <br />
<br />
3. Fase Pembekuan/Koagulasi. <br />
a. Dibantu oleh globulin plasma, antihemofilik faktor (AHF),platelet hancur/pecah melepaskan enzim tromboplastinogenase dan platelet faktor.<br />
b. Tromboplastinogenase berikatan dengan AHF untuk merubah globulin plasma. Tromboplastinogen berubah menjadi enzim tromboplastin.<br />
c. Tromboplastin berikatan dengan ion Ca untuk mengubah protein plasma yang tidak aktif menjadi anzim yang aktif trombin<br />
d. Trombin bekerja sebagai katalis untuk merubah soluble plasma protein. Fibrinogen menjadi insoluble plasma protein fibrin.<br />
e. Fibrin menjadi benang-benang yang menjerat sel-sel darah dan membantu membentuk bekuan.<br />
<br />
Ringkasan:<br />
Tromboplastinogenase+AHF<br />
Tromboplastinogen Trombopalstin<br />
<br />
Tromboplastin+ion Ca<br />
Protombin Trombin<br />
Trombin<br />
Fibrinogen Fibrin<br />
<br />
Faktor-faktor pembekuan: <br />
I Fibrinogem<br />
II Protrombin<br />
III Tromboplastin/faktor jaringan<br />
IV Ion Ca<br />
V Proakselerin/labil factor/globulin akselerator<br />
VII Serum prothrombin conversion accelerator (SPCA)/stabil factor/prokonvertin<br />
VIII Antihemofilik Faktor (AHF), antihemofilik factor A/ antihemolitik globulin (AHG)<br />
IX Plasma Thromboplastin component (PTC), Christmas factor/antihemofilik factor B<br />
X Stuart Faktor<br />
XI Plasma Tromboplastin Antecedent (PTA)/antihemofilik factor C<br />
XII Hageman Factor<br />
XIII Fibrin-stabilizing factor (FSF)/lakilorand factor<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Jalur Intrinsik proses pembekuan: <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Jalur ekstrinsik proses pembekuan<br />
<br />
Secara keseluruhan proses pembekuan dapat digambarkan pada gambar berikut ini: <br />
<br />
Gambar 9.2: Tahap-tahap Pembekuan (Martini, 2001, hal 647)<br />
<br />
Hemostasis dan sistem persyarafan<br />
Sistem syaraf simpatis membantu untuk menghentikan perdarahan. Ketika tubuhkehilangan lebih dari 10% darah maka tubuh akan mengalam drop dan tekanan darah menurun sehingga terjadi shock. Tekanan darah yang menurun menyebabkan kontriksi vena dan arteri kecil untuk meningkatkan HR. Manusia mati jika kehilangan 15-20% darah<br />
<br />
Inhibisi pembekuan: Antikoagulan<br />
1. Heparin. Merupakan polisakarida yang dihasilkan oleh sel mast dan basofil. Heparin terkonsentrasi di liver dan paru-paru. Heparin + antitrombin co faktor ada dalam sirkulasi darah sehingga darah tidak membeku. <br />
2. Fibrinolisis: pencegahan terhadap pembekuan adalah dengan fibrinolisis oleh plasminogen yang aktif menjadi enzim yang disebut dengan plasmin<br />
3. Obat-obat antikoagulan:<br />
Aspirin/asetylsalicylic: Antikoagulan yang mencegah perlengketan paltelet dan menghambat pelepasan faktor pembeku dari platelet<br />
Urokinase: enzim yang dikeluarkan ginjal, ditemukan diurin, mengaktifkan plasminogen dan fibrinolisis<br />
Streptikinase: dilepaskan oleh bakteri streptokokus, mengaktifkan plasminogen, fibrinolisis<br />
Pemeriksaan Fungsi Bekuan darah:<br />
1. Platelet Count: lebih dari 150.000/mm3<br />
2. Bleeding time: 3-6 menit<br />
3. Clothing time 5-8 menit<br />
4. Protrombin Time 12 detik<br />
<br />
G. GOLONGAN DARAH<br />
Karl Landsteiner mengemukakan bahwa manusia memiliki darah yang berbeda. Ia membedakan dua golongan glikoprotein dipermukaan sel darah merah yaitu antigen A dan B, mereka membentuk aglutinogen dan gumpalan sel darah merah itu disebut hemagglutination. <br />
1. Golongan A memiliki aglutinogen A<br />
2. Golongan B memiliki Aglutinogen B<br />
3. Golongan AB memiliki aglutinogen AB<br />
4. Golongan O tidak memiliki aglutinogen A+B<br />
<br />
Golongan drh Ortu Mungkin Pd Anak Tdk mungkin<br />
A+A A,O AB, B<br />
A+B A,B,AB,O -<br />
A+AB A,B,AB O<br />
A+O A,O AB,B<br />
B+B B,O A,AB<br />
B+AB A,B,AB O<br />
B+O B,O A,AB<br />
AB+AB A,B,AB O<br />
AB+O A,B AB,O<br />
O+O O A,B,AB<br />
<br />
Pengelompokan darah<br />
Gol Aglutinogen Aglutinin Dpt mendonor menrima<br />
Drh (isoantigen) (isoantibodi)<br />
di eritrisit di Plasma<br />
<br />
A B Anti B A,AB A,O<br />
B B Anti A B,AB B,O<br />
AB A,B Non AB A,B,AB,O<br />
O NON Anti A-Anti B A,B,AB,O O<br />
<br />
Faktor Rh<br />
Sekitar 85% kulit putih amerika memiliki Rh+, 15 % tanpa faktor Rh/ Rh-. Di Indonesia pada umumnya Rh-. Sistem Rh mengandung 6 antigen eritrosit (D,C,E c, d dan e), Antigen D lebih penting dalam produksi antibody. Jika darah dari RH+ ditransfusi ke Rh- maka Rh- akan membentuk antibodi terhadap RH+ sel darah merah selama bebrapa bulan dan selanjutnya antibodi timbuh di RH- plasma dan ini membahayakan karena antibodi yang terbentuk akan mengaglutinasi Rh+ sel darah merah. Anak dengan ayah RH+ dan ibu Rh- faktor resiko meningkat jika Rh- ibu mengandung Rh+ anak. Normalnya sirkulasi fetus adalah dari ibu secara garis besar, tapi saat saat tertentu darah fetus dapat mencampuri darah ibu selama akhir kehamilan/saat kelahiran. Jika antigen fetus mencampuri peredaran darah ibu melalui plasenta ibu akan membentuk antibodi sebagai respon antigen RH+ fetus dan masuk kembali melalui plasenta sehingga membahayakan fetus.<br />
<br />
II. JANTUNG<br />
<br />
A. Anatomi Jantung. <br />
Secara struktur, jantung memiliki Panjang ± 12 cm, Lebar ± 9 cm, Berat jantung laki-laki dewasa ± 250-390 gram dan Berat jantung wanita dewasa ± 200-275 gram. Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada. Bagian ujung disebut apex (ICS 4 atau 5 Mid klavikularis), Apex terbentang kearah depan, bawah dan kiri. Apex memiliki kemampuan untuk bergerak terutama saat jantung berkontraksi dan relaksasi. sedangkan bagian pangkal/dasar tidak karena terikat dengan pembuluh pembuluh darah besar<br />
Selaput-selaput yang mengitari jantung disebut perikardium yang terdiri atas dua lapisan yaitu Perikardium parietalis ( lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru) dan Perikardium visceralis (lapisan permukaan dari jantung yang disebut epikardium). Diantara lapisan perikardium tersebut terdapat sedikit cairan pelumas yang berfungsi untuk mnegurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung saat memompa. Cairan tersebut disebut dengan cairan perikardium<br />
Dinding jatung terdiri dari 3 lapisan yaitu Lapisan luar (epikardium/ perikardium visceralis), lapisan tengah (lapisan otot, miokardium) dan Lapisan dalam (endokardium). <br />
Jantung terdiri atas 4 ruang yang disebut atrium yang terdiri atas atrium kanan dan atrium kiri serta ventrikel yang terdiri atas ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Atrium Kanan berfungsi sebagai penampung darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah mengalir dari vena kava superior dan inferior serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Darah lalu dipompakan ke ventrikel kanan. Atrium kiri Menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru melalui 4 buah vena pulmonalils. Lalu darah mengalir ke ventrikel kiri. <br />
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut trabekula. Beberapa alur tampak menonjol yang disebut muskulus papilaris. Ujung muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katup atrioventrikuler oleh serat-serat yang disebut korda tendinae. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 9.2: Struktur Permukaan Jantung (Martini, 2001, hal 657)<br />
<br />
Jantung memilik katup-katup, yaitu katup atrioventrikuler dan katup semi lunar. Katup atrioventrikuler adalah katup yang terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan memiliki tiga buah daun katup yang disebut katup tricuspid dan katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut katup bicuspid atau mitral. Katup atrioventrikuler memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada fase diastolik ventrikel dan mencegah aliran balik pada saat sistol ventrikel (kontraksi). <br />
Katup semilunar terdiri atas katup pulmonal yang terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan arteri pulmonalis dengan ventrikel kanan dan katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar memiliki bentuk yang sama, terdiri dari 3 daun katup yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastol ventrikel. Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi daripada tekanan didalam pembuluh-pembuluh arteri. Dibagian atas daun katup aorta terdapat tiga buah penonjolan dinding aorta yang disebut “sinus valsalva”. Muara arteri koronaria terdapat pada tonjolan-tonjoilan tersebut. Sinus-sinus melindungi muara koroner dari penyumbatan oleh daun katup pada waktu aorta terbuka.<br />
<br />
Gambar 9.3: Anatomi Jantung (Martini, 2001, hal 661)<br />
B. Suplai Darah Pada Jantung <br />
Otot jantung memerlukan lebih banyak oksigen dibandingkan organ lain kecuali otak. Jantung menerima suplai darah dari pembuluh darah sirkulasi koroner. Arteri Koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner terdiri dari arteri koroner kanan dan kiri. <br />
1. Arteri Koroner Kiri<br />
LMCA (Left Main Coronary Artery) mempunyai 2 cabang besar yaitu ramus desenden anterior (Left Anterior desenden, LAD) dan Ramus sirkumpleks (Left Circumflex, LCx). Arteri koronaria kiri melingkari jantung dlam dua lekuk yaitu Sulkus atrioventrikuler yang melingkari jantung antara atrium dan ventrikel dan Sulkus interventrikuler: yang memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekkuk ini dibagian permukaan posterior jantung yang disebut Kruks jantung dimana terdapat Nodus Atrioventrikuler (Nodus AV) dan pembuluh darah yang melewatinya memasok nutrisi untuk nodus tersebut. <br />
Ramus sirkumfleks berjalan disisi kiri jantung di sulkus atrioventrikuler kiri . Ramus sirkumfleks memberi nutrisi pada atrium kiri dan dinding samping serta bawah ventrikel kiri. Ramus desenden anterior memberi nutrisi pada dinding depan ventrikel kiri. Ramus desenden anterior terdapat disebelah depan kiri dan turun kebagian bawah permukaan jantung melalui sulkus interventrikuler sebelah depan lalu melewati apeks jantung dampai dengan kebagian distal bersatu dengan cabang arteri koroner kanan<br />
2. Arteri Koroner Kanan<br />
Berjalan disisi kanan jantung pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya memberi nutrisi pada atrium kanan, ventrikel kanan dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Meskipun Nodus SA (Sinoatrial) letaknya di atrium kanan tetapi hanya 55% kebutuhan nutrisinya dipasok oleh arteri koronaria kanan sedangkan 42% lainnya dipasok oleh cabang-cabang arteri sirkumfleks kiri. Nutrisi Nodus AV: 90% dari arteri koroner kanan dan 10% dari arteri sirkumfleks.<br />
Secara skematik suplai darah ke jantung dari arteri-arteri yang memperdarahinya dapat dilihat pada bagan berikut ini: <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Vena-vena pada jantung terdiri atas Vena Tebesian, Vena Kardiaka anterior dan Sinus Koronarius. Vena Tebesian merupakan sistem yang terkecil, menyalurkan sebagain darah dari miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan. Vena Kardiaka anterior mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian besar besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan. Sinus Koronarius dan cabangnya merupakan sistim vena yang paling besar dan paling penting. Berfungsi menyalurkan pengemballian darah vena miokard ke dalam atrium kanan melalui ostium sinus koronarius yang bermuara di samping vena kava inferior.<br />
<br />
C. Persyarafan Pada Jantung<br />
Efektivitas pompa jantung terutama dikendalikan oleh saraf simpatis dan parasimpatis (vagus). Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan kontraksi otot jantung sehingga meningkatkan cardiac output. Perangsangan parasimpatis yang kuat pada jantung dapat menurunkan denyut jantung bahkan menghentikannya pada beberapa detik dan menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung. <br />
<br />
D. Fisiologi Jantung <br />
Jantung memiliki dua peranan yaitu:<br />
1. Menerima darah yang kurang oksigen dari seluruh tubuh dan mengirimnya ke paru-paru untuk mendapatkan oksigen<br />
2. Memompakan darah yang kaya oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh<br />
<br />
Otot jantung memiliki banyak mitokondria yan menyediakan energi yang terus menerus untuk kerja jantung yan cukup berat. Otot jantung juga memiliki myoglobin yang merupakan pigmen otot yang memiliki kandungan oksigen yang cukup tinggi. Ketersediaan cadangan oksigen dalam otot jantung sangat penting karena jantung akan berhenti berdenyut jika tidak terdapat cadangan oksigen.<br />
<br />
1. Elektrofisiologi sel-sel otot jantung<br />
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat dari perubahan permeabilitas membran sel yang memungkinkan pergerakan ion-ion melalui membran tersebut. Dengan masuknya ion-ion ini,maka muatan listrik sepanjang membran mengalami perubahan yang relatif. Terdapat 3 ion yange mempunyai fungsi penting dalam elektrofisiologi sel yuaitu: K+, Na+ dan Ca+. Kalium lebih banyak terdapat dalam sel, sedangkan Natrium dan Kalsium diluar. Perpindahan ion Khlor juga terjadi pada sel-sel otot jantung. <br />
Dalam keadaan istirahat sel-sel otot jantung mempunyai muatan positif dibagian luar sel dan muatan negatif dibagian dalam sel, ini dapat dibuktikan dengan Galvanometer. Perbedaan muatan antara bagian luar dan bagian dalam sel disebut “resting membrane potential”. Bila sel dirangsang, akan terjadi perubahan muatan. Aksi potensial pada jantungg dapat disebabkan oleh rangsangan listrika, kimia, mekanik, dan termis. Penyebab-penyebab tersebut diatas akan mengakibatkan perubahan permeabilitas membran terhadap ion-ion. Aksi potensial dibagi atas lima fase sesuai dengan elektrofisiologi yang terjadi, yaitu:<br />
a. Potensial membran istirahat otot jantung sekitar -90 mVolt<br />
b. Depolarisasi pada jantung dihasilkan dari perpindahan sejumlah besar natrium kedalam sel (30 mVolt)<br />
c. Fase repolarisasi awal akibat dari pergerakan ion Cl (bermuatan negatif) ke dalam sel setelah depolarisasi (20 mVolt)<br />
d. Fase Plateau pada otot jantung lebih lama daripada otot lain dan syaraf. Otot jantung juga memiliki masa refrakter yaitu saat dimana dia tidak berespon dengan stimulus sampai dengan potensial aksi selesai. Selama fase ini tidak ada perubahan muatan listrik. Terdapat keseimbangan antara ion positif yang masuk dan keluar. Yang menyebabkan fase ini adalah masuknya Ca++ dan Na+ kedalam sel secara perlahan-lahan yang diimbangi dengan keluarnya K+ dari dalam sel. Masa Plateau bermanfaat untuk pengisian kembali darah pada jantung dan memastikan bahwa tidak ada denyut tambahan yang terjadi selama impuls listrik berjalan di jantung. <br />
e. Repolarisasi. Pada masa ini muatan Ca++ dan Na+ berangsur-angsur tidak mengalir lagi dan permeabilitas terhadap K+ sangat tinggi sehingga K+ keluar dengan cepat. Akibatnya muatan positif dalam sela sangat berkurang sehingga muatan dalam sel relatif negatif dan muatan diluar sel menjadi relatif positif. <br />
Secara skematik penjelesan tentang kelistrikan jantung tersebut dapat di ilistrasikan pada gambar berikut ini: <br />
Gambar 9.4: (Carola, , hal 661)<br />
<br />
2. Sistem Konduksi/Hantaran<br />
Didalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat khusus, yaitu:<br />
a. Otomatisasi yaitu kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan<br />
b. Irama yaitu pembentukan impuls yang teratur<br />
c. Daya konduksi yaitu kemampuan untuk menyalurkan impuls<br />
d. Daya rangsang yaitu kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang<br />
<br />
Berdasarkan sifat-sifat tersebut diatas, maka secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui sistem hantar untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls dimulai dari nodus SA, nodus AV, sampai ke sersbut purkinye <br />
a. Nodus SA<br />
Disebut pemacu alami karena secara teratur mengeluarkan aliran listrik/impuls yang kemudian menggerakkan jantung secara otomatis. Pada keadaan normal impuls yang dikeluarkan frekuensinya 60-100 kali /menit. Nodus SA dapat menghasilkan impuls karena adanya sel-sel “pacemaker” yang mengeluarkan impuls secar otomatis. Sel ini dipengaruhi oleh syaraf simpatis dan parasimpatis. Bila seseoang dalam keadaan marah maka rangsangan syaraf simpatis meningkat dan syaraf parasimpatis menurun, berakibat dengan takhikardi. “valsava manuver” menyebabkan rangsangan dan para-simpatis meningkat sehingga mengakibatkan bradikardia. Nodus SA terletak di dekat muara vena kava superior<br />
b. Traktus internodal<br />
Menghantarkan impuls dari nodus SA ke nodus AV. Traktus internodal terdiri dari:<br />
- Jalur Anterior <br />
- Jalur Middle <br />
- Jalur Posterior <br />
c. “BRACHMAN Bundle”<br />
Menghantarkan impuls dari nodus SA ke atrium kiri<br />
d. Nodus AV<br />
Letaknya didalam dinding septum (sekat) atrium sebelah kanan, tepat diatas katup trikuspid dekat muara sinus koronarius. Mempunyai dua fungsi yang penting yaitu menahan Impuls jantung selama 0,08-0,12 detik, untuk memungkinkan pengisian ventrikel selama atrium berkontraksi dan mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel. Nodus AV dapat menghasilkan impuls dengan frekuensi 40-60 kali/menit<br />
e. “Bundle of HIS”<br />
Berfungsi menghantarkan impuls dari nodus AV ke sistem “branch bundle”.<br />
f. Sistim “Bundle Branch”<br />
Merupakan lanjutan dari “bundle of Hiss” yang bercabang menjadi dua yaitu:<br />
1) “Righat bundle branch” (RBB/cabang kanan): mengirim impuls ke otot jantung ventrikel kanan<br />
2) “Left bundle branch” (LBB/cabang kiri), yang terbagi dua yakni:<br />
o Deviasi ke belakang (left posterior vesicle), menghantarkan, impuls ke endokard ventrikel kiri bagian posterior dan inferior. <br />
o Deviasi ke depan (left anterior vesicle), menghantarkan impuls ke endokard ventrikal kiri bagian anterior dan superior<br />
g. Sistem purkinye<br />
Merupakan bagian ujung dari bundle branch. Menghantarkan/ mengirimkan impuls menuju lapisan sub-endokard pada kedua ventrikel Sehingga terjadi depolarisasi yang diikuti oleh kontraksi ventrikel. Sel-sel pacemaker di sub-endokard ventrikel dapat menghasilkan impuls dengan frekuensi 20-40 kali/menit. Pemacu-pemacu cadangan ini mempunyai fungsi sangat penting. Yakni untuk mencegah berhentinya denyut jantung pada waktu pemacu alami (nodus SA) tidak berfungsi. <br />
<br />
Sistem konduksi pada jantung secara garis besar dapat dilihat pada gambar berikut ini. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 9.5: Anatomi Jantung (Martini, 2001, hal 661)<br />
<br />
3. Elektrokardiogram.<br />
Elektrokardiogram (EKG) merekam Frekuensi dan perjalanan listrik dari nodus SA sampai dengan serabut purkinye. EKG merupakan alat diagnostik yang cukup efektif dalam mengetahui fungsi jantung. EKG dapat melihat: Gangguan irama, Pembesaran atrium maupun ventrikel, adanyakerusakan myokard, perubahan kadar ion-ion yang abnormal. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 9.6: Anatomi Jantung (Martini, 2001, hal 661)<br />
Gelombang P menggambarkan depolarisasi Atrium. P-R Interval menggambarkan waktu antara mulai depolarisasi atrium dan waktu mulai depolarisasi ventrikel. P-R Segmen menggambarkan depolarisasi atrium dan penghantaran melalui nodus AV. QRS Kompleks menggambarkan depolarisasi Ventrikel. S-T Segmen menggambarkan akhir depolarisasi ventrikel sampai permulaan repolarisasi vebtrikel. Gelombang T menggambarkan Repolarisasi Ventrikel. S-T Interval menggambarkan Interval antara akhir depolarisasi dan akhir repolarisasi ventrikel. Q-T Interval menggambarkan waktu depolarisasi ventrikel sampai dengan repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium bersamaan waktunya dengan depolarisasi ventrikel sehingga tidak tampak dalam EKG. <br />
<br />
4. Siklus Jantung<br />
<br />
Dalam siklus jantung terjadi sistol dan diastole. Sistol adalah Kontraksi atrium dan ventrikel sedangkan Diastol merupakan Relaksasi Atrium dan ventrikel. Saat Atrial sistol kedua atrium berkontraksi memompakan darah ke ventrikel dan saat Ventrikular sistol kedua ventrikel kontraksi memompakan darah ke arteri pulmonalis dan aorta. Selama Atrial Diastol (Relaksasi atrium), atrium terisi kembali oleh darah dari vena-vena besar dari tubuh dan selama Ventrikular Diastol (Relaksasi ventrikel, dimulai sebelum atrial sistol), ventrikel terisi darah dari atrium. <br />
<br />
<br />
<br />
Secara skematik siklus jantung dapat diilustrasikan sebagai berikut: <br />
Depolarisasi menjalar keseluruh ventrikel <br />
<br />
Ventrikel kontraksi<br />
tekanan didalamnya meningkat melebihi tekanan atrium<br />
<br />
Penutupan katup mitral dan trikuspid (bunyi jantung 1). <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Tekanan ventrikel terus meningkat<br />
melebihi tekanan aorta Dan arteri pulmonalis<br />
<br />
katup aorta dan arteri pulmonalis terbuka<br />
<br />
darah keluar dari ventrikel (fase ejeksi cepat)<br />
<br />
tekanan dalam ventrikel menurun <br />
<br />
Tekanan terus menurun dan lebih rendah dari tekanan<br />
Aorta atau arteri pulmonalis<br />
<br />
Katup semilunar menutup<br />
(bunyi jantung 2)<br />
darah dari vena pulmonal dan vena kava <br />
mengisi kedua atrium<br />
<br />
peningkatan tekanan atrium <br />
<br />
katup trikuspid dan mitral terbuka <br />
<br />
darah mengalir ke ventrikel secara cepat<br />
(fase pengisian cepat)<br />
makin lama makin lambat<br />
<br />
berhenti<br />
(tekanan atrium dan ventrikel sama) <br />
<br />
kontraksi atrium<br />
(Depolarisasi atrium) sisa darah didalam atrium masuk ke ventrikel<br />
Dengan menggunakan gambar siklus jantung dapat diilustrasikan sebagai berikut: <br />
<br />
<br />
5. Faktor Penentu Kerja Jantung<br />
Fungsi jantung dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling terkait dalam menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan Curah jantung (Cardiac Output ) yaitu:<br />
1. Beban awal (preload)<br />
2. Kontraktilitas<br />
3. Beban Akhir (afterload)<br />
4. Frekuensi jantung<br />
Curah jantung merupakan faktor utama yang perlu diperhitungkan dalam sirkulasi, karena curah jantung mempunyai peranan penting dalam transportasi darah. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan oleh oleh ventrikel dalam satu menit. Nilai normal pada orang dewasa sekitar 5 liter/menit. Pengaturan curah jantung tergantung dari dua variabel yaitu frekuensi jantung dan volume sekuncup. <br />
Isi atau volume sekuncup merupakan sejumlah darah yang dipompakan keluar dari masing-masing ventrikel setiap denyut jantung. Volume sekuncup tergantung dari 3 variabel: Beban awal, kontraktilitas, beban akhir.<br />
<br />
II. PEMBULUH DARAH<br />
A. Anatomi Pembuluh Darah. <br />
Pembuluh darah dalam system sirkulasi terdiri atas Arteri, Arteriol, Kapiler, Venul dan Vena. Secara gambaran anatomis dapat di perlihatkan sebagai berikut: <br />
<br />
Gambar 9.7: Histologi Struktur Pembuluh Darah (Martini, 2001, hal 695)<br />
<br />
1. Arteri <br />
Arteri berfungsi untuk transportasi dengan tekanan yang tinggi ke jaringan jaringan. Karena itu sistem arteri mempunyai dinding yang kuat, dan darah mengalir dengan cepat menuju jaringan. Dinding aorta dan arteri relatif mengandung banyak jaringan elastis. Dinding tersebut teregang waktu sistol dan mengadakan rekoil pada saat diastol.<br />
Saluran pada pembuluh darah termasuk arteri disebut dengan lumen. Lumen arteri dikelilingi oleh lapisan tipis yang disebut dengan tunika. Tunika intima merupakan lapisan paling dalam, terdiri atas sel endotel, lapisan sub endotel merupakan jaringan ikat, dan lapisan paling luar merupakan serat elastis. Tunika Media merupakan lapisan setelah tunika intima, terutama terdiri atas jaringan ikat, sel otot polos dan jaringan elastis. Arteri yang lebih besar memiliki jaringan elastis yang lebih banyak dibandingkan dengan otot polos. Pada arteri yang lebih kecil jaringan elastis di tunika media digantikan oleh otot polos. Pada bagian paling luar terdapat Tunika Adventitia, terutama tersusun atas serabut kolagen dan jaringan elastis. Terdapat syaraf dan pembuluh limfe. Pada arteri yang lebih besar banyak mengandung pembuluh darah yang disebut vasa vasorum. <br />
<br />
2. Arteriol <br />
Arteriol merupakan cabang-cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol juga mempunyai dinding yang kuat. Arteriol mampu konstriksi/menyempit secara komplit atau dilatasi/melebar sampai beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur aliran darah ke kapiler. Dinding arteriol mengandung sedikit jaringan elastis dan lebih banyak otot polos . Otot ini dipersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang fungsinya vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu utama resisten /tahanan aliran darah, perubahan kecil pada diameternya menyebabkan perubahan yang besar terhadap resistensi perifer <br />
<br />
3. Kapiler<br />
Kapiler berfungsi sebagai tempat pertukaran cairan dan nutrisi antara arah dan ruang intersitial. Untuk peran ini kapiler dilengkapi dinding yang sangat tipis dan permeabel terhadap subtansi-subtansi bermolekul halus. <br />
<br />
<br />
Gambar 9.8: Struktur Kapiler (Martini, 2001, hal 699)<br />
<br />
4. Venul<br />
Dinding venul hanya sedikit lebih tebal daripada dinding kapiler. Venul berfungsi menampung darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung kedalam vena yang lebih besar.<br />
<br />
5. Vena<br />
Vena berfungsi sebagai jalur transportasi darah dari jaringan kembali ke jantung. Karena tekanan dalam sistem vena rendah (0 – 5 mmHg),maka dinding vena tipis namun berotot dan ini memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh. Kebanyakan vena membawa darah yang kurang oksigen kecuali di beberapa tempat yaitu:<br />
a. Empat buah vena pulmonal<br />
b. Vena pada sistem portal hepatik<br />
c. Sistem Portal Hipofisis<br />
Vena memiliki tiga lapisan seperti pada arteri yaitu Tunika intima, media dan adventitia. Tunika media lebih tipis, mengandung lebih sedikit jaringan elastis, jaringan kolagen dan otot polos. Nutrisi disuplai dari vasa vasorum. Vena biasanya memiliki sepasang katup semilunar bikuspid yang memungkinkan darah mengalir hanya pada satu arah dan meminimalkan aliran balik darah. Tekanan darah pada vena rendah dan aliran darahnya dibantu oleh pompa dari otot disekitar vena (tekanan pada vena saat otot berkontraksi). Katup pada vena merupakan bentuk lipatan dari tunika intima. Banyak terdapat pada vena di kaki untuk mencegah gaya gravitasi yang menghambat pengembalian darah ke jantung. Tidak terdapat katup pada vena dengan diameter kurang dari 1 mm atau pada area dengan tekanan otot yang besar seperti pada rongga dada dan abdomen.<br />
<br />
<br />
Gambar 9.9: Arteri Sistemik (Martini, 2001, hal 725)<br />
<br />
<br />
Gambar 9.10: Arteri di Daerah Dada dan Ekstremitas atas (Martini, 2001, hal 727)<br />
<br />
<br />
Gambar 9.11: Arteri besar di Daerah Abdomen (Martini, 2001, hal 730)<br />
<br />
<br />
Gambar 9.12: Vena Besar Sistemik (Martini, 2001, hal 735)<br />
<br />
<br />
Gambar 9.13: Vena Besar di daerah dada, abdomen dan ekstremitas atas (Martini, 2001, hal 738)<br />
<br />
<br />
B. Sirkulasi Darah<br />
Pembuluh-pembuluh darah membentuk lingkaran sirkulasi. Sirkulasi darah didalam tubuh terdapat dua sirkuit yang utama yaitu: sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. <br />
1. Sirkulasi Sistematik<br />
Sirkulasi sistemik memiliki karakteristik sebagai berikut: <br />
a. Mengalirkan darah ke berbagai organ<br />
b. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda<br />
c. Memerlukan tekanan permulaan yang besar<br />
d. Banyak mengalami tahanan<br />
e. Kolom hidrostatik panjang<br />
<br />
Pembuluh darah utama dalam sirkulasi sistemik: <br />
a. Arteri utama adalah aorta dengan bagian pertama yang keluar dari ventrikel kiri adalah ascending aorta, yang melengkkung disebut dengan arkus aorta dan bagian yang turun ke aorta dan abdomen disebut dengan decending aorta.<br />
b. Vena besar yang memasuki atrium kanan adalah vena kava asuperior yang membawa darah dari tubuh bagian atas, vena kava inferior yang membawa darah dari ekstremitas bawah, pelvis dan abdomen. <br />
c. Sinus koronarius mengalirkan darah dari sirkulasi koroner.<br />
<br />
Gambar 9.14: Sirkulasi Sistemik (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
2. Sirkulasi Pulmonal<br />
Sirkulasi Pulmonal memiliki karakteristik sebagai berikut: <br />
1. Hanya mengalirkan darah ke paru-paru<br />
2. Hanya berfungsi untuk paru-paru<br />
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah<br />
4. Hanya sedikit mengalami tahanan<br />
5. Kolom hidrostatiknya pendek<br />
Arteri dan Vena sirkulasi pulmonal<br />
a. Pembuluh darah utama dalam sistem sirkulasi ini adalah: Trunkus pulmonarius dan dua arteri pulmonal yang membawa darah yang belum teroksigenasi dari ventrikel kanan ke paru-paru<br />
b. Darah yang telah teroksigenasi kembali ke atrium kiri melalui 2 vena dari masing-masing paru <br />
<br />
<br />
Gambar 9.15:Sirkulasi Pulmonal (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
3. Sirkulasi Koroner<br />
Efisiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang cukup pada otot jantung. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium melalui cabang-cabang intra-miokardial yang kecil-kecil<br />
Aliran darah koroner meningkat pada:<br />
a. Aktifitas<br />
b. Denyut jantung<br />
c. Rangsang sistem syaraf simpatis<br />
<br />
4. Sirkulasi Portal<br />
Sirkulasi Portal terdiri atas sistem portal hepatik yang membawa darah dari kapiler di intestinal ke hati dan sistem portal hipofisis yang membawa darah dari hipotalamus ke hipofisis. <br />
<br />
<br />
Gambar 9.16: Sistem Portal di Sistem Pencernaan (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
5. Sirkulasi Serebral<br />
Otak di perdarahi oleh empat arteri besar yaitu dua arteri vertebral dan dua arteri karotis interna. Darah dari arteri vertebra memperdarahi serebellum, batang otak, dan bagian posterior dari serebrum. Arteri karotis interna memperdarahi serebrum dan kedua mata. <br />
Pengembalian darah dari otak melalui sinus venosus yang ada di duramater. Dari sinus venosus darah akan masuk ke vena jugularis interna lalu ke vena brachiocephalic dan ke vena kava superior. <br />
<br />
Gambar 9.17: Sirkulasi Serebral/Arteri (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
<br />
Gambar 9.18: Sirkulasi Serebral/Vena (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
6. Sirkulasi Di Kulit<br />
Dilatasi dan kontriksi pemb. Darah dikulit memungkinkan pengaturan radiasi panas dari sistem integumen. Saat tubuh mengalami panas banyak darah yang dialirkan ke bagian permukaan dari kulit dan sebaliknya <br />
<br />
7. Sirkulasi Di Otot Rangka<br />
Otot diberikan nutrisi oleh darah dan darah juga membawa produk buangan baik saat otot beraktivitas maupun istirahat.. Kontrol utama dilakukan oleh vasodilator syaraf simpatis (kolinergik) yang menyebabkan pembuluh darah dilatasi dan meningkatkan aliran darah ketika dibutuhkan. Respon Autoregulasi oleh spinkter prekapiler yang berdilatasi dalam merespon penurunan kadar oksigen di otot otot yang aktif.<br />
<br />
C. Fisiologi Sirkulasi<br />
Prinsip Aliran darah adalah hemodinamik yaitu pengaturan fisiologis dari aliran darah, tekanan dan tahanan dalam mempertahankan homeostasis dan Aliran darah yaitu sejumlah /volume darah yang melewati pembuluh darah dalam waktu tertentu. <br />
<br />
1. Pertimbangan Biofisika: Hubungan antara aliran, tekanan dan tahanan:<br />
a. Aliran <br />
Aliran melalui pembuluh darah ditentukan oleh dua faktor:<br />
1) Perbedaan tekanan (ΔP=P1 – P2) merupakan penyebab terdorongnya darah melalui pembuluh.<br />
2) Hambatan terhadap aliran darah sepanjang pembuluh, yang disebut “vascular resistance” atau tahanan pembuluh.<br />
<br />
Beda tekanan antara dua ujung pembuluh menyebabkan darah mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekenan rendah, sedangkan resistensi/tahanan menghambat aliran.<br />
Perbedaan tekanan antara kedua ujung pembuluh menentukan kecepatan aliran, dan bukan tekanan absolut didalam pembuluh. Misalnya: jika tekanan pada kedua ujung pembuluh 100 mmHG, maka tidak akan ada aliran. <br />
Aliran darah (blood flow) adalah sejumlah darah yang melalui suatu titik pada sirkulasi dalam suatu periode tertentu. Digunakan satuan ml/menit atau L/menit atau ml/detik. Aliran darah pada orang dewasa saat istirahat adalah 5 L/menit, yang disebut sebagai curah jantung (cardiac output). Ini merupakan jumlah darah yang dipompakan ventrikel jantung dalam 1 menit (jumlah darah yang melalui sirkulasi sistemik maupun pulmonal harus sama. <br />
<br />
b. Tekanan Darah<br />
Tekanan darah hampir selalu diukur dengan mmHg, yang telah dipakai sebagai standar referensi selama bertahun-tahun. Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah. Bila seseorang mengatakan tekanan darahnya adalah 50 mmHg, maka tenaga yang dikeluarkan akan cukup mendorong merkuri dalam tabung setinggi 50 mm. <br />
<br />
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah:<br />
1) Tekanan hidrostatik dan gaya gravitasi<br />
2) Volume darah<br />
3) Elastisitas pembuluh darah<br />
4) Cardiac Output<br />
5) Viskositas/kekentalan darah dan resistensi <br />
<br />
Pengaturan Tekanan Darah<br />
1) Pusat Vasomotor<br />
2) Pusat Cardioregulator<br />
3) Baroreseptor<br />
4) Pusat yang lebih tinggi di otak, dan emosi<br />
5) Hormon dan kimia<br />
6) Kemoreseptor<br />
7) Pengaturan oleh ginjal<br />
8) Pertukaran cairan di kapiler<br />
<br />
Pengaturan Tekanan Darah untuk jangka pendek:<br />
1) Sistem Syaraf<br />
• Pusat Vasomotor<br />
• Refleks Baroreseptor<br />
• Refleks Kemoreseptor <br />
• Pengaruh pusat otak tertinggi <br />
2) Kontrol Kimia<br />
• Hormon kelenjar adrenal: epinephrin dan norepinephrin<br />
• Hormon natriuretik atrium<br />
• Hormon ADH<br />
• Angiotensin II <br />
• Endothelium-derived factor<br />
• Nitric Oxide (NO) disebut juga dengan endothelium derived relaxing factor (EDRF)<br />
• Alkohol<br />
• Kimia-kimia inflamasi<br />
<br />
Pengaturan Tekanan Darah untuk jangka panjang oleh ginjal<br />
Ginjal mempertahankan homeostatis tekanan darah dengan meregulasi volume darah dengan mempertahankannya kira-kira sekitar 5 L. Volume darah merupakan faktor penentu utama dari curah jantung. Mempengaruhi tekanan vena, aliran balik, volume akhir diastol dan isi sekuncup. Peningkatan volume darah diikuti dengan peningkatan tekanan darah dan sebaliknya. Peningkatan volume darah serta tekanan darah merangsang ginjal untuk mengeluarkan cairan. <br />
Pengaturan ginjal bersifat langsung dan tidak langsung dalam mengatur tekanan darah. Mekanisme langsung adalah dengan mempengaruhi volume darah (saat vollume/tekanan darah meningkat, filtrasi di glomerulus dipercepat). Mekanisme tidak langsung adalah dengan mekanisme Renin Angiotensin . Saat tekanan arteri menurun ginjal mengeluarkan renin <br />
<br />
Pengaturan tekanan vena<br />
Aliran balik darah ke jantung ditentukan oleh 5 faktor utama:<br />
1) Tekanan arteri<br />
2) Tekanan atrium kanan<br />
3) Resistensi aliran darah didalam pembuluh darah<br />
4) Pompa vena<br />
5) Tekanan hidrostatik<br />
<br />
<br />
<br />
c. Resistensi terhadap aliran Darah<br />
Tahanan/resistensi adalah hambatan terhadap aliran darah dalam suatu pembuluh, yang tidak dapat diukur secara langsung. Akan tetapi tahanan dapat diukur secara tidak langsung, bila besar aliran darah dan perbedaan tekanan dalam pembuluh darah diketahui. Jika beda tekanan antara dua titik adalah 1 mmHg dan alirannya 1 ml/detik maka besar tahanan/resistensi adalah 1pru (Pheriperal resistence unit). Kecepatan aliran darah melalui sistem sirkulasi saat istirahat mendekati 100ml/detik. Perbedaan tekanan antara arteri sistemik dan vena sistemik sekitar 100 mmHg. Jadi SVR (Systemic Vascular Resistence) = 100/100 = 1pru. <br />
Pada tekanan dimana pembuluh-pembuluh darah diseluruh tubuh mengalami vasokontraksi, maka SVR meningkat sampai 4 pru. Bila pembuluh darah mengalami vasodilatasi hebat maka SVR dapat mengecil sampai 0,25 pru. Pada sistem pulmonal, tekanan pulmonal rata-rata (mean pulmonal arteri pressure-MAP) = 13 mmHg, dan tekanan atrium kiri rata-rata (mean left atrial pressure-LAP) = 4 mmHg. Perbedaan tekanan adalah 9 mmHg, maka PVR (Pulmonal Vascular Resistance) dalam keadaan istirahat adalah 0,09 pru. <br />
<br />
2. Viskositas<br />
Viskositas darah sebagian besar tergantung pada hematokrit (Ht), yitu presentase volum darah yang ditempati sel darah merah. Ini berarti pada penderita dengan Ht 40%, maka 40% dari volume darahnya merupakan sel-sel dan sisanya plasma. Ht normal untuk laki-laki ± 42%, sedangkan untuk wanita ± 38%. Makin banyak sel-sel didalam darah maka Ht semakin tinggi, dan semakin banyak gesekan yang terjadi antara berbagai lapisan darah. Viskositas meningkat drastis jika Ht meningkat. Selain Ht dan protein plasma, ada tiga faktor lain yang juga mempengaruhi viskositas darah pada pembuluh darah halus adalah:<br />
1 Aliran pada pembuluh darah yang sangat halus menunjukkan pengaruh kekentalan yang kurang dibandingkan pada pembuluh darah besar. Pengaruh ini disebut “Fahreaus Linguist Effect”. Ini mulai tampak bila diameter pembuluh kurang dari 1,5mm, efek tersebut sangat nyata dan viskositas secara teoritis mungkin menjadi 0,5 daripada viskositas dipembuluh darah besar.Pengaruh “Fahreaus Linguist Effect” ini disebabkan oleh karena cara mengalir darah di dalam pembuluh yang halus. <br />
2 Viskositas darah meningkat drastis bila kecepatan aliran darah menurun.<br />
3 Sel-sel seringkali berhenti mengalir di pembuluh darah halus. Bila ini terjadi, aliran darah berhenti berhenti total untuk beberapa detik atau lebih akibatnya viskositas meningkat<br />
<br />
D. Sirkulasi Darah Janin<br />
<br />
Perbedaan secara anatomis padansirkulasi darah janin dengan sirkulasi dewasa adalah adanya: <br />
1. Duktus venosus <br />
2. Duktus arteriosus<br />
3. Foramen ovale<br />
Darah janin dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis dan disini dimuat dengan bahan makanan yang berasal dari darah ibu. Darah ini masuk kedalam badan janin melalui vena umbilikalis yang bercabangdua setelah memasuki dinding perut janin. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika kedalam vena kava inferior. Cabang satunya adalah duktus venosus arantii yang langsung masuk kedalam vena kava inferior. <br />
Dengan demikian vena kava inferior setelah dimasuki darah dari vena hepatika dan dari duktus arantii mengandung darah “bersih”, tapi di campuri dengan darah “kotor” dari anggota bawah janin. Darah dari vena cava inferior setelah masuk ke atrium kanan sebagian masuk ke atrium kiri melalui foramen ovale dan sebagian masuk ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah dari vena kava superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas. Darah dari ventrikel kanan masuk ke arteri pulmonalis, tetapi sebelum sampai ke paru-paru sebagian dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus botalii. Sebagian kecil ke paru-paru dan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium kiri dan bersama dengan darah dari atrium kanan yang berasal dari vena kava inferior masuk ke ventrikel kiri dan terus ke aorta. Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi nutrisi pada paru-paru yang sedang tumbuh. Darah aorta di sebarkan ke anggota tubuh tetapi darah banyak menuju ke arteri hipogastrik (cabang dari arteri iliaka komunis) lalu ke arteri umbilikalis dan selajutnya ke plasenta. <br />
Darah yang beredar di janin selalu merupakan darah campuran dan isi vena kava inverior lebih bersih dari isi aorta. Setelah anak lahir, karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan dalam arteri pulmonalis sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Duktus arteriosus botalii tertutup 1-2 menit setelah anak bernafas. Dengan terguntingnya tali pusat, maka darah dalam vena kava inferior berkurang dan dengan demikian juga tekanan dalam atrium kanan berkurang, sebaliknya tekanan dalam atrium kiri bertambah karena darah yang datang dari paru-paru bertambah. Akibatnya adalah penutupan foramen ovale. Sisa duktus arteriosus botalii disebut ligamentum arteriosum dan dari duktus venosus arantii menjadi ligamentum vesico umbilical lateral kiri dan kanan. <br />
Oksigen janin lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Untuk mengimbangi keadaan ini peredaran darah janin lebih cepat, kadar Hb janin lebih tinggi (sampai 18 gr%) dan eritrositnya lebih banyak (5,5 juta/mm3). Hb janin diproduksi dalam hati sedangkan Hb orang dewasa pada sumsum merah. Janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2 dari pada orang dewasa. Janin baru diganti seluruhny oleh Hb biasa pada umur 4 bulan atau lebih. Selama janin dalam rahim ternyata ia sudah melakukan pergerakan pernafasan. Pergerakan ini rupanya perlu untuk perkembangan pembuluh darah paru-paru. Jadi pernafasan setelah anak lahir sebetulnya hanya lanjutan gerakan pernafasan intrauterin. <br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 9.19: Peredaran darah janin (Martini, 2001, hal )adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-65058010191538005692009-09-11T18:25:00.001-07:002009-09-11T18:25:03.892-07:00kardoivaskulerBAB IX<br />
SISTEM KARDIOVASKULER<br />
<br />
Tujuan Pembelajaran:<br />
Setelah mempelajari anatomi fisiologi sistem kardiovaskuler anda diharapkan mampu: <br />
Darah<br />
1. Menyebutkan minimal 5 fungsi darah<br />
2. Menyebutkan pH normal darah<br />
3. Menyebutkan Komponen darah<br />
4. Menyebutlan jenis-jenis Protein plasma<br />
5. Menjelaskan perubahan yang dapat diidentifikasi dari Hb saat berikatan dengan oksigen dan karbondioksida.<br />
6. Menjelaskan proses eritropoiesis dan Nutrisi yang penting untuk proses eritropoiesis<br />
7. Menjelaskan proses pembentukan bilirubin<br />
8. Menyebutkan macam-macam leukosit <br />
9. Menyebutkan faktor-faktor yang berperan dalam proses pembekuan<br />
10. Menjelaskan mekanisme hemostatis<br />
Pembuluh Darah <br />
1. Menjelaskan prinsip-prinsip perbedaan Pembuluh darah arteri dan vena.<br />
2. Menyebutkan perjalanan darah dalam pembuluh darah dan jantung. <br />
3. Menjelaskan sirkulasi darah sistemik<br />
4. Menjelaskan sirkulasi darah koroner<br />
5. Menjelaskan sirkulasi darah janin<br />
6. Mampu menunjukan arteri: Aorta, subclavia, brachial, radial, iliaka external, femoralis, popliteal, dorsalispedis, karotis. <br />
7. Mampu menunjukan vena: subclavia, jugularis, mediana cubiti, iliaka, femoral, popliteal<br />
8. Menyebutkan vena-vena yang membawa zat-zat hasil absorpsi dari saluran pencernaan sampai dibawa ke hepar dan jantung.<br />
Jantung:<br />
1. Menyebutkan lapisan – lapisan jantung<br />
2. Menyebutkan dan menunjukan Ruang-ruang jantung<br />
3. Menyebutkan dan menunjukan katup-katup jantung<br />
4. Menyebutkan arteri yang mensuplai jantung<br />
5. Menyebutkan peranan jantung<br />
6. Menyebutkan sifat sifat khusus otot jantung<br />
7. Menyebutkan perbedaan karakteristik SA, AV dan Purkinye<br />
8. Menjelaskan proses kelistrikan jantung<br />
9. Menjelaskan gelombang EKG normal. <br />
10. Menjelaskan siklus jantung<br />
11. Menjelaskan 4 faktor yang mempengaruhi fungsi jantung<br />
<br />
<br />
I. DARAH<br />
Darah memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai berikut: Darah Sebagai alat transport gas dalam proses respirasi, membawa keseimbangan asam basa, transport nutrisi, hormon dan enzim, membantu pembuangan zat sisa, mempertahankan pengaturan suhu tubuh, membantu proses pembekuan, membantu pengaturan cairan tubuh dan sebagai pertahanan terhadap Mikroorganisme dan toksin. Pada orang dewasa darah ± 7-9 % dari total BB ± 79 ml/kg ± 4-5 L. Viscositas 3,5 – 5,5 /1000 air, berat jenis = 1.045 – 1.065 dan PH 7,35 dan 7,45. <br />
Darah terdiri atas komponen-komponen darah diantaranya: Plasma (55%) dan Elements (45%). Plasma merupakan bagian cairan tubuh yang terdiri atas 90% Air , 7% Protein , 3% Elektrolit , Asam amino, Glukosa dan Nutrisi dan lain-lain.<br />
A. Protein Plasma<br />
Protein plasma terdiri atas Albumin (60%) yang berperan meningkatkan tekanan osmotik sehingga meningkatkan retensi air, Globulin 36% dan Fibrinogen 4%. <br />
Globulin: Alpha dan Beta, diproduksi di liver, untuk transport lemak. Globulin Gamma: merupakan Immunoglobulin, antibodi yang membantu pertahanan terhadap penyakit (satu-satunya protein plasma yang tidak diproduksi di liver). Immunoglobulin: IgG, IgA, IgM, IgD, IgE. <br />
B. Elektrolit plasma<br />
Elektrolit plasma terdiri atas Cation diantaranya Na+, Ca2+,K+ dan Anion Cl-, PO42-,Cl-. <br />
C. Nutrien dan produk buangan<br />
Nutrien yang ada dalam darah yaitu Glukosa, Asam Amino, Lemak dalam bentuk Fosfolipid, trigliserida, asam lemak bebas, kolesterol. Produk-produk buangan: asam laktat, produk-produk buangan nitrogen hasil akhir metabolisme protein<br />
<br />
Gas dan Buffer<br />
Gas yang terdapat dalam darah diantaranya adalah Oksigen, Nitrogen, Karbondioksida dan Bikarbonat. <br />
<br />
D. SEL DARAH: <br />
Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit) , sel darah putih (lekosit) dan trombosit (Platelet). Secara lebih terperinci masing-masing sel darah tersebut di jelaskan dalam penjelasan di bawah ini: <br />
<br />
1. ERITROSIT<br />
Setiap milimeter kubik darah mengandung sekitar 4-6 juta Sel Darah Merah atau eritrosit. Porsi terbesar dari berat eritrosit adalah hemoglobin yang merupakan protein yang membawa oksigen. Setiap Hb mengandung 5% Heme (pigmen yang mengandung zat besi) dan 95% globin (protein polipeptida). Laki-laki biasanya memiliki lebih banyak Hb: 14-18 g/100 mL. Pada wanita 12-16 g/100 mL. Heme group di ikat oleh atom besi dengan satu ikatan O2 Hb yang teroksigenasi oksihemoglobin (HbO2). Untuk mengikatkan setiap hb terdapat 4 rantai polipeptida ( 2 alpha dan 2 Betha) yang merupakan kelompok Heme yang memberi warna pada darah. Untuk mengikatkan setiap kelompok heme diikat oleh atom besi dengan satu bagiannya untuk mengikat oksigen. Atom besi memegang peran kunci dalam fungsi pembawa oksigen dan melepaskannya pada jaringan yang memungkinkan pada saat yang tepat<br />
a. Fungsi Hb: <br />
Hb atau hemoglobin berfungsi mengambil Oksigen dari paru-paru, mentransportasikan Oksigen ke jaringan didalam Pembuluh darah, melepaskan Oksigen pada jaringan yang membutuhkan, membawa CO2 sebagai sisa metabolisme dari jaringan ke paru-paru dan mempertahankan keseimbangan asam basa dengan menjalankan fungsi pengikatan oksigen dan karbondioksida tersebut. Hb memiliki warna ungu kebiruan saat tidak mengandung oksigen. Tetapi akan menjadi merah saat dipenuhi oksigen. Hb yang banyak mengandung Oksigen disebut dengan Oxyhemoglobin <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
b. Transport O2 dalam Darah <br />
Hb akan mengikat O2 dari kantung-kantung udara di alveolus paru-paru sehingga membentuk oxyhemoglobin dengan berikatan dengan atom besi. Oksihemoglobin kemudian ikut sirkulasi darah dalam eritrosit dan akan memindahkan oksigen ke sel yang membutuhkan. Kemampuan ikatan antara O2 dengan Hb lebih rendah dibandingkan dengan zat-zat racun tertentu seperti insektisida, sulfur dioksida, CO menyebabkan Hb tidak mampu mengikat O2. CO yang dihasilkan dari asap knalpot dan rokok memiliki kemampuan 210 kali lebih lepat dibandingkan O2. 0,1-0,2 % kadar CO dalam udara dapat menyebabkan kematian karena memblok kemampuan ikatan oksigen.<br />
<br />
c. Transport CO2 dalam Darah<br />
CO2 lebih mudah larut dlm air dibandingkan dengan O2 dan lebih mudah melewati dinding kapiler dari jaringan. CO2 diitransport dengan 3 cara:<br />
1) Enampuluh persen (60% ) CO2 bereaksi dengan air untuk membentuk Asam karbonat:<br />
CO2 + H2O H2CO3 HCO3- + H+<br />
2) Tigapuluh persen (30%) CO2 bereaksi langsung dengan Hb membentuk Carbaminohemoglobin (HbCO2) <br />
3) Sepuluh persen (10%) CO2 diikat langsung oleh plasma dan sel darah merah sebagai molekul CO2 <br />
<br />
d. Membran eritrosit<br />
Eritrosit memiliki membran yang tipis, kuat dan fleksibel sehingga eritrosit dapat bergerak dengan mudah melewati pembuluh darah yang kecil sekalipun. Membran permeabel terhadap air, O2, CO2, glukosa, urea, dan beberapa senyawa lain, tetapi impermeabel terhadap Hb dan protein besar yang lain. Membran eritrosit dalam kondisi normal cairan dalam sel dengan diluar sel sama. Jika konsentrasi solut plasma meningkat maka air di luar erotrosit lebih rendah daripada di dalam eritrosit dan plasma menjadi hipertonik. Sehingga air meninggalkan sel lebih cepat daripada yang memasuki sel sehingga sel menjadi menyusut. Sebaliknya jika konsentrasi solut dalam plasma menurun, maka air dalam plasma lebih dibandingkan dengan didalam sel, dan plasma menjadi hipotonik sehingga air lebih cepat memasuki sel daripada yang keluar dan sel menjadi bengkak dan mudah mengalami pecah. Pecahnya eritrosit disebut dengan hemolisis.<br />
Dalam kondisi normal cairan dalam sel dengan diluar sel sama. Jika konsentrasi solut plasma meningkat maka air di luar erotrosit lebih rendah daripada di dalam eritrosit dan plasma menjadi hipertonik. Sehingga air meninggalkan sel lebih cepat daripada yang memasuki sel sehingga sel menjadi menyusut. Sebaliknya jika konsentrasi solut dalam plasma menurun, maka air dalam plasma lebih dibandingkan dengan didalam sel, dan plasma menjadi hipotonik sehingga air lebih cepat memasuki sel daripada yang keluar dan sel menjadi bengkak dan mudah mengalami pecah. Pecahnya eritrosit disebut dengan hemolisis. <br />
Sebelum kelahiran, fetus memproduksi sel darah secara progresive di yolk sac, hati dan limpa sampai dengan bulan kelima. Setelah itu menurun di organ tersebut dan meningkat di sumsum tulang. Setelah lahir eritrosit diproduksi utamanya dan terusmenerus di sumsum tulang (merah) di beberapa tulang: vertebrata, Rusuk, sternum, pelvis dan pada ujung atas femur dan humerus. Proses tersebut disebut erytropoiesis <br />
<br />
e. Eritropoiesis<br />
Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi jumlah oksigen ke jaringan akan meningkatkan kecepatan pembentukan sel darah merah/eritropoiesis. Faktor utama yang dapat merangsang pembentukan sel darah merah adalah eritropoietin. Keadaan hipoksia akan meningkatkan produksi eritropoietin yang diproduksi oleh ginjal, selanjutnya eritropoietin akan meningkatkan proses pembentukan sel darah merah sampai keadaan hipoksia tertanggulangi. Pengeluaran eritropoietin dari ginjal dipicu karena darah yang anemis dari kapiler peritubular tidak dapat mengirim oksigen ke sel epitel tubulus ginjal dimana epitel tubulus ginjal memakai banyak sekali oksigen. Selain dipicu oleh hipoksia di ginjal, pengeluaran eritropoietin juga dipicu oleh epinefrin dan norepinefrin serta beberapa prostaglandin. <br />
Eritropoietin akan merangsang produksi proeritroblas dari sel-sel stem hemopoietik dalam sumsum tulang menjadi Basofil eritroblas, polikromatofil eritroblas, Retikulosit dan akhirnya menjadi eritrosit. Proses pembentukan eritrosit dari proeritroblas sampai dengan polikromatofil eritroblas terjadi di sumsum tulang dan setelah menjadi retikulosit sel darah merah akan di lepaskan ke sirkulasi sampai terjadi proses pematangan yang berlanjut menjadi eritrosit matang dan bersirkulasi sampai dengan sekitar 120 hari sebelum akhirnya rusak. <br />
<br />
Gambar 9.1: Tahap-tahap pembentukan sel darah merah (Martini, 2001, hal 633)<br />
<br />
1) Nutrisi yang penting dalam proses eritropoiesis<br />
Produksi dan destruksi eritroist dipertahankan dalam level yang seimbang, stabil. Jika eritrosit hilang dari sirkulasi, eritropoiesis meningkat sampai dengan level eritrosit normal. Normal produksi eritrosit pada dewasa ± 10 milyar sel satu jam . karena terus menerus harus memenuhi kebutuahan akan sel darah merah, maka sel-sel sumsum tulang merupakan sel yang tumbuh dan bereproduksi paling cepat di seluruh tubuh. Proses reproduksi tersebut dipengaruhi oleh nutrisi seseorang. Nutrisi yang penting untuk mempertahankan keadaan ini adalah: <br />
a) Asam amino untuk produksi Hb<br />
b) Zat besi untuk produksi heme<br />
c) Riboflavin, vit B12, asam folat untuk pematangan sel<br />
d) Vitamin B6 untuk sintesa hemoglobin.<br />
Dua vitamin yang khususnya penting untuk pematangan akhir sel darah merah adalah vitamin B12 (sianokobalamin) dan asam folat. Keduanya bersifat penting untuk sintesis DNA untuk pembentukan timidin trifosfst. Oleh karena itu, kekurangan kedua vitamin ini dapat menyebabkan penurunan DNA dan mengakibatkan kegagalan pematangan dan pembelahan inti. Kondisi ini menghasilkan sel darah merah yang ukurannya lebih besar atau disebut makrositik yang memiliki membran yang sangat tipis dan bentuk tidak teratur. Sel darah merah makrositik ini setelah dilepas ke sirkulasi masih dapat mengikat oksigen tetapi karena rapuh sel memiliki masa hidup yang lebih pendek. Penyebab utama kegagalan pematangan adalah karena kegagalan absorpsi Vitamin B12 dari saluran pencernaan karena atrofi mukosa lambung sehingga kekurangan faktor intrinsik yang berperan dalam absorpsi vitamin ini. Keadaan tersebut disebut dengan anemia pernisiosa. Kegagalan pematangan karena defisiensi asam folat sering akibat penyakit usus seperti sariawan usus/sprue. Asam folat banyak ditemukan pada sayuran hijau, buah-buahan tertentu, hati. Asam folat mudah hancur selama makanan dimasak<br />
2) Proses pembentukan Hemoglobin<br />
Dalam proses pembentukan Hb, sintesis Hb dimulai dalam proeritroblast dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit. Dalam proses pembentukan Hb ini mmemerlukan besi. Besi akan berikatan dengan protoporfirin IX membentuk molekul heme. Akhirnya setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang yang disebut dengan globin. <br />
3) Peranan Zat Besi dalam proses pembentukan Hemoglobin <br />
Zat besi penting untuk pembentukan hemoglobin, mioglobin, sitokrom, sitokrom oksidase, peroksidase dan katalase. Jumlah total besi dalam tubuh rata-rata 4-5 gram, sekitar 65%nya dijumpai dalam bentuk hemoglobin. Ketika besi di absorpsi dari usus halus, besi segera bergabung dalam plasma darah dengan beta globulin yaitu apotransferin untuk membentuk transferin yang selanjutnya diangkut dalam plasma. Kelebihan besi dalam darah disimpan dalam seluruh sel tubuh terutama di hepatosit hati dan sedikit di sel retikuloendotelial sumsum tulang. Besi yang disimpan dalam bentuk ferritin disebut besi cadangan. Di tempat penyimpanan ada sedikit besi yang tersimpan dalam bentuk yang tidak larut disebut hemosiderin. Hal ini terjadi jika jumlah total besi dalam tubuh melebihi yang daspat ditampung oleh tempat penyimpanan apoferitin untuk dibentuk menjadi ferritin. <br />
Jika jumlah besi dalam darah kurang maka besi akan dilepaskan dengan mudah dari feriitin, tetapi tidak demikian halnya dengan hemosiderin yang cukup sulit. Transferin akan terikat dengan sangat kuat dengan reseptor pada membran eritroblast di sumsum tulang. Selanjutnya transferin akan memasuki eritroblas dengan cara endositosis dan langsung menuju mitokondria tempat sintesis heme. <br />
Setiap hari, manusia mengekskresikan sekitar 1 miligram besi terutama dalam tinja. Jika terjadi perdarahan maka jumlha besi yang hilang lebih banyak lagi. Pada wanita, hilangnya darah menstruasi mengakibatkan kehilangan besi rata-rata 2 mg/hari. <br />
Besi diabsorpsi dari semua bagian usus halus dengan proses sebagai berikut: hati menyekresi apotransferin kedalam empedu yang mengalir ke duodenum. Di usu halus apotransferin berikatan dengan besi bebas dan dengan beberapa senyawa besi seperti hemoglobin dan mioglobin dari makanan. Ikatan apotransferin dengan besi ini membentuk transferin yang kemudian berikatan dengan reseptor pada membran sel epitel usus. Kemudian dengan cara pinositosis molekul transferin diabsorpsi kedalam sel epitel dan masuk kedalam peredaran darah dalam bentuk transferin plasma. <br />
Hemoragic menyebabkan terjadinya Hipoxia sehingga tekanan oksigen menurun. Penurunan tekanan oksigen ini akan menyebabkan Stimulasi produksi eritroprotein sehingga Hemocytoblast meningkat, sehingga meningkatkan eritrosit. Peningkatan eritrosit menyebabkan Tekanan Oksigen dan kandungan oksigen meningkat sehingga hipoxia menurun dan keadaan kembali kepada keadaan hemostatis. <br />
<br />
f. Pemecahan Sel Darah Merah <br />
Masa hidup eritrosit sekitar 120 hari. Terutama karena tidak memiliki nukleus dan tidak mampu untuk mengubah enzim dan protein yang dilakukan untuk mempertahankan fungsinya. Eritrosit menggunakan glukosa untuk energi tapi tidak dapat mensintesa banyak protein. Eritrosit yang sudah mulai tua dan rapuh akan masuk ke sinusoid yang ada di limpa. Membrannya menjadi ruptur dan sisa-sisa sel di fagositosis oleh makrofag. Makrofag menghancurkan Hb menjadi asam amino dan mengembalikannya kedalam tubuh utnuk disintesa kembali menjadi protein yang baru. Heme dari Hb akan dikonversi menjadi biliverdin dan kemudian menjadi bilirubin. Dengan berikatan dengan albumin plasma bilirubin dibawa ke hati. Dihati bilirubin dikonjugasi dengan asam glukoronat menjadi bilirubin terkonjugasi dan disekresikan kedalam kandung empedu. Zat besi dari heme dikonjugasi dengan protein dan disimpan dalam sumsum tulang sebagai ferritin<br />
<br />
2. LEUKOSIT<br />
Leukosit berfungsi untuk menghancurkan Mikro Organisme di daerah infeksi dan membantu menghancurkan bahan-bahan kimia. Pada orang dewasa ± 1000 eritrosit untuk setiap satu leukosit. Jumlah normal leukosit sekitar 4000 sampai dengan 12.000 mm3.<br />
Produksi leukosit disebut dengan leukopoiesis.Leukopoiesis terjadi di jaringan limphoid seperti kelenjar limfe, limpa dan tonsil. Secara garis besar leukosit diklasifikasikan kedalam: Agranulosit (Mononuclear leukosit) dan Granulosit (Polymorphonuclear leukosit).<br />
a. Granulosit (Polymorphonuclear Leukosit). <br />
Tiga jenis Granulosit yaitu Neutropil (sekitar 60%), Eosinopil dan Basopil<br />
<br />
1) Neutropil<br />
Neutropil seperti amuba, memiliki pseudopodia. Netropil berfungsi untuk menghancurkan mikroorganoisme dan partikel-partikel lain. Granula dalam sitoplasma mengandung enzim (lisozim) yang menghancurkan mikroorganisme dan partikel-partikel. Dalam proses fagositosis Netropil juga mungkin akan mengalami kerusakan. Mikroorgranisme yang mati dan netropil yang rusak akan membentuk PU. Netropil dapat memasuki area yang mengalami perlukaan atau infeksi karena adanya bantuan zat kimia yang menuntun netropil yang disebut dengan kemotaksis. Neutropil dapat melalui membran kapiler dengan cara merubah bentuknya menjadi lebih panjang dan tipis untuk melalui membran yang disebut dengan diapedesis.<br />
<br />
2) Eosinophil<br />
Seperti neutropil, eosinophil memiliki kemampuan fagositosis dan memiliki pergerakan amuboid. Granulanya mengandung lisosom. Lebih berperan dalam memfagosit kompleks antigen-antibodi. Untuk alasan yang belum diketahuipasti, eosinophil meningkat dalam serangan alergi, infeksi parasit, dan beberapa penyakit autoimun dan dalam beberapa jenis kanker. Eosinopil mengandung plasminogen yang merupakan protein yang membantu dalam proses penghancuran kemballi bekuan darah.<br />
<br />
3) Basophil<br />
Granula dari basophil mengandung heparin (anti pembekuan), histamin (menyebabkan dilatasi pembuluh darah pada tubuh secara umum dan kontriksi pembuluh darah di paru-paru) dan substansi Slow-reacting dari allergi (SRS-A, diproduksi pada gejala allergi seperti asthma). Fungsi pasti belum diketahui tapi berperan dalam fagositosis dan dapat menyebabkan anaphilaktik shock atau shock sirkulasi. Kebanyakan/sebagian besar netrophil dalam pembuluh darah tidak benar-benar bersirkulasi tapi dalam keadaan siap bergerak jika dibutuhkan, dan berada dibagian dalam dinding pembuluh darah. Kebanyakan granulosit berumur 5-10 hari. <br />
<br />
b. Agranulosit (Mononuclear Leukosit)<br />
Dua jenis Agranulosit yaitu Monosit dan Limfosit. <br />
1) Monosit<br />
Biasanya memiliki sedikit nonspesifik granula lisosom dalam sitoplasmanya, diproduksi di sumsum tulang dari monoblas dan memasuki pembuluh darah setelah sekitar 30-70 jam. <br />
2) Limfosit<br />
Terdapat dua jenis limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T. Llimfosit B diproduksi di sumsum tulang dan berkumpul di jaringan limfe. Limfosit T di produksi di kelenjar timus dan berkumpul di jaringan limfe. Keduanya berperan dalam sistem imunologi. <br />
<br />
3. TROMBOSIT/PLATELET<br />
Trombosit memiliki ukuran seperempat ukuran eritrosit. Fungsi utamanya adalah untuk pembekuan. Jumlah normal trombosit sekitar 350.000/ mm3. Masa hidup trombosit sekitar 7-8 hari. Trombosit dibentuk dari megakaryoblas. <br />
<br />
<br />
<br />
E. PEMERIKSAAN DARAH<br />
Hb: Laki-laki : 14-18 g /10 mL<br />
Wanita: 12-16 g/10 mL<br />
HCt (hematokrit): Volume sel darah merah dalam darah: dengan cara sentrifuse<br />
HCt 46%: 46 ml sel darah merah dalam 100 ml Whole Blood<br />
HCt laki-laki: 45-52%, Wanita 37-48%<br />
Sel darah merah dan platelet : 2 ml dan<br />
Plasma 52 ml<br />
<br />
F. MEKANISME HEMOSTATIS<br />
Tiga bagian mekanisme hemostatis yaitu: (1) Kontriksi pembuluh darah, (2) Agregasi trombosit dan (3) Pembekuan Darah. <br />
<br />
1. Fase Vasokontriksi <br />
Normalnya ketika jaringan mengalami kerusakan dan darah keluar adri pembuluh darah, maka pembuluh darah akan berkontriksi untuk mengecilkan permukaan pembuluh darah yang terbuka dan melambatkan aliran darah. Vasokontriksi otot halus pembuluh darah merupakan respon terhadap injuri dan platelet yang mengeluarkan bahan kimia vasokonstriktor.<br />
<br />
2. Fase Platelet/agregasi trombosit.<br />
Pada daerah trauma terjadi edema dan terbentuknya kolagen. Granula platelet melepaskan serotonin, ADP, prostaglandin dan fosfolipid. Serotonin dan prostaglandin menstimulasi vasokontriksi. Fosfolipid mengaktifkan faktor pembeku dan ADP menyebabkan platelet menjadi sangat lengket satu sama lain sehingga membentuk gumpalan platelet menutup pembuluh darah. Proses ini disebut dengan agregasi platelet atau agregasi trombosit. <br />
<br />
3. Fase Pembekuan/Koagulasi. <br />
a. Dibantu oleh globulin plasma, antihemofilik faktor (AHF),platelet hancur/pecah melepaskan enzim tromboplastinogenase dan platelet faktor.<br />
b. Tromboplastinogenase berikatan dengan AHF untuk merubah globulin plasma. Tromboplastinogen berubah menjadi enzim tromboplastin.<br />
c. Tromboplastin berikatan dengan ion Ca untuk mengubah protein plasma yang tidak aktif menjadi anzim yang aktif trombin<br />
d. Trombin bekerja sebagai katalis untuk merubah soluble plasma protein. Fibrinogen menjadi insoluble plasma protein fibrin.<br />
e. Fibrin menjadi benang-benang yang menjerat sel-sel darah dan membantu membentuk bekuan.<br />
<br />
Ringkasan:<br />
Tromboplastinogenase+AHF<br />
Tromboplastinogen Trombopalstin<br />
<br />
Tromboplastin+ion Ca<br />
Protombin Trombin<br />
Trombin<br />
Fibrinogen Fibrin<br />
<br />
Faktor-faktor pembekuan: <br />
I Fibrinogem<br />
II Protrombin<br />
III Tromboplastin/faktor jaringan<br />
IV Ion Ca<br />
V Proakselerin/labil factor/globulin akselerator<br />
VII Serum prothrombin conversion accelerator (SPCA)/stabil factor/prokonvertin<br />
VIII Antihemofilik Faktor (AHF), antihemofilik factor A/ antihemolitik globulin (AHG)<br />
IX Plasma Thromboplastin component (PTC), Christmas factor/antihemofilik factor B<br />
X Stuart Faktor<br />
XI Plasma Tromboplastin Antecedent (PTA)/antihemofilik factor C<br />
XII Hageman Factor<br />
XIII Fibrin-stabilizing factor (FSF)/lakilorand factor<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Jalur Intrinsik proses pembekuan: <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Jalur ekstrinsik proses pembekuan<br />
<br />
Secara keseluruhan proses pembekuan dapat digambarkan pada gambar berikut ini: <br />
<br />
Gambar 9.2: Tahap-tahap Pembekuan (Martini, 2001, hal 647)<br />
<br />
Hemostasis dan sistem persyarafan<br />
Sistem syaraf simpatis membantu untuk menghentikan perdarahan. Ketika tubuhkehilangan lebih dari 10% darah maka tubuh akan mengalam drop dan tekanan darah menurun sehingga terjadi shock. Tekanan darah yang menurun menyebabkan kontriksi vena dan arteri kecil untuk meningkatkan HR. Manusia mati jika kehilangan 15-20% darah<br />
<br />
Inhibisi pembekuan: Antikoagulan<br />
1. Heparin. Merupakan polisakarida yang dihasilkan oleh sel mast dan basofil. Heparin terkonsentrasi di liver dan paru-paru. Heparin + antitrombin co faktor ada dalam sirkulasi darah sehingga darah tidak membeku. <br />
2. Fibrinolisis: pencegahan terhadap pembekuan adalah dengan fibrinolisis oleh plasminogen yang aktif menjadi enzim yang disebut dengan plasmin<br />
3. Obat-obat antikoagulan:<br />
Aspirin/asetylsalicylic: Antikoagulan yang mencegah perlengketan paltelet dan menghambat pelepasan faktor pembeku dari platelet<br />
Urokinase: enzim yang dikeluarkan ginjal, ditemukan diurin, mengaktifkan plasminogen dan fibrinolisis<br />
Streptikinase: dilepaskan oleh bakteri streptokokus, mengaktifkan plasminogen, fibrinolisis<br />
Pemeriksaan Fungsi Bekuan darah:<br />
1. Platelet Count: lebih dari 150.000/mm3<br />
2. Bleeding time: 3-6 menit<br />
3. Clothing time 5-8 menit<br />
4. Protrombin Time 12 detik<br />
<br />
G. GOLONGAN DARAH<br />
Karl Landsteiner mengemukakan bahwa manusia memiliki darah yang berbeda. Ia membedakan dua golongan glikoprotein dipermukaan sel darah merah yaitu antigen A dan B, mereka membentuk aglutinogen dan gumpalan sel darah merah itu disebut hemagglutination. <br />
1. Golongan A memiliki aglutinogen A<br />
2. Golongan B memiliki Aglutinogen B<br />
3. Golongan AB memiliki aglutinogen AB<br />
4. Golongan O tidak memiliki aglutinogen A+B<br />
<br />
Golongan drh Ortu Mungkin Pd Anak Tdk mungkin<br />
A+A A,O AB, B<br />
A+B A,B,AB,O -<br />
A+AB A,B,AB O<br />
A+O A,O AB,B<br />
B+B B,O A,AB<br />
B+AB A,B,AB O<br />
B+O B,O A,AB<br />
AB+AB A,B,AB O<br />
AB+O A,B AB,O<br />
O+O O A,B,AB<br />
<br />
Pengelompokan darah<br />
Gol Aglutinogen Aglutinin Dpt mendonor menrima<br />
Drh (isoantigen) (isoantibodi)<br />
di eritrisit di Plasma<br />
<br />
A B Anti B A,AB A,O<br />
B B Anti A B,AB B,O<br />
AB A,B Non AB A,B,AB,O<br />
O NON Anti A-Anti B A,B,AB,O O<br />
<br />
Faktor Rh<br />
Sekitar 85% kulit putih amerika memiliki Rh+, 15 % tanpa faktor Rh/ Rh-. Di Indonesia pada umumnya Rh-. Sistem Rh mengandung 6 antigen eritrosit (D,C,E c, d dan e), Antigen D lebih penting dalam produksi antibody. Jika darah dari RH+ ditransfusi ke Rh- maka Rh- akan membentuk antibodi terhadap RH+ sel darah merah selama bebrapa bulan dan selanjutnya antibodi timbuh di RH- plasma dan ini membahayakan karena antibodi yang terbentuk akan mengaglutinasi Rh+ sel darah merah. Anak dengan ayah RH+ dan ibu Rh- faktor resiko meningkat jika Rh- ibu mengandung Rh+ anak. Normalnya sirkulasi fetus adalah dari ibu secara garis besar, tapi saat saat tertentu darah fetus dapat mencampuri darah ibu selama akhir kehamilan/saat kelahiran. Jika antigen fetus mencampuri peredaran darah ibu melalui plasenta ibu akan membentuk antibodi sebagai respon antigen RH+ fetus dan masuk kembali melalui plasenta sehingga membahayakan fetus.<br />
<br />
II. JANTUNG<br />
<br />
A. Anatomi Jantung. <br />
Secara struktur, jantung memiliki Panjang ± 12 cm, Lebar ± 9 cm, Berat jantung laki-laki dewasa ± 250-390 gram dan Berat jantung wanita dewasa ± 200-275 gram. Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada. Bagian ujung disebut apex (ICS 4 atau 5 Mid klavikularis), Apex terbentang kearah depan, bawah dan kiri. Apex memiliki kemampuan untuk bergerak terutama saat jantung berkontraksi dan relaksasi. sedangkan bagian pangkal/dasar tidak karena terikat dengan pembuluh pembuluh darah besar<br />
Selaput-selaput yang mengitari jantung disebut perikardium yang terdiri atas dua lapisan yaitu Perikardium parietalis ( lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru) dan Perikardium visceralis (lapisan permukaan dari jantung yang disebut epikardium). Diantara lapisan perikardium tersebut terdapat sedikit cairan pelumas yang berfungsi untuk mnegurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung saat memompa. Cairan tersebut disebut dengan cairan perikardium<br />
Dinding jatung terdiri dari 3 lapisan yaitu Lapisan luar (epikardium/ perikardium visceralis), lapisan tengah (lapisan otot, miokardium) dan Lapisan dalam (endokardium). <br />
Jantung terdiri atas 4 ruang yang disebut atrium yang terdiri atas atrium kanan dan atrium kiri serta ventrikel yang terdiri atas ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Atrium Kanan berfungsi sebagai penampung darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah mengalir dari vena kava superior dan inferior serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Darah lalu dipompakan ke ventrikel kanan. Atrium kiri Menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru melalui 4 buah vena pulmonalils. Lalu darah mengalir ke ventrikel kiri. <br />
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut trabekula. Beberapa alur tampak menonjol yang disebut muskulus papilaris. Ujung muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katup atrioventrikuler oleh serat-serat yang disebut korda tendinae. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 9.2: Struktur Permukaan Jantung (Martini, 2001, hal 657)<br />
<br />
Jantung memilik katup-katup, yaitu katup atrioventrikuler dan katup semi lunar. Katup atrioventrikuler adalah katup yang terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan memiliki tiga buah daun katup yang disebut katup tricuspid dan katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut katup bicuspid atau mitral. Katup atrioventrikuler memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada fase diastolik ventrikel dan mencegah aliran balik pada saat sistol ventrikel (kontraksi). <br />
Katup semilunar terdiri atas katup pulmonal yang terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan arteri pulmonalis dengan ventrikel kanan dan katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar memiliki bentuk yang sama, terdiri dari 3 daun katup yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastol ventrikel. Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi daripada tekanan didalam pembuluh-pembuluh arteri. Dibagian atas daun katup aorta terdapat tiga buah penonjolan dinding aorta yang disebut “sinus valsalva”. Muara arteri koronaria terdapat pada tonjolan-tonjoilan tersebut. Sinus-sinus melindungi muara koroner dari penyumbatan oleh daun katup pada waktu aorta terbuka.<br />
<br />
Gambar 9.3: Anatomi Jantung (Martini, 2001, hal 661)<br />
B. Suplai Darah Pada Jantung <br />
Otot jantung memerlukan lebih banyak oksigen dibandingkan organ lain kecuali otak. Jantung menerima suplai darah dari pembuluh darah sirkulasi koroner. Arteri Koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner terdiri dari arteri koroner kanan dan kiri. <br />
1. Arteri Koroner Kiri<br />
LMCA (Left Main Coronary Artery) mempunyai 2 cabang besar yaitu ramus desenden anterior (Left Anterior desenden, LAD) dan Ramus sirkumpleks (Left Circumflex, LCx). Arteri koronaria kiri melingkari jantung dlam dua lekuk yaitu Sulkus atrioventrikuler yang melingkari jantung antara atrium dan ventrikel dan Sulkus interventrikuler: yang memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekkuk ini dibagian permukaan posterior jantung yang disebut Kruks jantung dimana terdapat Nodus Atrioventrikuler (Nodus AV) dan pembuluh darah yang melewatinya memasok nutrisi untuk nodus tersebut. <br />
Ramus sirkumfleks berjalan disisi kiri jantung di sulkus atrioventrikuler kiri . Ramus sirkumfleks memberi nutrisi pada atrium kiri dan dinding samping serta bawah ventrikel kiri. Ramus desenden anterior memberi nutrisi pada dinding depan ventrikel kiri. Ramus desenden anterior terdapat disebelah depan kiri dan turun kebagian bawah permukaan jantung melalui sulkus interventrikuler sebelah depan lalu melewati apeks jantung dampai dengan kebagian distal bersatu dengan cabang arteri koroner kanan<br />
2. Arteri Koroner Kanan<br />
Berjalan disisi kanan jantung pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya memberi nutrisi pada atrium kanan, ventrikel kanan dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Meskipun Nodus SA (Sinoatrial) letaknya di atrium kanan tetapi hanya 55% kebutuhan nutrisinya dipasok oleh arteri koronaria kanan sedangkan 42% lainnya dipasok oleh cabang-cabang arteri sirkumfleks kiri. Nutrisi Nodus AV: 90% dari arteri koroner kanan dan 10% dari arteri sirkumfleks.<br />
Secara skematik suplai darah ke jantung dari arteri-arteri yang memperdarahinya dapat dilihat pada bagan berikut ini: <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Vena-vena pada jantung terdiri atas Vena Tebesian, Vena Kardiaka anterior dan Sinus Koronarius. Vena Tebesian merupakan sistem yang terkecil, menyalurkan sebagain darah dari miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan. Vena Kardiaka anterior mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian besar besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan. Sinus Koronarius dan cabangnya merupakan sistim vena yang paling besar dan paling penting. Berfungsi menyalurkan pengemballian darah vena miokard ke dalam atrium kanan melalui ostium sinus koronarius yang bermuara di samping vena kava inferior.<br />
<br />
C. Persyarafan Pada Jantung<br />
Efektivitas pompa jantung terutama dikendalikan oleh saraf simpatis dan parasimpatis (vagus). Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan kontraksi otot jantung sehingga meningkatkan cardiac output. Perangsangan parasimpatis yang kuat pada jantung dapat menurunkan denyut jantung bahkan menghentikannya pada beberapa detik dan menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung. <br />
<br />
D. Fisiologi Jantung <br />
Jantung memiliki dua peranan yaitu:<br />
1. Menerima darah yang kurang oksigen dari seluruh tubuh dan mengirimnya ke paru-paru untuk mendapatkan oksigen<br />
2. Memompakan darah yang kaya oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh<br />
<br />
Otot jantung memiliki banyak mitokondria yan menyediakan energi yang terus menerus untuk kerja jantung yan cukup berat. Otot jantung juga memiliki myoglobin yang merupakan pigmen otot yang memiliki kandungan oksigen yang cukup tinggi. Ketersediaan cadangan oksigen dalam otot jantung sangat penting karena jantung akan berhenti berdenyut jika tidak terdapat cadangan oksigen.<br />
<br />
1. Elektrofisiologi sel-sel otot jantung<br />
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat dari perubahan permeabilitas membran sel yang memungkinkan pergerakan ion-ion melalui membran tersebut. Dengan masuknya ion-ion ini,maka muatan listrik sepanjang membran mengalami perubahan yang relatif. Terdapat 3 ion yange mempunyai fungsi penting dalam elektrofisiologi sel yuaitu: K+, Na+ dan Ca+. Kalium lebih banyak terdapat dalam sel, sedangkan Natrium dan Kalsium diluar. Perpindahan ion Khlor juga terjadi pada sel-sel otot jantung. <br />
Dalam keadaan istirahat sel-sel otot jantung mempunyai muatan positif dibagian luar sel dan muatan negatif dibagian dalam sel, ini dapat dibuktikan dengan Galvanometer. Perbedaan muatan antara bagian luar dan bagian dalam sel disebut “resting membrane potential”. Bila sel dirangsang, akan terjadi perubahan muatan. Aksi potensial pada jantungg dapat disebabkan oleh rangsangan listrika, kimia, mekanik, dan termis. Penyebab-penyebab tersebut diatas akan mengakibatkan perubahan permeabilitas membran terhadap ion-ion. Aksi potensial dibagi atas lima fase sesuai dengan elektrofisiologi yang terjadi, yaitu:<br />
a. Potensial membran istirahat otot jantung sekitar -90 mVolt<br />
b. Depolarisasi pada jantung dihasilkan dari perpindahan sejumlah besar natrium kedalam sel (30 mVolt)<br />
c. Fase repolarisasi awal akibat dari pergerakan ion Cl (bermuatan negatif) ke dalam sel setelah depolarisasi (20 mVolt)<br />
d. Fase Plateau pada otot jantung lebih lama daripada otot lain dan syaraf. Otot jantung juga memiliki masa refrakter yaitu saat dimana dia tidak berespon dengan stimulus sampai dengan potensial aksi selesai. Selama fase ini tidak ada perubahan muatan listrik. Terdapat keseimbangan antara ion positif yang masuk dan keluar. Yang menyebabkan fase ini adalah masuknya Ca++ dan Na+ kedalam sel secara perlahan-lahan yang diimbangi dengan keluarnya K+ dari dalam sel. Masa Plateau bermanfaat untuk pengisian kembali darah pada jantung dan memastikan bahwa tidak ada denyut tambahan yang terjadi selama impuls listrik berjalan di jantung. <br />
e. Repolarisasi. Pada masa ini muatan Ca++ dan Na+ berangsur-angsur tidak mengalir lagi dan permeabilitas terhadap K+ sangat tinggi sehingga K+ keluar dengan cepat. Akibatnya muatan positif dalam sela sangat berkurang sehingga muatan dalam sel relatif negatif dan muatan diluar sel menjadi relatif positif. <br />
Secara skematik penjelesan tentang kelistrikan jantung tersebut dapat di ilistrasikan pada gambar berikut ini: <br />
Gambar 9.4: (Carola, , hal 661)<br />
<br />
2. Sistem Konduksi/Hantaran<br />
Didalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat khusus, yaitu:<br />
a. Otomatisasi yaitu kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan<br />
b. Irama yaitu pembentukan impuls yang teratur<br />
c. Daya konduksi yaitu kemampuan untuk menyalurkan impuls<br />
d. Daya rangsang yaitu kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang<br />
<br />
Berdasarkan sifat-sifat tersebut diatas, maka secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui sistem hantar untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls dimulai dari nodus SA, nodus AV, sampai ke sersbut purkinye <br />
a. Nodus SA<br />
Disebut pemacu alami karena secara teratur mengeluarkan aliran listrik/impuls yang kemudian menggerakkan jantung secara otomatis. Pada keadaan normal impuls yang dikeluarkan frekuensinya 60-100 kali /menit. Nodus SA dapat menghasilkan impuls karena adanya sel-sel “pacemaker” yang mengeluarkan impuls secar otomatis. Sel ini dipengaruhi oleh syaraf simpatis dan parasimpatis. Bila seseoang dalam keadaan marah maka rangsangan syaraf simpatis meningkat dan syaraf parasimpatis menurun, berakibat dengan takhikardi. “valsava manuver” menyebabkan rangsangan dan para-simpatis meningkat sehingga mengakibatkan bradikardia. Nodus SA terletak di dekat muara vena kava superior<br />
b. Traktus internodal<br />
Menghantarkan impuls dari nodus SA ke nodus AV. Traktus internodal terdiri dari:<br />
- Jalur Anterior <br />
- Jalur Middle <br />
- Jalur Posterior <br />
c. “BRACHMAN Bundle”<br />
Menghantarkan impuls dari nodus SA ke atrium kiri<br />
d. Nodus AV<br />
Letaknya didalam dinding septum (sekat) atrium sebelah kanan, tepat diatas katup trikuspid dekat muara sinus koronarius. Mempunyai dua fungsi yang penting yaitu menahan Impuls jantung selama 0,08-0,12 detik, untuk memungkinkan pengisian ventrikel selama atrium berkontraksi dan mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel. Nodus AV dapat menghasilkan impuls dengan frekuensi 40-60 kali/menit<br />
e. “Bundle of HIS”<br />
Berfungsi menghantarkan impuls dari nodus AV ke sistem “branch bundle”.<br />
f. Sistim “Bundle Branch”<br />
Merupakan lanjutan dari “bundle of Hiss” yang bercabang menjadi dua yaitu:<br />
1) “Righat bundle branch” (RBB/cabang kanan): mengirim impuls ke otot jantung ventrikel kanan<br />
2) “Left bundle branch” (LBB/cabang kiri), yang terbagi dua yakni:<br />
o Deviasi ke belakang (left posterior vesicle), menghantarkan, impuls ke endokard ventrikel kiri bagian posterior dan inferior. <br />
o Deviasi ke depan (left anterior vesicle), menghantarkan impuls ke endokard ventrikal kiri bagian anterior dan superior<br />
g. Sistem purkinye<br />
Merupakan bagian ujung dari bundle branch. Menghantarkan/ mengirimkan impuls menuju lapisan sub-endokard pada kedua ventrikel Sehingga terjadi depolarisasi yang diikuti oleh kontraksi ventrikel. Sel-sel pacemaker di sub-endokard ventrikel dapat menghasilkan impuls dengan frekuensi 20-40 kali/menit. Pemacu-pemacu cadangan ini mempunyai fungsi sangat penting. Yakni untuk mencegah berhentinya denyut jantung pada waktu pemacu alami (nodus SA) tidak berfungsi. <br />
<br />
Sistem konduksi pada jantung secara garis besar dapat dilihat pada gambar berikut ini. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 9.5: Anatomi Jantung (Martini, 2001, hal 661)<br />
<br />
3. Elektrokardiogram.<br />
Elektrokardiogram (EKG) merekam Frekuensi dan perjalanan listrik dari nodus SA sampai dengan serabut purkinye. EKG merupakan alat diagnostik yang cukup efektif dalam mengetahui fungsi jantung. EKG dapat melihat: Gangguan irama, Pembesaran atrium maupun ventrikel, adanyakerusakan myokard, perubahan kadar ion-ion yang abnormal. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 9.6: Anatomi Jantung (Martini, 2001, hal 661)<br />
Gelombang P menggambarkan depolarisasi Atrium. P-R Interval menggambarkan waktu antara mulai depolarisasi atrium dan waktu mulai depolarisasi ventrikel. P-R Segmen menggambarkan depolarisasi atrium dan penghantaran melalui nodus AV. QRS Kompleks menggambarkan depolarisasi Ventrikel. S-T Segmen menggambarkan akhir depolarisasi ventrikel sampai permulaan repolarisasi vebtrikel. Gelombang T menggambarkan Repolarisasi Ventrikel. S-T Interval menggambarkan Interval antara akhir depolarisasi dan akhir repolarisasi ventrikel. Q-T Interval menggambarkan waktu depolarisasi ventrikel sampai dengan repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium bersamaan waktunya dengan depolarisasi ventrikel sehingga tidak tampak dalam EKG. <br />
<br />
4. Siklus Jantung<br />
<br />
Dalam siklus jantung terjadi sistol dan diastole. Sistol adalah Kontraksi atrium dan ventrikel sedangkan Diastol merupakan Relaksasi Atrium dan ventrikel. Saat Atrial sistol kedua atrium berkontraksi memompakan darah ke ventrikel dan saat Ventrikular sistol kedua ventrikel kontraksi memompakan darah ke arteri pulmonalis dan aorta. Selama Atrial Diastol (Relaksasi atrium), atrium terisi kembali oleh darah dari vena-vena besar dari tubuh dan selama Ventrikular Diastol (Relaksasi ventrikel, dimulai sebelum atrial sistol), ventrikel terisi darah dari atrium. <br />
<br />
<br />
<br />
Secara skematik siklus jantung dapat diilustrasikan sebagai berikut: <br />
Depolarisasi menjalar keseluruh ventrikel <br />
<br />
Ventrikel kontraksi<br />
tekanan didalamnya meningkat melebihi tekanan atrium<br />
<br />
Penutupan katup mitral dan trikuspid (bunyi jantung 1). <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Tekanan ventrikel terus meningkat<br />
melebihi tekanan aorta Dan arteri pulmonalis<br />
<br />
katup aorta dan arteri pulmonalis terbuka<br />
<br />
darah keluar dari ventrikel (fase ejeksi cepat)<br />
<br />
tekanan dalam ventrikel menurun <br />
<br />
Tekanan terus menurun dan lebih rendah dari tekanan<br />
Aorta atau arteri pulmonalis<br />
<br />
Katup semilunar menutup<br />
(bunyi jantung 2)<br />
darah dari vena pulmonal dan vena kava <br />
mengisi kedua atrium<br />
<br />
peningkatan tekanan atrium <br />
<br />
katup trikuspid dan mitral terbuka <br />
<br />
darah mengalir ke ventrikel secara cepat<br />
(fase pengisian cepat)<br />
makin lama makin lambat<br />
<br />
berhenti<br />
(tekanan atrium dan ventrikel sama) <br />
<br />
kontraksi atrium<br />
(Depolarisasi atrium) sisa darah didalam atrium masuk ke ventrikel<br />
Dengan menggunakan gambar siklus jantung dapat diilustrasikan sebagai berikut: <br />
<br />
<br />
5. Faktor Penentu Kerja Jantung<br />
Fungsi jantung dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling terkait dalam menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan Curah jantung (Cardiac Output ) yaitu:<br />
1. Beban awal (preload)<br />
2. Kontraktilitas<br />
3. Beban Akhir (afterload)<br />
4. Frekuensi jantung<br />
Curah jantung merupakan faktor utama yang perlu diperhitungkan dalam sirkulasi, karena curah jantung mempunyai peranan penting dalam transportasi darah. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan oleh oleh ventrikel dalam satu menit. Nilai normal pada orang dewasa sekitar 5 liter/menit. Pengaturan curah jantung tergantung dari dua variabel yaitu frekuensi jantung dan volume sekuncup. <br />
Isi atau volume sekuncup merupakan sejumlah darah yang dipompakan keluar dari masing-masing ventrikel setiap denyut jantung. Volume sekuncup tergantung dari 3 variabel: Beban awal, kontraktilitas, beban akhir.<br />
<br />
II. PEMBULUH DARAH<br />
A. Anatomi Pembuluh Darah. <br />
Pembuluh darah dalam system sirkulasi terdiri atas Arteri, Arteriol, Kapiler, Venul dan Vena. Secara gambaran anatomis dapat di perlihatkan sebagai berikut: <br />
<br />
Gambar 9.7: Histologi Struktur Pembuluh Darah (Martini, 2001, hal 695)<br />
<br />
1. Arteri <br />
Arteri berfungsi untuk transportasi dengan tekanan yang tinggi ke jaringan jaringan. Karena itu sistem arteri mempunyai dinding yang kuat, dan darah mengalir dengan cepat menuju jaringan. Dinding aorta dan arteri relatif mengandung banyak jaringan elastis. Dinding tersebut teregang waktu sistol dan mengadakan rekoil pada saat diastol.<br />
Saluran pada pembuluh darah termasuk arteri disebut dengan lumen. Lumen arteri dikelilingi oleh lapisan tipis yang disebut dengan tunika. Tunika intima merupakan lapisan paling dalam, terdiri atas sel endotel, lapisan sub endotel merupakan jaringan ikat, dan lapisan paling luar merupakan serat elastis. Tunika Media merupakan lapisan setelah tunika intima, terutama terdiri atas jaringan ikat, sel otot polos dan jaringan elastis. Arteri yang lebih besar memiliki jaringan elastis yang lebih banyak dibandingkan dengan otot polos. Pada arteri yang lebih kecil jaringan elastis di tunika media digantikan oleh otot polos. Pada bagian paling luar terdapat Tunika Adventitia, terutama tersusun atas serabut kolagen dan jaringan elastis. Terdapat syaraf dan pembuluh limfe. Pada arteri yang lebih besar banyak mengandung pembuluh darah yang disebut vasa vasorum. <br />
<br />
2. Arteriol <br />
Arteriol merupakan cabang-cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol juga mempunyai dinding yang kuat. Arteriol mampu konstriksi/menyempit secara komplit atau dilatasi/melebar sampai beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur aliran darah ke kapiler. Dinding arteriol mengandung sedikit jaringan elastis dan lebih banyak otot polos . Otot ini dipersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang fungsinya vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu utama resisten /tahanan aliran darah, perubahan kecil pada diameternya menyebabkan perubahan yang besar terhadap resistensi perifer <br />
<br />
3. Kapiler<br />
Kapiler berfungsi sebagai tempat pertukaran cairan dan nutrisi antara arah dan ruang intersitial. Untuk peran ini kapiler dilengkapi dinding yang sangat tipis dan permeabel terhadap subtansi-subtansi bermolekul halus. <br />
<br />
<br />
Gambar 9.8: Struktur Kapiler (Martini, 2001, hal 699)<br />
<br />
4. Venul<br />
Dinding venul hanya sedikit lebih tebal daripada dinding kapiler. Venul berfungsi menampung darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung kedalam vena yang lebih besar.<br />
<br />
5. Vena<br />
Vena berfungsi sebagai jalur transportasi darah dari jaringan kembali ke jantung. Karena tekanan dalam sistem vena rendah (0 – 5 mmHg),maka dinding vena tipis namun berotot dan ini memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh. Kebanyakan vena membawa darah yang kurang oksigen kecuali di beberapa tempat yaitu:<br />
a. Empat buah vena pulmonal<br />
b. Vena pada sistem portal hepatik<br />
c. Sistem Portal Hipofisis<br />
Vena memiliki tiga lapisan seperti pada arteri yaitu Tunika intima, media dan adventitia. Tunika media lebih tipis, mengandung lebih sedikit jaringan elastis, jaringan kolagen dan otot polos. Nutrisi disuplai dari vasa vasorum. Vena biasanya memiliki sepasang katup semilunar bikuspid yang memungkinkan darah mengalir hanya pada satu arah dan meminimalkan aliran balik darah. Tekanan darah pada vena rendah dan aliran darahnya dibantu oleh pompa dari otot disekitar vena (tekanan pada vena saat otot berkontraksi). Katup pada vena merupakan bentuk lipatan dari tunika intima. Banyak terdapat pada vena di kaki untuk mencegah gaya gravitasi yang menghambat pengembalian darah ke jantung. Tidak terdapat katup pada vena dengan diameter kurang dari 1 mm atau pada area dengan tekanan otot yang besar seperti pada rongga dada dan abdomen.<br />
<br />
<br />
Gambar 9.9: Arteri Sistemik (Martini, 2001, hal 725)<br />
<br />
<br />
Gambar 9.10: Arteri di Daerah Dada dan Ekstremitas atas (Martini, 2001, hal 727)<br />
<br />
<br />
Gambar 9.11: Arteri besar di Daerah Abdomen (Martini, 2001, hal 730)<br />
<br />
<br />
Gambar 9.12: Vena Besar Sistemik (Martini, 2001, hal 735)<br />
<br />
<br />
Gambar 9.13: Vena Besar di daerah dada, abdomen dan ekstremitas atas (Martini, 2001, hal 738)<br />
<br />
<br />
B. Sirkulasi Darah<br />
Pembuluh-pembuluh darah membentuk lingkaran sirkulasi. Sirkulasi darah didalam tubuh terdapat dua sirkuit yang utama yaitu: sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. <br />
1. Sirkulasi Sistematik<br />
Sirkulasi sistemik memiliki karakteristik sebagai berikut: <br />
a. Mengalirkan darah ke berbagai organ<br />
b. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda<br />
c. Memerlukan tekanan permulaan yang besar<br />
d. Banyak mengalami tahanan<br />
e. Kolom hidrostatik panjang<br />
<br />
Pembuluh darah utama dalam sirkulasi sistemik: <br />
a. Arteri utama adalah aorta dengan bagian pertama yang keluar dari ventrikel kiri adalah ascending aorta, yang melengkkung disebut dengan arkus aorta dan bagian yang turun ke aorta dan abdomen disebut dengan decending aorta.<br />
b. Vena besar yang memasuki atrium kanan adalah vena kava asuperior yang membawa darah dari tubuh bagian atas, vena kava inferior yang membawa darah dari ekstremitas bawah, pelvis dan abdomen. <br />
c. Sinus koronarius mengalirkan darah dari sirkulasi koroner.<br />
<br />
Gambar 9.14: Sirkulasi Sistemik (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
2. Sirkulasi Pulmonal<br />
Sirkulasi Pulmonal memiliki karakteristik sebagai berikut: <br />
1. Hanya mengalirkan darah ke paru-paru<br />
2. Hanya berfungsi untuk paru-paru<br />
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah<br />
4. Hanya sedikit mengalami tahanan<br />
5. Kolom hidrostatiknya pendek<br />
Arteri dan Vena sirkulasi pulmonal<br />
a. Pembuluh darah utama dalam sistem sirkulasi ini adalah: Trunkus pulmonarius dan dua arteri pulmonal yang membawa darah yang belum teroksigenasi dari ventrikel kanan ke paru-paru<br />
b. Darah yang telah teroksigenasi kembali ke atrium kiri melalui 2 vena dari masing-masing paru <br />
<br />
<br />
Gambar 9.15:Sirkulasi Pulmonal (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
3. Sirkulasi Koroner<br />
Efisiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang cukup pada otot jantung. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium melalui cabang-cabang intra-miokardial yang kecil-kecil<br />
Aliran darah koroner meningkat pada:<br />
a. Aktifitas<br />
b. Denyut jantung<br />
c. Rangsang sistem syaraf simpatis<br />
<br />
4. Sirkulasi Portal<br />
Sirkulasi Portal terdiri atas sistem portal hepatik yang membawa darah dari kapiler di intestinal ke hati dan sistem portal hipofisis yang membawa darah dari hipotalamus ke hipofisis. <br />
<br />
<br />
Gambar 9.16: Sistem Portal di Sistem Pencernaan (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
5. Sirkulasi Serebral<br />
Otak di perdarahi oleh empat arteri besar yaitu dua arteri vertebral dan dua arteri karotis interna. Darah dari arteri vertebra memperdarahi serebellum, batang otak, dan bagian posterior dari serebrum. Arteri karotis interna memperdarahi serebrum dan kedua mata. <br />
Pengembalian darah dari otak melalui sinus venosus yang ada di duramater. Dari sinus venosus darah akan masuk ke vena jugularis interna lalu ke vena brachiocephalic dan ke vena kava superior. <br />
<br />
Gambar 9.17: Sirkulasi Serebral/Arteri (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
<br />
Gambar 9.18: Sirkulasi Serebral/Vena (Martini, 2001, hal )<br />
<br />
6. Sirkulasi Di Kulit<br />
Dilatasi dan kontriksi pemb. Darah dikulit memungkinkan pengaturan radiasi panas dari sistem integumen. Saat tubuh mengalami panas banyak darah yang dialirkan ke bagian permukaan dari kulit dan sebaliknya <br />
<br />
7. Sirkulasi Di Otot Rangka<br />
Otot diberikan nutrisi oleh darah dan darah juga membawa produk buangan baik saat otot beraktivitas maupun istirahat.. Kontrol utama dilakukan oleh vasodilator syaraf simpatis (kolinergik) yang menyebabkan pembuluh darah dilatasi dan meningkatkan aliran darah ketika dibutuhkan. Respon Autoregulasi oleh spinkter prekapiler yang berdilatasi dalam merespon penurunan kadar oksigen di otot otot yang aktif.<br />
<br />
C. Fisiologi Sirkulasi<br />
Prinsip Aliran darah adalah hemodinamik yaitu pengaturan fisiologis dari aliran darah, tekanan dan tahanan dalam mempertahankan homeostasis dan Aliran darah yaitu sejumlah /volume darah yang melewati pembuluh darah dalam waktu tertentu. <br />
<br />
1. Pertimbangan Biofisika: Hubungan antara aliran, tekanan dan tahanan:<br />
a. Aliran <br />
Aliran melalui pembuluh darah ditentukan oleh dua faktor:<br />
1) Perbedaan tekanan (ΔP=P1 – P2) merupakan penyebab terdorongnya darah melalui pembuluh.<br />
2) Hambatan terhadap aliran darah sepanjang pembuluh, yang disebut “vascular resistance” atau tahanan pembuluh.<br />
<br />
Beda tekanan antara dua ujung pembuluh menyebabkan darah mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekenan rendah, sedangkan resistensi/tahanan menghambat aliran.<br />
Perbedaan tekanan antara kedua ujung pembuluh menentukan kecepatan aliran, dan bukan tekanan absolut didalam pembuluh. Misalnya: jika tekanan pada kedua ujung pembuluh 100 mmHG, maka tidak akan ada aliran. <br />
Aliran darah (blood flow) adalah sejumlah darah yang melalui suatu titik pada sirkulasi dalam suatu periode tertentu. Digunakan satuan ml/menit atau L/menit atau ml/detik. Aliran darah pada orang dewasa saat istirahat adalah 5 L/menit, yang disebut sebagai curah jantung (cardiac output). Ini merupakan jumlah darah yang dipompakan ventrikel jantung dalam 1 menit (jumlah darah yang melalui sirkulasi sistemik maupun pulmonal harus sama. <br />
<br />
b. Tekanan Darah<br />
Tekanan darah hampir selalu diukur dengan mmHg, yang telah dipakai sebagai standar referensi selama bertahun-tahun. Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah. Bila seseorang mengatakan tekanan darahnya adalah 50 mmHg, maka tenaga yang dikeluarkan akan cukup mendorong merkuri dalam tabung setinggi 50 mm. <br />
<br />
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah:<br />
1) Tekanan hidrostatik dan gaya gravitasi<br />
2) Volume darah<br />
3) Elastisitas pembuluh darah<br />
4) Cardiac Output<br />
5) Viskositas/kekentalan darah dan resistensi <br />
<br />
Pengaturan Tekanan Darah<br />
1) Pusat Vasomotor<br />
2) Pusat Cardioregulator<br />
3) Baroreseptor<br />
4) Pusat yang lebih tinggi di otak, dan emosi<br />
5) Hormon dan kimia<br />
6) Kemoreseptor<br />
7) Pengaturan oleh ginjal<br />
8) Pertukaran cairan di kapiler<br />
<br />
Pengaturan Tekanan Darah untuk jangka pendek:<br />
1) Sistem Syaraf<br />
• Pusat Vasomotor<br />
• Refleks Baroreseptor<br />
• Refleks Kemoreseptor <br />
• Pengaruh pusat otak tertinggi <br />
2) Kontrol Kimia<br />
• Hormon kelenjar adrenal: epinephrin dan norepinephrin<br />
• Hormon natriuretik atrium<br />
• Hormon ADH<br />
• Angiotensin II <br />
• Endothelium-derived factor<br />
• Nitric Oxide (NO) disebut juga dengan endothelium derived relaxing factor (EDRF)<br />
• Alkohol<br />
• Kimia-kimia inflamasi<br />
<br />
Pengaturan Tekanan Darah untuk jangka panjang oleh ginjal<br />
Ginjal mempertahankan homeostatis tekanan darah dengan meregulasi volume darah dengan mempertahankannya kira-kira sekitar 5 L. Volume darah merupakan faktor penentu utama dari curah jantung. Mempengaruhi tekanan vena, aliran balik, volume akhir diastol dan isi sekuncup. Peningkatan volume darah diikuti dengan peningkatan tekanan darah dan sebaliknya. Peningkatan volume darah serta tekanan darah merangsang ginjal untuk mengeluarkan cairan. <br />
Pengaturan ginjal bersifat langsung dan tidak langsung dalam mengatur tekanan darah. Mekanisme langsung adalah dengan mempengaruhi volume darah (saat vollume/tekanan darah meningkat, filtrasi di glomerulus dipercepat). Mekanisme tidak langsung adalah dengan mekanisme Renin Angiotensin . Saat tekanan arteri menurun ginjal mengeluarkan renin <br />
<br />
Pengaturan tekanan vena<br />
Aliran balik darah ke jantung ditentukan oleh 5 faktor utama:<br />
1) Tekanan arteri<br />
2) Tekanan atrium kanan<br />
3) Resistensi aliran darah didalam pembuluh darah<br />
4) Pompa vena<br />
5) Tekanan hidrostatik<br />
<br />
<br />
<br />
c. Resistensi terhadap aliran Darah<br />
Tahanan/resistensi adalah hambatan terhadap aliran darah dalam suatu pembuluh, yang tidak dapat diukur secara langsung. Akan tetapi tahanan dapat diukur secara tidak langsung, bila besar aliran darah dan perbedaan tekanan dalam pembuluh darah diketahui. Jika beda tekanan antara dua titik adalah 1 mmHg dan alirannya 1 ml/detik maka besar tahanan/resistensi adalah 1pru (Pheriperal resistence unit). Kecepatan aliran darah melalui sistem sirkulasi saat istirahat mendekati 100ml/detik. Perbedaan tekanan antara arteri sistemik dan vena sistemik sekitar 100 mmHg. Jadi SVR (Systemic Vascular Resistence) = 100/100 = 1pru. <br />
Pada tekanan dimana pembuluh-pembuluh darah diseluruh tubuh mengalami vasokontraksi, maka SVR meningkat sampai 4 pru. Bila pembuluh darah mengalami vasodilatasi hebat maka SVR dapat mengecil sampai 0,25 pru. Pada sistem pulmonal, tekanan pulmonal rata-rata (mean pulmonal arteri pressure-MAP) = 13 mmHg, dan tekanan atrium kiri rata-rata (mean left atrial pressure-LAP) = 4 mmHg. Perbedaan tekanan adalah 9 mmHg, maka PVR (Pulmonal Vascular Resistance) dalam keadaan istirahat adalah 0,09 pru. <br />
<br />
2. Viskositas<br />
Viskositas darah sebagian besar tergantung pada hematokrit (Ht), yitu presentase volum darah yang ditempati sel darah merah. Ini berarti pada penderita dengan Ht 40%, maka 40% dari volume darahnya merupakan sel-sel dan sisanya plasma. Ht normal untuk laki-laki ± 42%, sedangkan untuk wanita ± 38%. Makin banyak sel-sel didalam darah maka Ht semakin tinggi, dan semakin banyak gesekan yang terjadi antara berbagai lapisan darah. Viskositas meningkat drastis jika Ht meningkat. Selain Ht dan protein plasma, ada tiga faktor lain yang juga mempengaruhi viskositas darah pada pembuluh darah halus adalah:<br />
1 Aliran pada pembuluh darah yang sangat halus menunjukkan pengaruh kekentalan yang kurang dibandingkan pada pembuluh darah besar. Pengaruh ini disebut “Fahreaus Linguist Effect”. Ini mulai tampak bila diameter pembuluh kurang dari 1,5mm, efek tersebut sangat nyata dan viskositas secara teoritis mungkin menjadi 0,5 daripada viskositas dipembuluh darah besar.Pengaruh “Fahreaus Linguist Effect” ini disebabkan oleh karena cara mengalir darah di dalam pembuluh yang halus. <br />
2 Viskositas darah meningkat drastis bila kecepatan aliran darah menurun.<br />
3 Sel-sel seringkali berhenti mengalir di pembuluh darah halus. Bila ini terjadi, aliran darah berhenti berhenti total untuk beberapa detik atau lebih akibatnya viskositas meningkat<br />
<br />
D. Sirkulasi Darah Janin<br />
<br />
Perbedaan secara anatomis padansirkulasi darah janin dengan sirkulasi dewasa adalah adanya: <br />
1. Duktus venosus <br />
2. Duktus arteriosus<br />
3. Foramen ovale<br />
Darah janin dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis dan disini dimuat dengan bahan makanan yang berasal dari darah ibu. Darah ini masuk kedalam badan janin melalui vena umbilikalis yang bercabangdua setelah memasuki dinding perut janin. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika kedalam vena kava inferior. Cabang satunya adalah duktus venosus arantii yang langsung masuk kedalam vena kava inferior. <br />
Dengan demikian vena kava inferior setelah dimasuki darah dari vena hepatika dan dari duktus arantii mengandung darah “bersih”, tapi di campuri dengan darah “kotor” dari anggota bawah janin. Darah dari vena cava inferior setelah masuk ke atrium kanan sebagian masuk ke atrium kiri melalui foramen ovale dan sebagian masuk ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah dari vena kava superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas. Darah dari ventrikel kanan masuk ke arteri pulmonalis, tetapi sebelum sampai ke paru-paru sebagian dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus botalii. Sebagian kecil ke paru-paru dan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium kiri dan bersama dengan darah dari atrium kanan yang berasal dari vena kava inferior masuk ke ventrikel kiri dan terus ke aorta. Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi nutrisi pada paru-paru yang sedang tumbuh. Darah aorta di sebarkan ke anggota tubuh tetapi darah banyak menuju ke arteri hipogastrik (cabang dari arteri iliaka komunis) lalu ke arteri umbilikalis dan selajutnya ke plasenta. <br />
Darah yang beredar di janin selalu merupakan darah campuran dan isi vena kava inverior lebih bersih dari isi aorta. Setelah anak lahir, karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan dalam arteri pulmonalis sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Duktus arteriosus botalii tertutup 1-2 menit setelah anak bernafas. Dengan terguntingnya tali pusat, maka darah dalam vena kava inferior berkurang dan dengan demikian juga tekanan dalam atrium kanan berkurang, sebaliknya tekanan dalam atrium kiri bertambah karena darah yang datang dari paru-paru bertambah. Akibatnya adalah penutupan foramen ovale. Sisa duktus arteriosus botalii disebut ligamentum arteriosum dan dari duktus venosus arantii menjadi ligamentum vesico umbilical lateral kiri dan kanan. <br />
Oksigen janin lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Untuk mengimbangi keadaan ini peredaran darah janin lebih cepat, kadar Hb janin lebih tinggi (sampai 18 gr%) dan eritrositnya lebih banyak (5,5 juta/mm3). Hb janin diproduksi dalam hati sedangkan Hb orang dewasa pada sumsum merah. Janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2 dari pada orang dewasa. Janin baru diganti seluruhny oleh Hb biasa pada umur 4 bulan atau lebih. Selama janin dalam rahim ternyata ia sudah melakukan pergerakan pernafasan. Pergerakan ini rupanya perlu untuk perkembangan pembuluh darah paru-paru. Jadi pernafasan setelah anak lahir sebetulnya hanya lanjutan gerakan pernafasan intrauterin. <br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 9.19: Peredaran darah janin (Martini, 2001, hal )adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-87156991727640814872009-09-08T23:30:00.001-07:002009-09-08T23:32:54.591-07:00komunikasi selKOMUNIKASI PADA SEL-SEL SYARAF<br />Bayangkan bahwa Anda berjalan bertelanjang kaki di dapur dan menginjak sekeping beling. Rentang waktu yang dibutuhkan antara saat Anda menginjak beling dan merasakan sakit di otak Anda hanyalah seperribuan detik. Jangka aktu itu sangat singkat hingga Anda tak menyadarinya, namun di dalam masa itu, sebuah pesan disampaikan dari jari kaki ke otak Anda. Komunikasi yang cepat dan sempurna ini dikelola oleh sel-sel syaraf atau, sebagaimana sebutannya dalam biologi, neuron.<br /> <br /><br />Karena sel-sel syaraf yang membungkus tubuh itu seperti sebuah jaring, pesan dari otak mencapai bagian terjauh di dalam tubuh dengan kecepatan tinggi. Kecepatan ini dicapai karena rancangan tanpa cacat sistem syaraf.<br />Lihatlah ke sekeliling: segala yang kita lihat dirancang untuk sebuah tujuan tertentu. Misalnya, sebuah telepon dengan perangkat -perangkat plastik dan elektroniknya, tombol, kabel dan komponen lainnya, telah dirancang untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Demikian juga, alasan penciptaan neuron nampak pada pengamatan pertama. (Tentunya, ini membutuhkan pengamatan dengan mikroskop canggih.) Yang pertama Anda amati, selain organel-organel lain di dalam sel, adalah adanya rentangan-rentangan pada neuron yang mirip dengan lengan yang menjulur dari tubuh; ini disebut akson dan dendrit. Kita dapat membandingkan sebah neuron dengan pusat telepon berteknologi canggih. Ukuran pusat telepon seluler ini hanya antara 0,004 dan 0,1 milimeter, namun mekanisme komunikasinya tak terbandingkan di dunia saat ini. Akson dan dendrit yang disebutkan di atas menjadi jalur yang memerantarai komunikasi dengan neuron lain.<br />Garis tengah neuron rata-rata 10 mikron. (1 mikron sama dengan seperseribu milimeter). Jika kita dapat merangkai 100 milyar neuron di otak manusia sambung-menyambung membentuk garis, panjang garis itu (berukuran 10 mikron dan terlalu kecil untuk terlihat mata telanjang) sekitar 1000 kilometer. Keberadaan jaringan komunikasi ini di dalam otak berbobot 1400 gram sangat menakjubkan.<br />Pertimbangkan hal-hal ini lebih cermat lagi. Neuron sangat kecil sehingga 50 buah neuron berukuran rata-rata dapat masuk ke titik di akhir kalimat ini.62 Karena itu, sebagian besar pengetahuan tentang neuron diperoleh secara tak langsung.<br />Saat mengamati rentangan komunikasi pada sel-sel syaraf, kita melihat bahwa pada setiap neuron ada banyak dendrit yang menyalurkan komunikasi dari neuron lain ke tubuh sel. Sering kali, fungsi suatu akson adalah menyampaikan pesan yang diterimanya dari tubuh sel lewat terminal-terminal dan rentangan-rentangan itu.<br />Di sini, kita harus mencermati rancangan khusus akson. Sebuah lapisan khusus yang dikenal dengan “selaput myelin” membungkus akson. Rangsangan-rangsangan syaraf disebarkan pada titik-titik tertentu sepanjang selaput myelin. Titik-titik ini disebut “simpul Ranvier”. Penelitian menunjukkan bahwa isyarat yang melompat dari simpul ke simpul bergerak ratusan kali lebih cepat daripada yang bergerak sepanjang permukaan akson.63 Selaput dan “simpul” pada akson ini memungkinkan penyaluran isyarat dengan cara yang paling tepat dan cepat.<br /> <br /><br /><br />Neuron memerantarai komunikasi di dalam tubuh kita dengan cara unik yang terdiri dari proses-proses rumit elektronik dan kimiawi yang luar biasa, sehingga memastikan pengelolaan tanpa cela di dalam otak serta antara otak dan organ-organ lainnya. Saat Anda melakukan sebuah gerakan sederhana seperti memegang buku di tangan, membuka halaman-halamannya, atau menggerakkan mata menelusuri kalimat-kalimatnya, terjadilah lalu lintas komunikasi yang sangat padat di dalam sel-sel syaraf tubuh Anda. Mengamati secara cermat neuron-neuron yang membentuk jaringan komunikasi luar biasa ini akan membantu kita lebih memahami betapa ajaibnya penciptaan neuron.<br />RANCANGAN PADA SINAPSIS<br /> <br /><br />Ratusan juta panggilan telepon dapat dilakukan setiap saat ke seluruh dunia. Meskipun demikian, pada otak seseorang satu kuadrilyun (1.000.000.000.000.000) komunikasi dapat terjadi secara bersamaan.<br />Komunikasi antara dua neuron terjadi antara titik-titik penghubung bernama “sinapsis” yang terletak di ujung terminal akson. Sebagaimana pusat telepon menyebabkan manusia saling berkomunikasi, demikian juga sebuah neuron dapat berkomunikasi dengan beberapa neuron lainnya melalui sinapsis. Ratusan juta percakapan telepon dapat terjadi di dunia pada saat yang sama. Bandingkan dengan ini, diperkirakan sekitar 1 kuadriliyun sinapsis ada di dalam otak manusia, sehingga ada 1000 trilyun percakapan.64 Komunikasi luar biasa ini adalah faktor penting yang menyebabkan para ilmuwan menyebut otak sebagai “susunan paling rumit yang di jagat raya”.65<br />Kita dapat mengatakan dengan cara lain: sebuah sel syaraf biasa di dalam otak manusia, misalnya, memiliki 10 ribu sinapsis.66 Berarti, pada saat yang sama, satu neuron dapat berhubungan dengan 10 ribu sel syaraf yang berbeda. Bayangkan kesulitan yang akan Anda hadapi jika pada saat yang sama berbicara di dua telepon; kemampuan sebuah sel syaraf melakukan puluhan ribu hubungan secara bersamaan adalah sebuah contoh penciptaan yang mengagumkan.<br />Hingga baru-baru ini, persimpangan komunikasi pada neuron dikira mantap, namun sekali lagi para ilmuwan terkejut oleh kenyataan bahwa bentuk sinapsis berubah sesuai dengan susunan kurir kimianya. Profesor Eric Kandel menerima Hadiah Nobel pada tahun 2000 untuk penemuan ini. Rancangan yang piawai ini dapat disimpulkan sebagai berikut: ada suatu mekanisme pada sinapsis yang mengubah bentuknya menurut kekuatan rangsangan. Saat menerima rangsangan yang kuat, sinapsis membuat rangsangan itu dapat disalurkan ke sel lain, tanpa melemah, dan dengan cara yang paling produktif. Hal penting yang harus ditekankan adalah bahwa sistem ini dipahami setelah percobaan-percobaan pada siput laut. Profesor Kandel sendiri mengakui bahwa sistem syaraf pada manusia dan mamalia terlalu rumit untuk sepenuhnya dipahami lewat penelitian.67<br />KOMUNIKASI KIMIAWI PADA NEURON <br /> <br /><br />Profesor Eric Kandel<br />Sebagian besar manusia mengira bahwa hubungan antarneuron dibangun hanya dengan isyarat-isyarat listrik. Ini tidak benar, sebab komunikasi kimiawi adalah bagian penting di dalam proses ini. Saat mengamati komunikasi antara dua neuron, kita lebih memahami unsur-unsur ajaib dalam komunikasi kimiawi.<br />Komunikasi kimiawi melibatkan molekul-molekul kurir bernama “pemancar syaraf”. Molekul ini dihasilkan di dalam tubuh oleh sel-sel syaraf, dibawa sepanjang akson, dan disimpan dalam vesikel-vesikel kecil di terminal akson. Di setiap vesikel, ada sekitar 5 ribu pemancar.68 Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa neuron bak sebuah pabrik kimia yang menghasilkan kurir-kurir yang akan digunakan dalam komunikasi.69 <br />Neuron yang mengirimkan isyarat adalah “neuron pemancar” dan yang menerima disebut “neuron penerima”. Neuron pemancar dan penerima bertemu pada sinapsis, yang berukuran 0,03 mikron.70 Isyarat listrik tertentu membangkitkan kurir di terminal akson di dalam sel syaraf pengirim. Ujung sinapsis yang dipenuhi dengan kurir kimia menyatu dengan membran sel dan melepaskan molekul-molekul di dalamnya ke ruang sinapsis. Pesan yang dibawa oleh kurir dikirimkan ke reseptor pada membran neuron penerima. Reseptor yang berbeda berhubungan dengan molekul kurir yang berbeda. Pesan yang dibawa oleh molekul kurir kimia lalu dimengerti oleh neuron penerima.<br /> <br /><br />Gambar ini menunjukkan komunikasi antara dua neuron. Elemen terpenting dalam komunikasi ini adalah molekul kurir yang dikenal dengan “pemancar syaraf.”<br /><br />Kami hanya menggambarkan sistem ini secara kasar, dan setiap tahapnya dipenuhi berbagai proses yang belum benar-benar dimengerti oleh para ilmuwan. Kenyataannya, para ilmuwan baru memiliki gambaran buram sejumlah kejadian yang berhubungan dengan komunikasi ini.71<br />Bayangkan penggabungan ujung sinapsis dengan membran sel. Proses yang digambarkan dengan kata “fusi” adalah penggabungan sangat khusus yang serupa dengan penggabungan sebuah peranti moduler ke sebuah komputer yang sangat canggih. Hubungan antara satu peranti dan sebuah komputer bergantung kepada suatu perhitungan teknik yang rumit. Jika tidak, peranti itu tak akan cocok dengan komputer, bahkan komputer mungkin bisa rusak. Sebuah sel jauh lebih rumit daripada sebuah komputer, dan suatu penyatuan yang selaras antara sebuah pemancar syaraf dan sebuah membran sel tak terjadi secara acak. Seluruh proses rumit yang terjadi setiap saat ini ada di bawah kendali Allah Yang menciptakannya.<br /> <br /><br />Menambahkan satu peranti ke sebuah komputer membutuhkan perhitungan teknik yang rumit jika tak ingin keseluruhan komputer kacau. Tentunya, sebuah sistem penggabungan yang serasi dengan membran sel, yang jauh lebih rumit daripada komputer, tak mungkin tak sengaja terjadi. Allah menciptakan penggabungan ini.<br /><br /> <br /><br />Jika kita terluka di satu bagian tubuh, otak dikabari tentang rasa sakit ini lewat sebuah pesan. Sebagai tanggapan atas pesan ini, neuron khusus yang terletak di otak dan rongga tulang belakang mengurangi rasa sakit dengan melepaskan endorfin.<br /><br />PERENCANAAN DAN PENGATURAN WAKTU PADA MOLEKUL-MOLEKUL KURIR<br /> <br /><br />Pesan-pesan syaraf dari satu neuron ke neuron lain dikirimkan sebagai rangsangan listrik sepanjang akson. Pesan-pesan itu dikirimkan dari terminal akson ke neuron lain oleh hormon-hormon penerus syaraf yang terletak di ujung syaraf. Dopamin adalah salah satu hormon penerus itu.<br />Kepadatan dan kapan kurir-kurir kimia berada di ruang sinapsis secara langsung mempengaruhi komunikasi antara dua neuron. Ada mekanisme tersendiri bagi setiap kurir kimia. Sebagian kurir menyebar setelah menyampaikan pesannya. Sebagian lain diuraikan oleh enzim khusus setelah melakukan fungsinya. Misalnya, molekul- molekul kurir yang disebut “asetilkolin” diubah oleh enzim khusus menjadi kolin dan asetat.<br />Ada satu lagi mekanisme hebat di dalam sel-sel syaraf: kurir-kurir yang menyampaikan pesan ke sel reseptor dikumpulkan kembali di sel pemancar dan disimpan untuk digunakan pada pesan berikutnya. Proses ini dilakukan oleh sejumlah molekul khusus. Kegiatan molekul-molekul dopamin dan serotonin diatur dengan cara ini. Jika kita membayangkan betapa sulitnya mendaur ulang suatu produk, sebaiknya kita memahami keefektifan mekanisme dalam sel syaraf ini. <br />Setiap tahap komunikasi kimiawi terjadi dengan keseimbangan yang sangat teliti. Setiap molekul kurir yang digunakan pada setiap komunikasi, dan setiap protein dan enzim yang menjalankan suatu fungsi pada berbagai tahap harus dirancang. Jumlah molekul kurir yang akan disimpan, berapa lama sel-sel penerima akan dirangsang, waktu pemisahan atau penyatuan kembali, adalah bagian-bagian penting keseimbangan komunikasi. Selain itu, sejumlah rincian penting yang terkait dengan keseimbangan komunikasi yang masih belum diketahui.<br /> <br /><br />Pada foto ini, tampak seorang pasien penderita penyakit Parkinson sedang berlatih bersama dokternya. Dalam usaha menemukan obat bagi penyakit Parkinson, para ilmuwan terus melakukan penelitian atas penyakit ini.<br />Penyakit Parkinson adalah suatu keadaan di mana kerusakan penyelarasan otot membuat orang sulit bergerak, dan menyebabkan gemetaran. Penyebab penyakit ini adalah rusaknya keseimbangan antara molekul kurir dopamin dan asetilkolin. Ketika sejumlah sel-sel syaraf di dalam otak menghasilkan dopamin kurang daripada yang dibutuhkan, hasilnya adalah hilangnya kendali otot. Kenyataan ini diketahui baru-baru ini saja (Profesor Arvid Carlsson dianugerahi Hadiah Nobel atas penemuannya ini). <br />Keseimbangan yang teliti dan mekanisme rumit ini tidak terbentuk dari serangkaian kejadian acak. Dia Yang menciptakan semua itu, memelihara dengan kekuatanNya, memberi untuk melayani manusia, dan mengambilnya saat menghendakinya, adalah Allah, Yang memiliki kekuatan dan pengetahuan yang kekal.<br />KOMUNIKASI LISTRIK ANTARNEURON <br />Setiap saat, setiap sel syaraf mengalami perubahan rumit. Komunikasi lewat neuron adalah sebuah operasi yang terjadi ketika kurir elektro-kimia atau kimia menghasilkan isyarat listrik.<br />Untuk memahami komunikasi listrik ini, pertama-tama kita harus memikirkan mekanisme keseimbangan lainnya; keseimbangan menakjubkan yang dibentuk muatan-muatan listrik dalam sel-sel syaraf, yakni ion. Ion menjalankan suatu fungsi penting dalam neuron; ada ion natrium dan kalium bermuatan positif satu, ion kalsium bermuatan positif dua dan ion klorida bermuatan positif satu. Selain itu, ada juga sejumlah molekul protein bermuatan negatif.<br /> <br /><br />Sebuah pesan yang ditinggalkan pada reseptor di membran neuron memulai serangkaian reaksi di dalam sel yang mirip dengan runtuhnya sederet kartu domino.<br />Pada keadaan istirahat, neuron bermuatan negatif. Pada keadaan ini, protein-protein dan berbagai ion bermuatan negatif berada di dalam sel syaraf. Dibandingkan denan jumlah di luar, lebih banyak ion kalium serta lebih sedikit ion klorida dan natrium di dalam neuron.72 Ini tidak ditata acak, dan perbandingan ini ditentukan dan secara khusus dipertahankan.<br />Pesan yang tertinggal pada reseptor-reseptor membran di dalam sel-sel syaraf memulai sebuah rangkaian proses dalam sel yang mengingatkan kita akan efek domino. Selama proses yang belum diketahui secara rinci ini, ratusan protein diperkirakan menjalankan satu fungsi. Proses ini terjadi berurutan dan dalam urutan yang sempurna, menyebabkan saluran-saluran ion tertentu pada membran sel terbuka. Akibatnya, ion natrium yang dibawa ke dalam sel menetralkan sel yang sebelumnya bermuatan negatif (-70 milivolt). Pemindahan ion antara bagian dalam dan luar sel menghasilkan isyarat listrik. Proses yang kami gambarkan di sini dengan cara yang paling sederhana dimulai dan berakhir kurang dari satu milidetik.<br />Isyarat yang dihasilkan bergerak cepat sepanjang akson dan memulai proses kimia yang akan membawa pesan ke sel lain di titik sinapsis di ujung terminal. Kecepatan rata-rata isyarat sepanjang akson adalah 120 meter per detik.73 Sebuah perhitungan sederhana akan menunjukkan kepada kita bahwa kecepatan ini sama dengan 432 kilometer per jam.<br />Sel-sel syaraf yang menyampaikan pesan menyelesaikan tugasnya dan kembali ke keadaan istirahat. Pemulihan ini berlangsung dengan terbuka dan tertutupnya saluran natrium dan kalium dalam masa kurang dari satu milidetik. Tanpa jam yang dihasilkan oleh teknologi tinggi, Anda tak dapat mengukur satu milidetik. Bayangkan seakan Anda memiliki jam seperti itu; Anda masih belum dapat mengatur pembukaan dan penutupan saluran ion dengan satu sel syaraf. Jika Anda mencoba memulai jutaan proses yang setiap saat berlangsung, suatu kesalahan yang terjadi dalam jangka waktu hanya satu milidetik akan melencengkan proses-proses ini. <br /> <br /><br />Ion ber fungsi penting di dalam neuron. Ada ion natrium positif satu, ion kalium positif satu, ion kalsium positif dua, dan ion klorida negatif satu. Jumlah kalium di dalam neuron lebih besar daripada di luarnya, sementara perbandingan klorida dan natrium lebih rendah. Apa yang kita mesti perhatikan di sini adalah pengaturan ini harus dirancang khusus dan dipelihara agar keseimbangan-keseimbangan ini berada pada kadar yang tetap; pengaturan ini tak dapat terjadi secara tak sengaja.<br />SEBUAH KENYATAAN YANG MENYOLOK<br /> <br /><br />Neuron-neuron membentuk ribuan hubungan satu sama lain.<br />Ada satu sifat lain yang membedakan neuron dari sel-sel kita lainnya. Sel-sel lain tubuh kita terus-menerus diperbaharui, namun neuron tak berubah. Dengan bertambahnya usia, jumlahnya menurun, namun sel-sel syaraf yang ada pada masa tua seseorang sama dengan yang dimilikinya di masa muda. Apa yang telah digambarkan sejauh ini adalah cerita yang amat disederhanakan dari sistem komunikasi di dalam neuron yang berfungsi sepanjang hidup manusia. Bahkan orang cerdas dan berilmu akan sulit memahami hal ini; sel dan hormon telah sangat berhasil menjalani fungsi-fungsi ini tanpa kesalahan pada jutaan manusia yang hidup di dunia sejak awal zaman.<br />Bagaimanakah sistem yang sangat rumit dalam setiap sel syaraf kita ini terbentuk? Bagaimanakah keselarasan mengagumkan pada ratusan juta sel di dalam tubuh kita terjadi? Bagaimanakah sistem komunikasi yang sangat hebat ini terjamin tanpa timbul kebingungan? Bagaimanakah sistem yang bergantung pada keseimbangan dan penjadwalan yang teliti ini bekerja tanpa membuat kesalahan?<br />Sangat wajar jika ratusan pertanyaan tentang “mengapa” memenuhi benak manusia. Meskipun ada kenyataan-kenyataan ini, sejumlah ilmuwan mencoba mati-matian membela pernyataan evolusionis bahwa sistem tanpa cela ini sepenuhnya terbentuk karena murni kebetulan. ‘Tak mungkin’ bukanlah ungkapan yang cukup kuat untuk menggambarkan upaya-upaya para evolusionis yang mencoba menghubungkan asal-usul kehidupan dengan sebuah “sel purba” khayali yang muncul secara tak sengaja; mereka tak memiliki jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas.<br />Satu hal di dalam artikel-artikel yang ditulis oleh para evolusionis menarik minat kita; tiada penjelasan ilmiah tentang cara evolusi terjadi. Malah, mereka mengatakan bahwa molekul dan protein yang berfungsi di dalam komunikasi muncul pada suatu tahap dalam apa yang karenanya disebut evolusi, dan tak berubah susunannya hingga zaman kita. Tentunya, pernyataan seperti ini, yang bahkan tak sedikit pun memiliki bukti, adalah dusta besar. Berkedok ilmu pengetahuan, mereka bermain kata-kata yang ditujukan untuk menolak penciptaan.<br />“Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam. Dan bagiNya-lah keagungan di langit dan di bumi, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Jaatsiah, 45: 36-37)<br /><br />Tiada keraguan bahwa hanya ada satu penjelasan mengapa mekanisme yang begitu memukau ini terjadi: Allah, Tuhan semesta alam, menciptakan sel dari ketiadaan. Dialah Tuhan kita, Pencipta kita semua, Yang merancang sistem komunikasi yang sangat rumit dan saling terkait di dalam sel dengan sangat rinci. Dialah Allah, Yang membuat atom, molekul, dan protein yang tak pernah beristirahat, demi melayani kita; dan hanya Dia Yang berhak disembah dan dipuja.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DUA PEMIMPIN TUBUH KITA: <br />KELENJAR HIPOTALAMUS DAN KELENJAR PITUITARI<br />Kenyataan bahwa Anda dapat duduk dengan nyaman di kursi Anda dan membaca kalimat-kalimat ini disebabkan sistem yang mengatur keseimbangan dalam tubuh Anda demi kepentingan Anda. Misalnya, tak peduli berapa pun suhu di luar, tubuh Anda harus selalu dijaga pada suhu tetap, biasanya antara 36,5 dan 37,5 derajat. Penurunan dan kenaikan suhu tubuh secara tiba-tiba dapat menyebabkan kematian. Suhu tubuh orang sehat, berkat sistem ini, berubah paling banyak 0,5 derajat. Dengan cara yang sama, tekanan darah dalam pembuluh darah, jumlah cairan di dalam darah, dan kecepatan fungsi sel harus cermat diukur, serta keseimbangan yang ada dijaga setiap saat.<br />Mari kita bayangkan usaha-usaha yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan ini secara buatan. Pertama, bayangkan adanya termometer- termometer peka di beberapa tempat dalam tubuh, peranti-peranti untuk mengukur kekentalan darah dalam pembuluh darah, dan laboratorium mini untuk mengendalikan kecepatan fungsi sel. Lalu, bayangkan ribuan perlengkapan yang berada di berbagai titik dalam tubuh ini harus setiap detik mengkaji secara tepat dan menyampaikan informasi yang diterimanya ke sebuah komputer yang sangat canggih.<br />Namun, tidak cukup cuma kajian-kajian ini dibuat; pada saat yang sama, harus juga diketahui, berdasarkan data yang ada, tindakan apa yang perlu diambil dan perintah seperti apa yang perlu diberikan ke sel yang mana. <br />Tentunya, bahkan dengan teknologi masa kini, masih tak mungkin menaruh ribuan thermometer, laboratorium mini, dan alat pengukur tekanan di kedalaman tubuh manusia. Namun, sebuah sistem khusus dengan rancangan tercanggih yang mungkin ada telah diletakkan di kedalaman tubuh manusia sejak lahir.<br />Ribuan pos penerima mengukur hal-hal seperti suhu tubuh dan tekanan pembuluh darah. Pos-pos ini mengirim informasi itu ke sebuah komputer khusus. Komputer ini ada di bagian otak yang disebut hipotalamus.<br />MANAJER TERSEMBUNYI TUBUH ANDA: KELENJAR HIPOTALAMUS<br />Hipotalamus adalah pemimpin umum sistem hormon; ia memiliki tugas penting memastikan kemantapan dalam tubuh manusia. Setiap saat, hipotalamus mengkaji pesan-pesan yang datang dari otak dan dari dalam tubuh. Setelah itu, hipotalamus menjalankan beberapa fungsi, seperti menjaga kemantapan suhu tubuh, mengendalikan tekanan darah, memastikan keseimbangan cairan, dan bahkan pola tidur yang tepat.<br />Hipotalamus terletak langsung di bawah otak dan ukurannya sebesar biji kenari. Sejumlah besar informasi sehubungan dengan keadaan tubuh dikirim ke hipotalamus. Informasi ini disampaikan ke sana dari setiap titik dalam tubuh, termasuk pusat indra dalam otak. Kemudian hipotalamus menguraikan informasi yang diterimanya, memutuskan tindakan yang mesti diambil dan perubahan yang harus dibuat dalam tubuh, serta membuat sel-sel tertentu menjalankan keputusannya.<br />Hal mendasar yang harus diperhatikan di sini adalah: hipotalamus itu sebuah organ yang terdiri dari sel-sel tak sadar. Suatu sel tak mengetahui berapa lama manusia harus tidur; ia tak dapat menghitung berapa seharusnya suhu tubuh. Sel tak dapat mengambil keputusan terbaik berdasarkan informasi yang ada, dan tak dapat membuat sel lain yang berjauhan letaknya dalam tubuh menjalankan keputusan itu. Namun, sel-sel dalam hipotalamus bertindak dalam cara yang luar biasa sadar demi menjamin bahwa keseimbangan yang dibutuhkan dalam tubuh terjaga. Pada halaman-halaman selanjutnya, kita akan menelaah secara rinci kegiatan luar biasa yang diperlihatkan oleh sel-sel tak sadar ini.<br /> <br /><br />Sebagian besar informasi tentang tubuh manusia ada di hipotalamus. Hipotalamus menerjemahkan informasi ini, mengambil keputusan penting, dan memerintahkan sel-sel menjalankan keputusannya. Pada gambar, terlihat letak hipotalamus di otak. Kekuasaan maha hebat Allah yang menyebabkan hipotalamus mampu membuat keputusan penting.<br /><br />Salah satu fungsi terpenting hipotalamus adalah menjembatani sistem hormon dan sistem lain yang mengatur dan memelihara tubuh—yaitu sistem syaraf. Hipotalamus bukan saja mengatur sistem hormon, namun juga sistem syaraf dengan tingkat keahlian yang tinggi.<br />Hipotalamus memiliki pembantu yang sangat penting dalam perannya mengatur tubuh; pembantu ini menyampaikan kepada bagian-bagian tubuh tertentu tentang keputusan yang telah diambil. Misalnya, ketika terjadi penurunan tiba-tiba tekanan darah, potongan-potongan informasi dikirimkan, dan mengabari hipotalamus tentang perubahan tekanan ini; lalu hipotalamus memutuskan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menaikkannya dan menyampaikan keputusannya kepada pembantu-pembantunya.<br />Untuk menjalankan keputusan, pembantunya mengetahui sel-sel yang mana yang harus menerima perintah itu. Ia menulis pesan-pesan dalam bahasa yang dimengerti sel-sel ini dan segera menyampaikan segenap pesan itu. Sel-sel tujuan mematuhi perintah yang diterima dan melakukan tindakan yang tepat untuk menaikkan tekanan darah.<br />Pembantu hipotalamus adalah kelenjar pituitari, yang juga berpengaruh amat penting dalam sistem hormonal.<br />Antara kelenjar hipotalamus dan pituitari terdapat sistem komunikasi yang mengagumkan. Kedua potong daging ini sebenarnya berkomunikasi bagai dua manusia yang sadar. Hipotalamus memiliki kendali menyeluruh atas kelenjar pituitari dan pelepasan penting beberapa hormon.<br />Misalnya, hipotalamus seorang anak dalam masa perkembangan mengirim pesan ke kelenjar pituitari dengan perintah, “lepaskan hormon pertumbuhan” dan kelenjar pituitari lalu melepaskan hormon pertumbuhan tepat seperti yang dibutuhkan.<br />Sesuatu yang mirip terjadi saat sel-sel tubuh harus bekerja lebih cepat; di sini terdapat dua tingkat komando. Hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari yang pada gilirannya meneruskan perintah itu ke kelenjar tiroid. Kelenjar pituitari melepaskan hormon tiroid dalam jumlah yang tepat dan sel-sel tubuh mulai bekerja lebih cepat.<br /> <br /><br />Letak kelenjar-kelenjar hormon di dalam tubuh yang di bawah kendali hipotalamus.<br />Saat kelenjar adrenal (yang menghasilkan beberapa hormon yang sangat penting) harus diaktifkan atau organ reproduksi harus menghasilkan hormon-hormonnya, hipotalamus lagi-lagi mengirimkan pesan ke kelenjar pituitari, yang mengarahkan pesan itu ke daerah yang sesuai dan memastikan bahwa hormon-hormon yang dibutuhkan di bagian tubuh itu dilepaskan.<br />Hormon-hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus untuk mengatur kelenjar pituitari antara lain:<br />Hormon pelepas hormon pertumbuhan<br />Hormon pelepas tirotropin<br />Hormon pelepas kortikotropin<br />Hormon pelepas gonadotropin<br />Dalam beberapa hal, untuk ikut serta dalam kegiatan sel, hipotalamus menggunakan dua hormon yang dihasilkannya sendiri. Untuk menyimpan hormon-hormon ini, hipotalamus lebih dulu mengirimkannya ke kelenjar pituitari, kemudian, saat dibutuhkan, memastikan bahwa hormon-hormon ini dilepaskan oleh kelenjar pituitari. Hormon-hormon tersebut adalah:<br />• Vasopresin (sebuah hormon antidiuretik, yaitu hormon penahan air)<br />• Oksitosin<br />Kedua molekul hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus ini sangat kecil. Salah satunya hanya sebesar tiga asam amino. Hormon hipotalamus berbeda dari hormon-hormon lainnya bukan hanya karena kecil, namun juga karena jarak tempuhnya dalam tubuh. Hormon biasanya bergerak ke daerah yang jauh dari kelenjar tempat ia dihasilkan menuju organ-organ yang ditentukan. Namun, hormon hipotalamus mencapai kelenjar pituitari hanya dengan menembus pembuluh kapiler setebal beberapa milimeter. Hormon ini tak pernah memasuki sistem peredaran umum.<br />Hipotalamus menghasilkan hormon yang mengaktifkan kelenjar pituitari, dan saat dibutuhkan, menghasilkan juga hormon yang menghentikan kelenjar pituitari di saat yang tepat sehingga tak melepaskan hormon tertentu. Dengan cara ini, hipotalamus mengatur sepenuhnya kegiatan kelenjar pituitari.<br /> <br /><br />Hipotalamus, yang terletak tepat di bawah otak dan seukuran biji kenari, mengatur berbagai fungsi penting, seperti pengaturan metabolisme tubuh, pengendalian kelenjar adrenal, produksi susu, dan pengaturan pertumbuhan tubuh. Saat menjalankan semua kegiatan ini, hipotalamus memerintahkan kelenjar-kelenjar hormon lain yang di bawah kendalinya. Pada gambar di atas, kita melihat hormon-hormon yang bekerja sama dengan hipotalamus. Membayangkan bahwa kerat-kerat daging ini dapat saling berkomunikasi bak manusia yang sadar dan menjalankan kegiatannya bersama-sama, dapat membantu kita memahami kemuliaan Allah.<br />DIRIJEN ORKESTRA HORMON: KELENJAR PITUITARI <br />Kelenjar pituitari adalah sekerat daging kecil berwarna merah jambu sebesar kacang buncis, dengan berat setengah gram dan dihubungkan ke hipotalamus dalam otak oleh sebuah batang. Berkat hubungan inilah, pituitari menerima perintah dari hipotalamus untuk menghasilkan hormon yang diperlukan.<br />Kelenjar pituitari sebesar buncis ini berpengaruh besar pada tubuh manusia dan menunjukkan fungsi yang mengagumkan sehingga telah (dan masih) menjadi bahan penelitian ilmiah selama bertahun-tahun. Sekerat daging kecil ini telah menerima banyak perhatian di dunia ilmiah. Kelenjar pituitari juga dikagumi karena sifat-sifatnya yang luar biasa. Misalnya, kelenjar pituitari disebut sebagai “dirijen orkestra endokrin (hormon)”. Kelenjar ini juga dipuji sebagai “kelenjar utama”. Pada saat yang sama, kelenjar pituitari juga dikenal sebagai sebuah “keajaiban biologi yang luar biasa”.<br />Kelenjar pituitari berhak menerima pujian-pujian ini karena ke-12 hormon berbeda yang dihasilkannya dan kendali yang dilakukannya terhadap sistem hormon. Kelenjar ini tidak saja menghasilkan hormon yang mempengaruhi sel-sel jaringan tertentu, tetapi juga mengatur kerja kelenjar-kelenjar hormon lain yang jauh letaknya.<br />Jika kita mengingat bahwa kelenjar hormon adalah organ yang mengatur kegiatan sel-sel di dalam tubuh dengan memberi perintah tertentu, pentingnya kelenjar pituitari kian jelas. Karena tak berhenti memberikan perintah ke berbagai sel di dalam tubuh, kelenjar pituitari juga memberikan perintah pada kelenjar-kelenjar hormon yang lalu meneruskan perintah itu ke sel-sel lain dalam tubuh. Dengan demikian, pituitari berfungsi sebagai pemimpinnya para pemimpin.<br />Misalnya, pituitari mengirimkan perintah pada kelenjar tiroid saat pelepasan hormon tiroid dibutuhkan. Dengan cara yang sama, pituitari memberikan perintah pada kelenjar adrenal, zakar di tubuh laki-laki, serta indung telur dan kelenjar susu pada tubuh perempuan.<br />Sebuah pertanyaan penting adalah: bagaimana kelenjar pituitari dan sel-sel yang membentuknya mengetahui “fungsi kelenjar adrenal”, cara “kelenjar itu menjalankan fungsinya”, dan “tanda yang dibutuhkan untuk mengaktifkannya”?<br />Bagaimanakah sel-sel yang membentuk kelenjar adrenal memahami dan menerjemahkan perintah yang dikirim kelenjar pituitari, dan mengapa mematuhinya?<br />Saat merenungkan secara rinci masalah ini, kita akan melihat bahwa dimensi keajaiban ini makin luas. Sebuah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari dirancang agar sesuai dengan tempatnya melekat di sel tujuan. Namun, tidak ada sel pituitari yang pernah melihat kelenjar hormon ke mana pesan dikirim. Sel-sel pituitari tak mungkin mengetahui rancangan reseptor pada sel-sel yang membentuk kelenjar adrenal. Ini dapat disetarakan dengan seseorang yang pergi menuju sebuah rumah ribuan kilometer jauhnya di negara lain, yang lalu menemukan diri di depan pintu yang belum pernah dilihatnya, namun memiliki sebuah anak kunci yang cocok dengan gemboknya saat pertama dicoba. Bagaimanakah sel yang membentuk kelenjar pituitari dapat mengetahui cara membuat anak-anak kunci yang sesuai dengan gembok-gembok yang belum pernah sel-sel itu lihat?<br />Hal penting lainnya adalah tak boleh terjadi kesalahan dalam sistem ini. Jika anak kunci yang dibuat tak dapat membuka pintu yang dituju (yaitu, jika hormon yang dihasilkan tidak melaksanakan fungsinya di daerah yang ditetapkan), terjadilah kematian. Misalkan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari tak bekerja pada kelenjar adrenal, tubuh tidak dapat bertahan.<br /> <br /><br />Kelenjar pituitari bekerja bak dirijen suatu orkestra yang memastikan keteraturan di dalam tubuh kita.<br />Untuk memahami lebih lanjut keajaiban sistem ini, kita dapat menggunakan cara berikut: berdirilah di depan sebuah cermin, letakkan jari Anda pada sebuah titik di antara kedua mata Anda. Lima sampai enam sentimeter di belakang titik ini, tepat dalam tengkorak Anda, ada sekerat daging, seukuran kacang buncis, yang disebut kelenjar pituitari.<br />Kemudian, letakkan tangan Anda yang lain di perut. Tepat di bawah tangan ini, di dalam perut, terdapat sepasang ginjal. Di atas setiap ginjal, ada sebuah kelenjar seukuran kenari dengan berat sekitar 4-5 gram yang disebut kelenjar adrenal.<br />Kedua potong daging ini dapat berkomunikasi satu sama lain. Keduanya bukan manusia sadar yang dapat bercakap-cakap satu sama lain, melainkan dua kelompok sel. Selanjutnya, sistem komunikasi ini, bersama dengan akibat-akibat yang dihasilkannya, adalah hasil teknologi maju yang bahkan tak dimiliki manusia.<br />Kenyataan bahwa dua potong daging jauh di dalam tubuh kita saling berkomunikasi dan memahami merupakan keajaiban yang patut direnungkan.<br />Di sisi lain, jika tidak mempelajari biologi, orang tak menyadari bahwa organ seperti ini ada di dalam tengkoraknya di bawah otak. Sebagian besar orang awam bahkan tidak mengetahui bahwa kelenjar pituitari adalah sekerat daging yang sangat kecil di bawah otak yang membuat kita tetap hidup dengan terus-menerus mengirimkan pesan dan memberikan perintah kepada tubuh. Selain itu, orang benar-benar tak menyadari bahwa semua itu terjadi. Jika kelenjar ini tak melaksanakan fungsinya, orang ini akan mati dalam waktu singkat. Jika Anda melihat sejenak dari sudut pandang ini pada orang di sebelah Anda, Anda akan semakin memahami betapa lemah dan bergantungnya manusia kepada Allah, Sang Pencipta kita.<br />“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS Fathir, 35: 15)<br />HORMON-HORMON YANG DIHASILKAN OLEH KELENJAR PITUITARI<br />Sebelum merenungkan lebih lanjut nama-nama hormon pituitari, ada baiknya mengulangi bahwa tujuan buku ini adalah melihat hal-hal menakjubkan yang terjadi dalam sistem hormonal yang mengejutkan bahkan dunia ilmiah, dan mengamati lebih dekat kehebatan ciptaan Allah. Karena alasan ini, lebih baik memusatkan perhatian pada bagaimana sistem berfungsi daripada pada nama-nama hormon. Istilah-istilah Yunani dan Latin yang digunakan dalam ilmu kedokteran dan biologi menjadi penghalang bagi banyak orang. Dan terkadang istilah-istilah Yunani dan Latin ini hanya membuat jalannya sebuah mekanisme lebih sulit dipahami (atau menghalangi kita menghargai keajaiban yang terjadi dalam proses-proses yang memukau). Kebanyakan pakar kedokteran dan biologi mungkin tak memahami keajaiban di dekat mereka justru karena pesona istilah-istilah itu. Misalnya, mereka mengetahui secara rinci cara kelenjar pituitari terbentuk dan berfungsi, namun tak pernah memikirkan sumber kesadaran cerdas yang ditunjukkan sepotong kecil daging ini. Karena alasan itu, kami ulangi bahwa tak perlu menakut-nakuti pembaca yang tidak akrab dengan bacaan-bacaan kedokteran dengan menyiapkan ruang khusus bagi arti istilah-istilah ini. Kami hanya akan menyebutkan secara singkat nama-nama hormon dan pada halaman-halaman selanjutnya kita akan melihat keajaiban besar yang diakibatkan hormon-hormon itu.<br />Kelenjar pituitari terdiri atas dua bagian: kelenjar depan (anterior) dan belakang (posterior). Setiap bagian menghasilkan hormon berbeda.<br />KELENJAR PITUITARI DEPAN<br /> <br /><br />Perintah-perintah datang terus-menerus ke seluruh bagian tubuh dari kelenjar pituitari. Lewat perintah-perintah ini, sejumlah besar kerja yang sempurna di dalam tubuh terlaksana.<br />Kelenjar pituitari depan menghasilkan enam hormon berbeda yang fungsinya telah tertentu. Sebagian hormon yang bekerja pada kelenjar hormon lainnya disebut “hormon tropik”. Hormon ini dirancang untuk mengatur sistem hormon. Pada halaman berikut kita akan mempelajari fungsi-fungsi hormon tropik bersama dengan susunan dan fungsi kelenjar-kelenjar hormon yang dihasilkannya. Kelompok lain hormon-hormon ini merangsang jaringan tubuh. Nama-nama hormonnya sebagai berikut:<br />Hormon yang merangsang kelenjar endokrin/hormon lain (tropik):<br />1.Hormon perangsang tiroid (TSH)<br />2.Hormon perangsang kelenjar adrenal (ACTH, hormon adrenokortikotropik)<br />3.Hormon perangsang folikel (FSH)<br />4.Hormon Luteneizing (LH).<br />Hormon-hormon yang bekerja pada jaringan tubuh (non-tropik)<br />1.Hormon pertumbuhan (GH)<br />2.Hormon prolaktin (PRL).<br />KELENJAR PITUITARI BELAKANG<br />Bagian belakang kelenjar pituitari adalah tempat menyimpan hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Pada keadaan yang sesuai, hormon-hormon ini dilepaskan dengan perintah dari hipotalamus. Hormon-hormon itu adalah:<br />1.Vasopresin (hormon antidiuretik)<br />2.Oksitosin<br />KEAJAIBAN PERTUMBUHAN: HORMON PERTUMBUHAN <br />Seorang bayi usia setahun beratnya hampir dua kali dan panjangnya satu setengah kali saat ia dilahirkan. Dalam setahun, bobotnya naik dengan kecepatan yang mengagumkan. Ia juga tumbuh lebih panjang, dan tubuhnya tumbuh seimbang. Apakah yang menyebabkan bayi baru lahir yang beratnya 3 kilogram dan panjangnya 50 sentimeter dapat tumbuh menjadi orang dewasa berbobot 80 kilogram dan tinggi 1,80 meter dua puluh tahun kemudian?<br />Jawaban atas pertanyaan ini tersembunyi dalam hormon pertumbuhan yang ditemukan dalam molekul mengagumkan yang dilepaskan oleh kelenjar pituitari.<br />Agar dapat menjadi orang dewasa, seorang bayi harus tumbuh. Proses pertumbuhannya terjadi dengan dua cara. Sejumlah sel mengalami pembesaran; sel-sel lain membelah dan berkembang biak. Yang mengatur dan memastikan kedua proses ini adalah hormon pertumbuhan.<br />Hormon pertumbuhan dilepaskan dari kelenjar pituitari dan mempengaruhi semua sel yang ada dalam tubuh. Setiap sel mengetahui arti dari pesan yang dikirim kepadanya dari kelenjar pituitari. Sesuai dengan pesan ini, ia tumbuh atau berkembang biak.<br />Contohnya, jantung bayi yang baru lahir berukuran sekitar seperenambelas ukuran jantung manusia, namun jumlah sel seluruhnya dalam jantung bayi sama dengan jantung orang dewasa. Dengan berkembangnya tubuh, hormon pertumbuhan mempengaruhi setiap sel jantung. Setiap sel berkembang sesuai dengan perintah yang diberikan kepadanya oleh hormon pertumbuhan. Akibatnya, jantungnya tumbuh menjadi jantung dewasa.<br /> <br /><br />Hormon pertumbuhan bekerja seperti seorang pematung yang mahir. Dalam satu rentang waktu, hormon ini mengubah bayi sepanjang 50 cm menjadi orang dewasa setinggi 180 cm.<br /><br />Perkembangbiakan sel-sel syaraf berhenti saat janin berusia enam bulan dan masih tinggal dalam rahim ibu. Sejak saat itu hingga lahir dan sejak lahir hingga dewasa, jumlah sel-sel syaraf tetap sama. Hormon pertumbuhan memerintahkan sel-sel syaraf memperbesar ukurannya. Saat masa pertumbuhannya berakhir, sistem syaraf telah mencapai bentuk akhir.<br /> <br /><br />Pada foto bawah, tampak jantung orang dewasa. Saat masih di dalam tahap embrio, jantung bayi berkembang di bawah pengawasan hormon pertumbuhan. Pada foto atas, tampak jantung yang sedang tumbuh yang terlihat seperti titik berwarna merah.<br />Sel-sel lain dalam tubuh (misalnya, sel-sel otot dan tulang) membelah dan berkembang biak selama masa pertumbuhan. Lagi-lagi hormon pertumbuhanlah yang mengabari sel-sel ini berapa banyak harus membelah.<br />Berdasarkan hal ini, kita harus mengajukan pertanyaan ini:<br />Bagaimanakah mungkin kelenjar pituitari mengetahui rumus yang tepat yang menentukan pembelahan dan pertumbuhan sel? Menakjubkan bahwa sekerat daging ini, yang seukuran kacang buncis, mengatur semua sel di dalam tubuh dan membuatnya tumbuh dengan membelah atau memperbesar diri. Pertanyaan lain yang harus diajukan: siapa yang menugasi sekerat daging ini fungsi tersebut? Mengapa sepanjang hidupnya sel-sel ini mengirimkan pesan yang memerintahkan sel-sel lain membelah diri?<br />Di sini, lagi-lagi kita melihat kehebatan penciptaan Allah yang tanpa cacat. Sel-sel yang terletak di sebuah daerah kecil memastikan pembelahan teratur trilyunan sel-sel lain. Namun, tak mungkin sel-sel ini mengamati tubuh manusia dari luar untuk menentukan seberapa besar tubuh harus tumbuh dan kapan harus berhenti tumbuh. Sel-sel tak sadar, dalam kegelapan tubuh, bahkan tanpa mengetahui apa yang dilakukannya, menghasilkan hormon pertumbuhan (dan berhenti menghasilkannya) saat diperlukan. Sistem sempurna telah diciptakan untuk mengendalikan setiap tahap pertumbuhan dan pelepasan hormon ini.<br /> <br /><br />Karena menaati hormon pertumbuhan, sel-sel kita membentuk wajah kita dengan keseimbangan dan simetri yang sempurna. Sel-sel itu seksama menaati perintah yang diterima dan tumbuh saling seimbang. Jika tidak, simetri wajah manusia tak mungkin terbentuk; jika hidung tumbuh terlalu besar, tulang pipi mungkin tak terbentuk. Atau, jika mata terbentuk namun rongganya tidak, mata tak akan dapat melaksanakan fungsinya.<br />Merupakan salah satu keajaiban lagi bahwa hormon pertumbuhan memerintahkan sejumlah sel untuk meningkatkan ukurannya dan memerintahkan yang lain untuk berkembangbiak dengan pembelahan karena hormon-hormon yang mencapai setiap jenis sel serupa satu sama lain. Bagaimanakah sel yang menerima perintah harus bereaksi tertulis dalam kode genetikanya. Hormon pertumbuhan mengeluarkan perintah untuk tumbuh; bagaimana pertumbuhan tersebut dapat terjadi tercatat dalam sel. Ini menunjukkan kekuatan dan kebesaran penciptaan pada setiap titik dalam perkembangan tubuh manusia.<br />Namun, satu hal yang sangat penting adalah kenyataan bahwa hormon pertumbuhan mempengaruhi sebagian besar sel-sel tubuh. Jika sejumlah sel mematuhi hormon pertumbuhan dan yang lain tidak, akibatnya adalah bencana. Misalkan, sel-sel jantung mematuhi perintah hormon pertumbuhan, tetapi sel-sel tulang iga menolak menggandakan diri dan tumbuh, apa yang akan terjadi? Jantung yang sedang tumbuh akan tersesak dalam rongga dada yang terlalu kecil dan mati.<br /> <br /><br />Hormon pertumbuhan memastikan bahwa semua organ tubuh tumbuh saling seimbang. Misalnya, organ-organ di dalam rongga perut dan rongga dada berkembang seimbang. Jika rongga dada berhenti tumbuh selagi jantung masih berkembang, tulang rusuk akan meremukkan jantung dan menyebabkan kematian.<br />Atau, tulang hidung tumbuh namun kulit di atasnya berhenti tumbuh, tulang hidung akan merobek kulit sehingga terbuka. Keselarasan pertumbuhan otot, tulang, kulit dan organ-organ lainnya dijamin oleh ketaatan setiap sel pada hormon pertumbuhan. <br />Hormon pertumbuhan juga memberikan perintah bagi perkembangan tulang rawan di ujung-ujung tulang.1 Tulang rawan ini seperti keadaan bayi baru lahir yang belum terbentuk; jika tulang ini tak tumbuh, bayi tak dapat tumbuh. Di sini, sel-sel menyebabkan tulang tumbuh menurut arah panjangnya, tetapi bagaimana sel-sel ini mengetahui bahwa tulang harus tumbuh ke arah tersebut? Jika tulang tumbuh ke samping, tungkai tak akan memanjang; bahkan bisa merobek kulit dan akan tampak. Namun, segalanya sudah direncanakan dan rencana ini tertulis dalam inti setiap sel.<br />Kenyataan menakjubkan lainnya tentang hormon pertumbuhan adalah kapan ia dilepaskan dan berapa jumlahnya. Hormon pertumbuhan dilepaskan dalam jumlah yang tepat dan pada saat masa pertumbuhan paling giat. Hal ini amat penting karena jika jumlah yang dilepaskan lebih atau kurang dari yang dibutuhkan, hasilnya tak akan seperti yang diinginkan. Jika terlalu sedikit hormon yang dilepaskan, kekerdilan terjadi, dan jika terlalu banyak, gigantisme (pertumbuhan raksasa) terjadi.2<br />Maka, karena alasan itu, sebuah sistem yang sangat khusus telah diciptakan untuk mengatur jumlah hormon yang dilepaskan dalam tubuh. Jumlah hormon yang dilepaskan ini ditentukan oleh hipotalamus, yang dikenal sebagai pengatur kelenjar pituitari. Pada waktu yang tepat untuk pelepasan hormon pertumbuhan, hipotalamus mengirimkan “hormon pelepas hormon pertumbuhan” (GHRH) ke kelenjar pituitari. Dan saat sudah terlalu banyak hormon pertumbuhan dilepaskan ke dalam darah, hipotalamus mengirimkan sebuah pesan (hormon somatostatin) ke kelenjar pituitari dan memperlambat pelepasan hormon pertumbuhan.3<br /> <br /><br />Setiap sel tulang di dalam tubuh menyadari tempatnya akan berada, seperti apa bentuknya nanti, dan seberapa besar akan tumbuh. Sel-sel ini menaati tanpa kesalahan segenap perintah yang diterima dari hormon pertumbuhan. Komunikasi antarsel membuat tubuh tumbuh seimbang.<br />Tetapi, bagaimana sel-sel yang membentuk hipotalamus mengetahui berapa banyak hormon pertumbuhan yang seharusnya ada dalam darah? Bagaimanakah sel-sel itu mengukur jumlah hormon pertumbuhan dalam darah dan membuat keputusan berdasarkan jumlah itu? Untuk menjelaskan betapa besarnya keajaiban ini, mari kita pikirkan sebuah contoh:<br />Bayangkanlah bahwa kita telah menggunakan peralatan khusus dan mengecilkan ukuran tubuh seseorang menjadi sepersekian juta dari ukuran aslinya, yaitu ke ukuran sel manusia. Kita meletakkan orang ini dalam sebuah kapsul khusus di samping sebuah sel dalam hipotalamus.<br />Tugas orang ini adalah menghitung jumlah molekul hormon pertumbuhan dalam pembuluh kapiler yang melintas di depannya. Ia menentukan jika terdapat pengurangan atau penambahan jumlah molekul. Luas diketahui bahwa ada ribuan zat berbeda dalam darah. Tak mungkin seorang manusia (jika bukan ahli di bidang ini) dapat mengetahui dari susunan molekul apakah sesuatu di hadapannya itu hormon pertumbuhan atau zat lain. Namun, orang yang kita taruh dalam hipotalamus harus mengenali dengan pasti hormon pertumbuhan di antara jutaan molekul lainnya. Selain itu, ia harus selalu memeriksa jumlah hormon.<br />Bagaimanakah mungkin hipotalamus yang tak sadar menjalankan tugas ini, yang sepertinya sangat sulit bahkan bagi manusia? Bagaimanakah hipotalamus setiap saat mengukur jumlah hormon pertumbuhan dalam darah? Bagaimanakah hipotalamus membedakan hormon pertumbuhan dari molekul lainnya? Sel-sel ini tak bermata untuk mengenali molekul, atau berotak untuk menilai keadaan. Namun, hipotalamus menjalankan perintah yang diberikan kepadanya dalam suatu sistem sempurna ciptaan Allah.<br /> <br /><br />Jika terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon dilepaskan, hasilnya beragam. Jika terlalu sedikit dilepaskan, terjadilah dwarfisme (kekerdilan); jika terlalu banyak, terjadilah gigantisme (keraksasaan). Karena itu, Allah menciptakan suatu sistem khusus untuk mengatur jumlah hormon pertumbuhan yang dilepaskan.<br />Hormon pertumbuhan tak hanya dilepaskan dalam masa perkembangan, namun berlanjut sampai dewasa. Dalam keadaan demikian, Anda akan berharap manusia akan terus tumbuh dan menjadi berukuran raksasa. Tetapi, hal ini tak terjadi.4 Saat manusia mencapai ukuran tertentu, sel-selnya tak lagi membelah dan tumbuh. Para ilmuwan masih belum mengetahui mengapa ini terjadi. Diketahui bahwa berkat sistem yang sangat khusus, sel-sel diprogram agar tidak lagi membelah dan tumbuh setelah masa tertentu. Dalam keadaan demikian, seseorang harus merenungkan Kekuatan yang menciptakan program sempurna itu. Ini memperlihatkan kepada kita satu lagi keajaiban ciptaan Allah.<br />Tidak begitu sulit untuk memahami betapa pentingnya trilyunan sel bersamaan berhenti membelah dan tumbuh pada waktu yang tepat. Jika beberapa sel tak berhenti membelah seperti sel-sel lainnya, hasilnya akan mengerikan. Misalkan, jika sel-sel mata terus-menerus membelah dan menggandakan diri setelah kelompok-kelompok sel lain berhenti, mata akan tersesak dalam rongganya dan pecah.<br />Setelah membahas tentang trilyunan sel yang tiba-tiba menghentikan kegiatannya, ada hal lain yang pantas diingat. Kanker adalah sebuah penyakit yang telah kita perangi selama puluhan tahun dan masih belum dapat ditaklukkan; ini disebabkan oleh sebuah sel yang terus-menerus membelah tanpa bisa dikendalikan. Contoh ini membuat kita dapat lebih memahami keseimbangan teliti yang ada dalam tubuh.<br />Pada usia dewasa, hormon pertumbuhan terus memberikan pengaruh pada beberapa sel khusus dan merangsang sel-sel ini agar membelah dan menggandakan diri. Inilah satu lagi keajaiban penciptaan yang bertujuan khusus. Pembelahan sel ini tidak lagi menyebabkan pertumbuhan tubuh, namun untuk memperbaiki dan memperbaharui tubuh. Misalnya, sel-sel kulit dan sel-sel darah merah terus-menerus membelah sehingga tubuh kita mendapatkan 200 juta sel baru setiap menitnya.5 Sel-sel ini menggantikan sel-sel lama dan rusak. Dengan cara ini, jumlah keseluruhan sel tetap sama.<br /> <br /><br />Kita tak mungkin menghitung jumlah molekul hormon pertumbuhan di dalam pembuluh darah kapiler tubuh kita atau dengan mudah menentukan kenaikan dan penurunan jumlahnya. Namun, sel-sel yang membentuk hipotalamus memilih hormon pertumbuhan dari ribuan zat yang beragam di dalam darah dan membuat penyesuaian yang dibutuhkan.<br /><br />Hormon pertumbuhan memiliki rancangan khusus yang menghasilkan sejumlah faktor yang dimanfaatkan dalam pembelahan dan pertumbuhan sel. Untuk terjadinya pembelahan dan pertumbuhan sel, terlebih dulu penting bahwa sel-sel itu memperbesar ukuran, yang hanya mungkin terjadi melalui peningkatan jumlah protein. Oleh karena itu, hormon pertumbuhan ini berfungsi khusus mempercepat produksi protein dalam sel.<br /> <br /><br />Pada foto-foto di atas, tampak seorang perempuan berusia 16, 33, dan 52 tahun yang mengalami keadaan akibat pelepasan berlebihan hormon pertumbuhan di masa dewasa. Keadaan ini ditandai dengan pertumbuhan tak seimbang rahang, tangan, dan hidung.<br />Diketahui bahwa produksi protein terjadi sebagai hasil suatu proses yang rumit. Para ilmuwan baru dapat memahami sebagian unsur luar dalam proses ini setelah bertahun-tahun penelitian. Untuk menghasilkan sebuah molekul bagi peningkatan kegiatan sistem ini, penting sekali mengetahui semua seginya. Kenyataan bahwa hormon pertumbuhan memiliki rancangan yang membuatnya mampu mempercepat produksi protein adalah bukti bahwa sistem yang menghasilkan protein dan hormon pertumbuhan ini diciptakan oleh Allah sehingga bekerja saling serasi dan melaksanakan fungsi sesuai dengan perintahNya.<br />Hormon pertumbuhan bukan saja memastikan percepatan sintesis protein, tetapi juga memastikan bahwa bahan dasar dalam jumlah yang dibutuhkan bagi maksud itu masuk ke dalam sel. Bahan utama yang dibutuhkan sintesis protein adalah asam-asam amino, senyawa-senyawa penyusun protein. Seolah mengetahui informasi ini, hormon pertumbuhan merangsang sel membran agar menerima lebih banyak asam amino.<br />Untuk mempercepat sintesis protein, metabolisme sel harus dipercepat dan, hingga kini, hormon pertumbuhan bekerjasama dengan hormon-hormon lainnya. Hormon tiroid yang dilepaskan selama masa pertumbuhan mempercepat kegiatan metabolisme sel.<br /> <br /><br />Inilah foto hormon pertumbuhan. Hormon ini terlalu kecil untuk terlihat oleh mata telanjang, namun bekerja di dalam tubuh dengan kesadaran, kecerdasan, dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Bagaimana hormon ini mampu menyusun manusia dalam bentuk yang sempurna adalah suatu keajaiban. Namun, Ia Yang sesungguhnya menciptakan keajaiban ini adalah Allah, Tuhan semesta alam.<br />Agar semuanya terjadi, satu hal sangat penting lainnya yang dibutuhkan adalah tenaga. Bahkan jika semua sistem yang telah kita sebutkan sejauh ini sempurna, semua itu tak berguna tanpa sumber tenaga. Tanpa tenaga, proses pertumbuhan tak dapat terjadi. Tetapi, tubuh manusia telah direncanakan dengan sangat sempurna sehingga kebutuhan ini juga telah tersedia. Selain semua fungsi rumit ini, hormon pertumbuhan menjalankan satu lagi tugas yang amat penting. Hormon ini memastikan pelepasan molekul lemak agar bercampur dengan darah. Dengan cara ini, setiap molekul akan berfungsi sebagai sumber bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan sel akan tenaga.<br /> <br /><br />Saat mencapai sel, hormon pertumbuhan menempelkan diri ke reseptor yang tepat di membran. Ketika reseptor ini terangsang, hormon pertumbuhan mulai melaksanakan fungsinya.<br />Saat membaca tentang kegiatan hormon pertumbuhan dalam tubuh, penting bagi kita mengingat bahwa yang melakukan semuanya ini adalah molekul-molekul tak bernyawa yang terbentuk dari gabungan beberapa atom yag tak bertangan, mata, atau otak. Menakjubkan bahwa benda tak bernyawa dapat mengetahui kapan dan ke mana harus pergi dalam tubuh, dan kapan, bagaimana, dan dengan cara apa merangsangnya. Atom-atom tak sadar tak dapat menulis dan saling mengirimkan pesan, namun kejadian menakjubkan ini terjadi ketika sejumlah molekul saling berinteraksi. Molekul-molekul itu segera mengetahui apa yang harus dilakukan dan lalu melakukannya. Contohnya, saat berinteraksi dengan hormon pertumbuhan, sejumlah molekul segera mulai membelah. Yang lain memutuskan untuk menyerap lebih banyak asam amino. Dan untuk itu, hanya perlu menanggapi hormon pertumbuhan. Bagaimanakah mungkin kegiatan yang terjadi secara sadar dan teratur seperti ini berjalan tanpa henti dalam tubuh?<br />Pernyataan bahwa seluruh keseimbangan yang mengagumkan ini terbentuk seiring dengan waktu oleh kerja ketaksengajaan menguap di hadapan kenyataan dan logika ilmiah. Sebab, satu kekurangan dapat menghancurkan seluruh sistem. Agar dapat bertahan hidup, seluruh sistem dan seluruh organ suatu makhluk harus terbentuk sekaligus. Setiap hal mengenai hormon pertumbuhan dan keseimbangan teliti yang terkait, yang sejauh ini telah kita tinjau, menunjukkan kenyataan bahwa manusia diciptakan dengan sempurna sebagai makhluk hidup yang lengkap. Tentang kehebatan penciptaan, Allah menyatakan di dalam Al Qur’an:<br />“Dialah Allah Yang menciptakan, Yang mengadakan, Yang membentuk rupa, Yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Hasyr, 59: 24)<br />HORMON PROLAKTIN<br />Hormon ini dilepaskan oleh kelenjar pituitari yang merangsang kelenjar susu dalam payudara perempuan sehingga menghasilkan susu. Produksi susu ini dikendalikan oleh hipotalamus. Bagaimanakah prolaktin menjalankan fungsi itu akan dijelaskan secara rinci dalam ruas “Keajaiban ASI.”<br />HORMON OKSITOSIN<br />Hormon ini dihasilkan oleh hipotalamus dan disimpan dalam kelenjar pituitari belakang. Saat diperlukan, oksitosin dilepaskan oleh kelenjar pituitari ketika menerima rangsangan syaraf dari hipotalamus. Fungsinya termasuk mengerutkan saluran susu. Fungsi-fungsi lain oksitosin dalam pembentukan susu dijelaskan secara rinci dalam “Keajaiban ASI.”<br /> <br /><br />Hormon oksitosin dihasilkan oleh hipotalamus dan disimpan di kelenjar pituitari. Pada saat yang tepat, sebuah isyarat syaraf dikirimkan oleh hipotalamus ke kelenjar pituitari agar melepaskan hormon ini. Tujuannya adalah memastikan terjadinya pengerutan saluran-saluran susu dan otot-otot rahim ketika waktu kelahiran tiba. Dengan cara ini, hormon memudahkan proses persalinan.<br />Selain perannya dalam pembentukan susu, hormon oksitosin memiliki tugas lain. Hormon ini memastikan terjadinya kerutan otot rahim saat persalinan sehingga memperlancar proses persalinan. Saat persalinan, produksi oksitosin meningkat cepat. Pada saat yang sama, otot rahim mengembangkan kepekaan terhadap hormon oksitosin.6 Di waktu proses persalinan, sebagian perempuan diberi suntikan oksitosin untuk membantu mengatasi rasa sakit dan mempercepat proses itu.<br />Agar produksi oksitosin wajar, sel-sel yang membentuk hipotalamus harus mengetahui semua unsur yang terlibat dalam proses persalinan yang terjadi di tempat yang jauh darinya. Sel-sel ini harus mengetahui bahwa persalinan adalah proses sulit dan bahwa otot rahim harus dikerutkan agar menekan si bayi keluar. Selain itu, sel-sel harus mengetahui bahwa diperlukan produksi kimiawi untuk mendorong kerutan ketegangan otot rahim, dan harus mengetahui rumus kimia yang benar.<br />Dia Yang membuat rencana produksi hormon oksitosin di dalam gen sel-sel hipotalamus, Yang menciptakan bayi yang akan lahir ke dunia, ibunya, rahim sang ibu, dan sel-sel hipotalamus, adalah Allah.<br />Kenyataan bahwa Allah adalah penguasa segala sesuatu yang terjadi di langit dan bumi, dan bahwa segala sesuatu terjadi dengan sepengetahuanNya diungkapkan di dalam Al Qur’an:<br />“Dan kepunyaanNyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi; semuanya hanya kepadaNya tunduk. Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkannya kembali) itu adalah lebih mudah bagiNya. Dan bagiNyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi, dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” <br />(QS Ar-Rum, 30: 26-27)<br />KEAJAIBAN ASI: KERJA HORMON PROLAKTIN DAN OKSITOSIN<br />Kebutuhan gizi bayi yang baru lahir sangat berbeda dengan orang dewasa. Karena sistem kekebalan bayi lemah daripada orang dewasa, diperlukan dukungan dari luar. Gizi ideal untuk memenuhi semua kebutuhan bayi yang baru lahir adalah ASI. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan ASI jauh lebih sehat dan tubuh mereka terbentuk lebih sempurna.7 <br />Keajaiban lain ASI adalah bahwa susu ini mengubah susunannya sesuai dengan perubahan kebutuhan bayi di setiap tahap perkembangannya. Produsen raksasa makanan bayi telah membelanjakan jutaan dolar bagi penelitian yang mencoba menentukan campuran ideal bahan-bahan untuk pertumbuhan sehat bayi. Sejauh ini, mereka belum berhasil menemukan campuran yang sempurna, namun telah mengetahui bahwa khusus diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bayi di setiap tahap perkembangannya. Di dalam laboratorium-laboratorium yang dilengkapi dengan teknologi termutakhir, banyak upaya telah dilakukan untuk menghasilkan makanan bayi buatan yang mirip dengan susu ibu, namun belum ada gizi buatan dikembangkan untuk menggantikannya.<br />Inilah keajaiban yang sesungguhnya. Beberapa sel dalam payudara ibu menghitung semua kebutuhan bayi yang baru lahir dari luar; yaitu, kebutuhan yang belum pernah dilihat atau ditemuinya. Kemudian menghasilkan apa yang belum pernah berhasil dibuat oleh para ilmuwan di laboratorium — ASI dengan campuran gizi yang sempurna. Namun, sel-sel yang membentuk kelenjar susu dalam payudara ibu, sebagaimana sel-sel lainnya, tidak sadar, tanpa kecerdasan; tetapi mampu memperkirakan rumus yang dibutuhkan untuk menghasilkannya.<br />Bagaimanakah produksi ASI dimulai dan dikendalikan? Sejumlah keajaiban penciptaan tersembunyi dalam jawaban atas pertanyaan ini. Dalam produksi susu, sistem hormonal dan sistem syaraf bekerja bersama dan produksi terjadi setelah perencanaan yang berdasarkan pertukaran informasi<br />Hormon yang mengaktifkan kelenjar susu dalam payudara ibu, sebagaimana dikemukakan, adalah hormon prolaktin yang dilepaskan oleh kelenjar pituitari. Pada masa-masa awal kehamilan, faktor-faktor tertentu menekan pelepasan prolaktin. Faktor-faktor itu seperti kaki yang menekan rem sebuah mobil yang menuruni bukit. Mobil cenderung menuruni bukit, namun saat remnya diinjak, mobil tak dapat bergerak. Produksi susu dalam tubuh ibu terhenti.<br />Menghentikan produksi prolaktin sangat penting, sebab saat bayi belum lahir, produksi susu ibu tak dibutuhkan. Bagaimanakah rem ini bekerja, dan bagaimana pelepasan dicegah di awal? Inilah keajaiban rancangan yang sesungguhnya. Hipotalamus dalam otak melepaskan sebuah hormon yang mencegah produksi prolaktin. Hormon ini, dikenal sebagai PIH (Prolactin Inhibiting Hormon — hormon penekan prolaktin), memperlambat produksi prolaktin atau, dengan kata lain, menjadi rem.<br />Siapakah yang memutuskan untuk menggunakan rem? Estrogen, sebuah hormon yang dihasilkan semasa kehamilan, memastikan bahwa rem digunakan dengan memproduksi PIH. Saat bayi dilahirkan, jumlah estrogen yang dilepaskan berkurang, yang berarti juga mengurangi jumlah PIH. Ini bagaikan kaki yang perlahan-lahan melepaskan rem dan lalu mobil bergerak menuruni bukit. Dengan cara ini, produksi prolaktin perlahan-lahan dimulai dan mengaktifkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu.<br />Di sinilah kita melihat keajaiban penciptaan yang sesungguhnya. Karena rancangan seperti inilah, produksi susu dicegah di bulan-bulan pertama kehamilan. Pikirkan secara seksama keseluruhan sistem ini:<br />1. Dari mana sel-sel kelenjar pituitari yang menghasilkan prolaktin mengetahui tentang kelenjar susu? Dengan kecerdasan sadar apa sel-sel dapat memberikan perintah kepada sel-sel penghasil susu agar membuat susu?<br />2. Bagaimanakah hormon-hormon yang mencegah produksi prolaktin sebelum persalinan mengetahui bahwa saatnya belum tiba untuk menghasilkan susu?<br />3. Bagaimanakah hormon-hormon ini mengetahui bahwa prolaktin menyebabkan produksi susu dan bahwa, untuk mencegah produksi susu, produksi prolaktin harus ditekan?<br />Masih juga, sebuah sistem lain merangsang produksi ASI pada saat yang tepat; sistem ini menjadi bukti yang memperlihatkan bagaimana tubuh manusia diciptakan dengan sengaja.<br />Saat bayi mengisap susu, sel-sel syaraf di payudara ibu mengirim rangsangan syaraf ke hipotalamus. Rangsangan ini mempengaruhi dan memastikan hipotalamus agar membuang rem bagi prolaktin. Lewat cara ini, produksi prolaktin meningkat dan kelenjar susu dirangsang agar menghasilkan susu<br />Sejak persalinan, reseptor tertentu dirancang di payudara ibu untuk mengenali refleks isapan bayi. Indra reseptor ini terhubung lewat jalur-jalur neuron — mirip kabel-kabel listrik di sebuah bangunan — ke organ lain yang jauh, yaitu, daerah hipotalamus di dalam otak. Jadi, sebuah sistem khusus telah diciptakan untuk mengabari hipotalamus bahwa refleks isapan bayi telah bekerja. Namun, dari tak terhitung kemungkinan di dalam tubuh manusia yang terdiri dari daging dan tulang, isyarat-isyarat syaraf ini bergerak ke arah yang tepat. Isyarat-isyarat tak terhubung secara kebetulan ke pusat penglihatan di otak, lambung, atau usus; isyarat-isyarat ini terhubung ke tempat yang benar-benar tepat: hipotalamus.<br /> <br /><br />1) Saat bayi mengisap, sejumlah sel syaraf di payudara ibu mengirimkan pesan ke hipotalamus. <br />2) Ketika menerima pesan itu, hipotalamus melepas ‘rem’ penahan prolaktin <br />3-4) Untuk mulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari merangsang kelenjar-kelenjar susu di payudara ibu.<br />Saat menerima isyarat-isyarat listrik itu, sel-sel hipotalamus memulai pekerjaan yang dibutuhkan demi menghasilkan ASI. Namun, sel-sel ini tak berkecerdasan atau kesadaran sendiri. Sel-sel ini tak mungkin mengetahui bahwa isyarat-isyarat itu datang dari payudara ibu atau bahwa sel-sel ini telah dikabari tentang refleks isapan bayi dan, oleh karena itu, bahwa ASI harus dilepaskan; sel-sel ini tak mungkin mengetahui bahwa sebuah fungsi penting dalam produksi ASI telah diserahkan kepada sel-sel ini, atau bahwa sel-sel ini harus meningkatkan produksi prolaktin untuk mengaktifkan kelenjar susu. Jadi, apakah yang menyebabkan sel-sel tak sadar ini terlibat kegiatan tak sadar ini?<br />Siapakah yang meletakkan reseptor dalam payudara ibu?<br />Siapakah yang menyediakan kabel untuk membawa isyarat-isyarat yang dikirim oleh reseptor-reseptor itu?<br />Siapakah yang melekatkan ujung-ujung kabel itu ke hipotalamus?<br />Siapakah yang mengajari sel-sel hipotalamus agar merangsang kelenjar pituitari saat isyarat-isyarat tersebut datang?<br />Siapakah yang menuliskan rumus untuk mengaktifkan kelenjar susu di dalam sel-sel penyusun kelenjar pituitari?<br />Siapakah yang menciptakan sistem peredaran untuk memastikan bahwa hormon ini mencapai payudara ibu dari kelenjar pituitari di dalam otak?<br />Siapakah yang menciptakan sel-sel payudara sedemikian sehingga bekerja saat hormon tiba?<br />Siapakah yang mengajarkan sel-sel payudara rumus unik ASI, sebuah rumus yang bahkan para ilmuwan belum dapat menirunya?<br />Hanya ada satu jawaban untuk semua pertanyaan ini: Allah Yang Maha Besar, Tuhan semesta alam.<br />Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, orang mampu mempelajari tubuh manusia dengan lebih teliti. Kemampuan ini mengungkapkan derajat kecerdasan dan perencanaan yang digunakan dalam penciptaan tubuh manusia dan mengungkapkan kehebatan penciptaan Allah.<br />Bagi yang menolak keberadaan Allah, sebagaimana biasa, ada sebuah khayalan yang mereka gunakan sebagai naungan — waktu dan kebetulan.<br />Mereka ini hanya menerima kebetulan dan hasil kerja hukum alam sebagai asal-muasal rencana dan keindahan yang ditampilkan oleh makhluk hidup dan alam semesta secara keseluruhan. Namun, apa yang telah kita jelaskan di atas secara sepintas tentang ASI cukup untuk memperlihatkan betapa tanpa maknanya pernyataan tersebut.<br />Secara ilmiah, tak mungkin satu saja dari ribuan unsur berbeda dalam sistem ini, misalnya, payudara, kelenjar pituitari, seutas syaraf, atau sebuah sel di hipotalamus, atau bahkan sebuah hormon, dapat terbentuk lewat evolusi. Sangat penting bahwa setiap unsur dalam sistem ini, bersama dengan sistem-sistem pendukung yang dibutuhkan demi memastikan manusia bertahan hidup (misalnya, sistem peredaran dan pernapasan), terbentuk sekaligus dan di tempat unsur itu dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya yang khusus. Hanya satu penjelasan yang mungkin: sistem ini diciptakan oleh Allah.<br />Bukti lain penciptaan dalam keajaiban ASI adalah hormon oksitosin.<br />Sebelumnya, kami telah menjelaskan rancangan sempurna dalam produksi susu ibu. Tetapi, ada satu masalah: produksi susu oleh kelenjar susu saja belum cukup. Dengan kekuatannya sendiri, bayi tak dapat mengisap susu dari puting semudah minum dari botol; susu harus bergerak dari kelenjar susu ke puting. Jika tidak, sistem yang telah kami jelaskan sejauh ini tak akan berguna; susu ibu dari kelenjar susu tidak akan mencapai puting dan bayi yang baru lahir tak akan mendapatkan makanan apapun. Maka, bagaimana mungkin susu dapat mencapai puting dan bayi?<br />Manusia, yang tak terhitung jumlahnya sepanjang sejarah, yang telah disusui dengan ASI — termasuk diri kita —berutang budi pada hormon oksitosin.<br />Hormon ini memastikan terjadinya kerutan otot di sekitar saluran susu, menggerakkan susu dari kelenjar susu ke puting yang mudah dicapai oleh bayi saat disusui.<br />Baiklah. Bagaimanakah sel-sel yang menghasilkan hormon oksitosin mengetahui bahwa susu harus mencapai puting ibu sebelum dapat diisap, dan bahwa jika tidak demikian, bayi tak akan mendapat makanan? Bahkan seandainya mengetahui hal ini, bagaimana sel-sel itu mengetahui cara tepat untuk membuat sel-sel dalam saluran susu mengerut?<br />Inilah pertanyaan-pertanyaan yang harus diajukan oleh siapa pun yang ingin mengetahui lebih banyak kehebatan sistem ini. Kecerdasan sadar yang ditunjukkan oleh setiap sel di dalam tubuh manusia menjadi saksi ilmu abadi Allah Yang menciptakan segenap sel dari ketiadaan. Di dalam Al Qur’an, Allah mengungkapkan bahwa Dia Sendirilah yang memerintah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi.<br />Dia mengatur urusan dari langit ke bumi… (QS As-Sajdah, 32: 5)<br />SISTEM YANG MENGATUR JUMLAH CAIRAN DI DALAM DARAH: <br />HORMON ANTIDIURETIK<br />Tahukah Anda, berapa banyak cairan yang harus ada di dalam tubuh Anda agar Anda sehat? Dapatkah Anda menghitung berapa gram cairan yang Anda dapat dari makanan yang Anda makan dan cairan yang Anda minum setiap harinya? Atau, dapatkah Anda menentukan berapa banyak dari cairan ini yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh dalam jangka waktu yang sama? Dapatkah Anda menentukan berapa gram cairan yang ada dalam darah Anda setiap detiknya dalam sehari, atau kadar air dalam jaringan tubuh Anda, atau tekanan darah Anda?<br /> <br /><br />Air adalah senyawa yang paling dibutuhkan tubuh manusia. Jika kehilangan 10% saja dari cairannya, tubuh tak akan bertahan hidup. Namun, seseorang tak akan mampu mengukur jumlah air di dalam tubuhnya atau melakukan sesuatu pun untuk mempengaruhinya, melainkan tubuhnya telah memiliki sistem sempurna untuk melakukan tugas itu.<br />Jika tugas menghitung angka-angka itu diberikan kepada setiap manusia, kita semua akan harus mencurahkan seluruh waktu untuk pekerjaan ini. Perhitungan-perhitungan ni sangat penting karena tubuh manusia harus dihindarkan dari terlalu banyak kehilangan cairan. Jika cairan tubuh yang hilang mencapai sekitar 10 persen kadarnya yang normal, maka akan berakibat kematian.<br />Tetapi, seseorang tak perlu mengukur jumlah cairan tubuhnya sendiri karena tubuhnya telah memiliki suatu sistem yang mengatur dan menentukan kadar cairan. Jika mengamati sistem ini secara rinci, Anda akan menemukan keajaiban teknik dan perencanaan yang menakjubkan.<br />Kehilangan cairan tubuh disebabkan berkeringat atau tak meminum cukup air. Jika tidak ada sistem khusus di dalam tubuh kita, tak peduli betapa rendahnya kekentalan cairan tubuh menurun, Anda tak akan menyadarinya dan akhirnya mati. Bagaimanakah penurunan jumlah cairan darah ini diketahui dan dengan cara-cara apa keadaan itu dipulihkan?<br />Ada indra-indra khusus di daerah hipotalamus di otak yang disebut osmoreseptor. Indra ini mengukur jumlah cairan di dalam darah Anda setiap saat sepanjang hidup. Jika menganggap bahwa jumlah cairan di dalam darah turun, osmoreseptor segera bertindak.<br /> <br /><br />Air dan zat-zat ampas dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal, usus, paru-paru, hati dan kulit.<br />Jika kita mengganti salah satu reseptor di hipotalamus ini dengan seorang manusia, orang ini harus mengukur jumlah cairan di dalam darah selama 24 jam tanpa lelah dan tidur seumur hidupnya. Tentunya, tak mungkin seorang manusia mengemban tugas seperti itu, namun sekelompok sel mengabdikan seluruh hidupnya untuk menghitung jumlah cairan di dalam darah. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok sel ini menjalankan fungsi yang telah diserahkan kepadanya. Hipotalamus melakukan pekerjaannya dalam pengawasan Allah.<br />Mari kita andaikan bahwa jumlah cairan di dalam darah turun. Dalam keadaan seperti ini, apa yang harus dilakukan orang yang menggantikan salah satu sel reseptor ini? Jika tak meminum cairan, bagaimana Anda dapat menaikkan jumlah cairan di dalam darah?<br />Jika belum pernah belajar biologi, mungkin tak terpikir oleh Anda untuk memurnikan molekul-molekul air dalam air seni dan mengirimnya kembali ke dalam darah. Bahkan, sekalipun gagasan itu muncul di benak Anda, Anda tak akan mengetahui bagaimana melakukannya.<br />Pada saat sel-sel sensor hipotalamus mendeteksi turunnya kadar cairan darah, reaksinya sangat cerdas. Ia menggunakan sebuah hormon kurir (penyampai pesan) yang sangat khusus (hormon antidiuretik, ADH) yang tersimpan dalam kelenjar pituitari. Pesan ini tertulis dalam sel-sel yang mengelilingi jutaan tabung renik dalam ginjal. Pesan dikirimkan kepada sel-sel ini, memerintahkan sel-sel agar menyimpan molekul-molekul air dalam air seni.<br /> <br /><br />Jika diharuskan mengukur jumlah cairan di dalam tubuhnya dan bertindak menurut hasil pengukuran itu, manusia akan membutuhkan laboratorium tercanggih. Dan ia harus mengamati apa yang terjadi dalam darah siang-malam tanpa istirahat. Ia akan mengalami amat banyak kesulitan memenuhi tugas ini (kalau saja mampu melakukannya), namun sel-sel kecil sangat ahli melaksanakannya.<br />Pada saat ini, sejumlah pertanyaan bermunculan: bagaimana sel-sel yang terletak di dalam kelenjar pituitari ini berkecerdasan untuk mengirimkan perintah kepada sel-sel ginjal yang jauh letaknya dan belum pernah dikunjungi? Bagaimanakah sel-sel dapat menulis pesan yang akan dipahami dan dipatuhi sel-sel ginjal?<br />Berkat sistem komunikasi ini, sel-sel ginjal menyaring sejumlah besar molekul air di dalam air seni dan mencampurnya lagi dengan darah. Akibatnya, jumlah air seni berkurang dan cairan dalam tubuh kembali ke kadar tertentu.<br />Dalam hal kita meminum terlalu banyak air, prosedur kebalikannya terjadi. Saat kadar cairan di dalam darah meningkat, indra-indra di hipotalamus memperlambat pelepasan hormon ADH. Saat itulah penyerapan cairan di ginjal menurun. Jumlah air seni meningkat dan jumlah cairan di dalam darah tetap seimbang.<br />Salah satu sifat hormon ADH adalah kemampuannya mengerutkan pembuluh darah sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah. Inilah sistem jaminan keamanan yang dirancang sangat baik dan satu lagi bukti nyata bahwa manusia diciptakan secara khusus. Agar sistem pengamanan ini berfungsi, sebuah rencana yang menyeluruh telah dijalankan. Di serambi atas jantung dan dalam pembuluh vena yang menuju jantung, peranti-peranti khusus telah diletakkan untuk mengukur tekanan darah. Kabel-kabel (syaraf) peranti-peranti ini terhubung ke kelenjar pituitari. Saat tekanan darah normal, peranti ini terangsang dan terus-menerus mengirimkan isyarat-isyarat listrik ke kelenjar pituitari untuk mencegah pelepasan hormon ADH.8<br />Sistem ini mirip sistem alarm yang bersinar inframerah. Jika seorang pencuri tanpa sadar menghalangi salah satu bilah sinar ini, hubungan antara sumber dan penerima cahaya terputus dan alarm pun berbunyi.<br />Sebagaimana dalam contoh ini, saat pituitari menerima isyarat dari reseptor-reseptor di jantung dan pembuluh vena, artinya semuanya baik-baik saja. <br /> <br /><br />Saat kadar cairan di dalam darah turun, sebuah pesan disampaikan ke hipotalamus. Akibatnya, sel-sel syaraf hipotalamus mengirimkan pesan agar ADH dilepaskan. Hormon ADH memastikan lebih banyak cairan akan diserap kembali dari ginjal. Setelah darah terencerkan, pelepasan ADH berhenti.<br /><br />Pada kasus perdarahan hebat, seseorang kehilangan banyak darah, dan jumlah darah dalam vena menurun. Sebagai akibatnya, tekanan darah menurun, satu keadaan yang berbahaya.<br />Saat tekanan darah turun, isyarat yang dikirimkan ke kelenjar pituitari dari reseptor di jantung dan pembuluh vena terputus, menyebabkan kelenjar pituitari dalam keadaan siaga dan melepaskan hormon ADH. Hormon ADH segera membuat otot di sekitar pembuluh vena mengerut sehingga menaikkan tekanan darah. Untuk memahami sistem yang sangat rumit, saling berhubungan, dan bersegi banyak ini, diperlukan sejumlah rincian.<br /> <br /><br />Selama isyarat dapat mencapai kelenjar pituitari dari reseptor-reseptor di jantung dan pembuluh darah, segalanya berlangsung lancar. Namun, saat tekanan darah menurun, isyarat berhenti. Ini menyebabkan kelenjar pituitari mengambil tindakan yang diperlukan. Sistem ini menyerupai sistem alarm inframerah. Selama isyarat inframerah berlanjut, tiada masalah. Namun, saat isyarat itu terpotong karena alasan apa pun (sebagaimana pada foto), alarm berbunyi.<br />1. Bagaimanakah sel-sel hipotalamus, yang menghasilkan hormon ADH, mengetahui susunan sel-sel yang mengelilingi pembuluh vena, sel-sel yang terletak jauh darinya?<br />2. Bagaimanakah sel-sel itu mengetahui bahwa otot-otot ini harus mengerut agar tekanan darah meningkat?<br />3. Bagaimanakah sel-sel ini dapat menghasilkan zat-zat kimia agar pengerutan itu terjadi?<br />Dari manakah asalnya “kabel penyalur” syaraf di dalam jaringan komunikasi antara jantung dan kelenjar pituitari yang menghasilkan sistem alarm sempurna ini?<br />Tentunya, di sini kita memiliki rancangan yang sesungguhnya, yang menunjukkan manusia tak muncul dari kegiatan tak sadar yang melibatkan kebetulan, namun hasil sebuah tindakan penciptaan yang sempurna. Pernyataan para evolusionis bahwa sistem komunikasi dan alarm tubuh adalah hasil kebetulan dan kebutuhan, bahwa sel-sel itu membuat, merancang dan merakit sendiri sistem ini, bertentangan dengan akal sehat. Pernyataan seperti itu bagai mengatakan bahwa setumpuk semen, batu bata, dan kabel listrik diletakkan di sebidang tanah dan tiga kali badai terjadi: setelah badai pertama, bahan-bahan bangunan ini membentuk gedung pencakar langit; setelah yang kedua, bahan-bahan itu melengkapi pencakar langitnya dengan sistem listrik; dan setelah yang ketiga, memasang sistem keamanan di dalam bangunan itu. Tak seorang pun dengan pikiran sehat akan menerima pernyataan yang begitu tak masuk akal. Tetapi, kaum evolusionis membuat pernyatan-pernyataan yang bahkan lebih tidak masuk akal. Kaum evolusionis, yang secara taklid bertahan untuk tidak menerima keberadaan Allah, membela teori evolusi tanpa memikirkan betapa penolakan mereka bertentangan dengan akal sehat.<br /> <br /><br />Peristiwa alam yang tak sengaja terjadi tak dapat mengubah setumpuk semen, bata, dan kabel listrik menjadi kota yang maju dengan gedung-gedung pencakar langit (atau bahkan sebuah jaringan komputer sangat canggih).<br /> <br /><br />Bersikeras bahwa susunan-susunan di dalam tubuh yang lebih rumit adalah hasil waktu, hukum alam, dan kebetulan, sama tak masuk akalnya dengan menyatakan bahwa kota pencakar langit terbentuk oleh kekuatan-kekuatan tersebut.<br /><br />Tetapi, sangat terbukti bahwa Allah itu ada dan bahwa Ia telah menciptakan segala sesuatu di langit dan bumi menurut sebuah rancangan yang sempurna:<br />… bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepadaNya. Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia. (QS Al-Baqarah, 2: 116-117)<br />HORMON-HORMON YANG DAPAT MENGATUR WAKTU DAN MENGHASILKAN <br />PERBEDAAN DI ANTARA KEDUA JENIS KELAMIN<br />Kita semua memiliki jam biologis dalam diri kita—ini menyatakan bahwa terdapat sejumlah jam renik (mikroskopik) di berbagai bagian tubuh kita yang disetel untuk mengatur waktu. Salah satu jam renik ini ada di daerah hipotalamus di dalam otak.9<br />Antara masa anak-anak dan dewasa, manusia melalui masa remaja, saat tubuh mengalami berbagai perubahan tertentu. Para gadis memasuki kedewasaan antara umur 8 dan 14 tahun; para pemuda antara 10 dan 16 tahun.<br />Jam yang tak pernah salah ini telah diletakkan dalam tubuh tak terhitung manusia yang telah diciptakan hingga hari ini. Bagaimanakah jam ini dapat memahami tanpa salah bahwa seseorang telah mencapai usia remaja?<br />Salah satu daerah hipotalamus di otak telah menunggu selama bertahun-tahun sejak saat hari kelahiran untuk menjalankan fungsi yang sangat khusus ini. Pada waktu yang tepat, yakni, saat tibanya perubahan dari anak-anak ke dewasa, sebuah jam weker berbunyi di hipotalamus. Ini menandakan bahwa hipotalamus harus memulai sebuah tugas baru.<br />Sebenarnya, para ilmuwan menggunakan perbandingan dengan jam untuk menggambarkan proses ini dengan cara yang lebih mudah dimengerti. Tentunya, tiada jam di hipotalamus, namun membandingkannya dengan jam adalah cara terbaik untuk menggambarkan bagaimana sel-sel telah menunggu bertahun-tahun agar dapat bertindak di saat yang tepat.<br />Bagaimanakah sel-sel yang membentuk hipotalamus mengetahui bahwa waktu yang tepat telah tiba? Dunia ilmu pengetahuan belum dapat menjelaskan bagaimana sepotong kecil daging dapat bertindak begitu penuh kesadaran dan terprogram.10 Sangat mungkin bahwa rincian sistem ini akan dapat dipahami seiring dengan waktu, dan pada saat telah dimengerti, sistem ini akan memberikan lagi bukti akan kesempurnaan ciptaan Allah.<br />Dengan membunyikan alarm, hipotalamus melepaskan hormon GnRH khusus. Hormon ini mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari untuk menghasilkan dua hormon: hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon Luteinizing (LH).<br />Kedua hormon ini berfungsi sangat khusus dan berkemampuan menakjubkan. Keduanya memulai proses pembedaan dan perkembangan fisik tubuh laki-laki dan perempuan. Hormon FSH dan LH telah dirancang untuk bertugas di daerah tempat perubahan akan terjadi dan bekerja seolah-olah mengetahui dengan baik apa yang harus dilakukan.<br /> <br /><br />Karena jam “rahasia”nya, daerah hipotalamus di otak “memahami” kapan masa remaja seseorang dimulai. Dan jam ini bekerja di setiap tubuh manusia tanpa pernah rusak atau berhenti.<br />Di dalam tubuh perempuan, homon FSH menyebabkan pematangan dan perkembangan telur di indung telur dan memastikan pelepasan hormon estrogen yang sangat penting di daerah ini.<br />Hormon FSH dilepaskan di dalam tubuh laki-laki berdasarkan rumus yang sama, namun akibat yang dihasilkannya benar-benar berbeda; hormon ini merangsang sel-sel di dalam zakar dan mengawali produksi sperma.<br />Di dalam tubuh perempuan, hormon LH memastikan bahwa telur yang mulai dewasa dilepaskan dan bahwa sebuah hormon lain yang disebut progesteron dilepaskan.<br />LH melakukan berbagai fungsi di dalam tubuh laki-laki. Hormon ini merangsang sekelompok sel tertentu di dalam zakar yang disebut sel-sel leydig dan memastikan terjadinya pelepasan testosteron.<br />Menarik sekali membayangkan semua hormon ini dihasilkan dengan rumus yang sama di dalam tubuh kedua jenis kelamin, namun memberikan akibat yang benar-benar berbeda. Bagaimanakah hormon-hormon ini mengetahui perbedaan tubuh laki-laki dan perempuan? Bagaimanakah mungkin suatu hormon yang yang terbentuk dari rumus yang sama menyebabkan pembentukan testosteron pada laki-laki dan progesteron pada perempuan? Bagaimanakah mungkin hormon dengan rumus yang sama, di satu sisi mengenali tubuh laki-laki dan memastikan pembentukan suara dan susunan otot laki-laki, dan di sisi lain, mengetahui susunan kimiawi dan ciri-ciri khusus tubuh perempuan dan membuat perubahan yang sesuai? Siapakah yang meletakkan program genetis yang hebat ini di dalam sel sehingga suatu hormon berakibat berbeda dan menyebabkan pembentukan jenis kelamin yang berlainan?<br /> <br /><br />Pengendalian hormon pada perempuan: LH yang dilepaskan kelenjar pituitari memastikan bahwa telur dikeluarkan dan progesteron dilepaskan. FSH memastikan pembentukan dan perkembangan sel telur di indung telur. Pengendalian hormon pada laki-laki: LH yang dilepaskan dari kelenjar pituitari merangsang sekelompok sel khusus pada zakar (sel leydig) dan memastikan pelepasan testosteron. Pada laki-laki, FSH merangsang sel-sel zakar dan memulai pembuatan sperma.<br /><br /><br />Siapakah yang berkecerdasan sampai merumuskan rencana seperti ini? Apakah peristiwa kebetulan berkecerdasan seperti ini? Apakah sel-sel yang tak sadar memilikinya? Atau, apakah atom-atom pembentuk sel-sel ini memilikinya?<br />Buktinya nyata bahwa kecerdasan ini tak terjadi karena kebetulan, sel-sel, atau atom-atom yang membentuk sel. Perkembangan ini diatur sesuai dengan kekhususan laki-laki dan perempuan dan menunjukkan kepada kita adanya rancangan dan rencana yang disengaja.<br /><< kembali<br />lanjut >>adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-14290087176052229312009-09-08T23:12:00.000-07:002009-09-08T23:15:55.360-07:00anfisSISTEM PERKEMIHAN<br /><br />System perkemihan terdiri dari :<br />1. dua buah ginjal yang berfungsi membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah dan membentuk kemih<br />2. ureter yang berfungsi mengangkut kemih ke kandung kemih(vesika urinaria)<br />3. kandung kemih(vesika urinaria) berfungsi sebagai reservoir bagi kemih<br />4. uretra, saluran yang menghantar kemih dari kandung kemih ke luar tubuh sewaktu berkemih<br /><br />System perkemihan memiliki fungsi :<br />1. keseimbangan transportasi air dan zat terlarut<br />2. ekskresi zat buangan<br />3. menyimpan nutrient<br />4. mengatur keseimbangan asam basa<br />5. mensekresi hormone yang membantu mengatur tekanan darah, erythropoietin dan metabolisme klsium<br />6. membentuk urine<br /><br />Mekanisme Pembentukan Urine<br /><br />Dari sekitar 1200 ml darah yang melalui glomerulus setiap menit, terbentuk 120-125 ml filtrate (filtrate=cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinya dapat terbentuk 150-180L filtrate. Dari <br /> <br />jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, sebagian besar di serap kembali. <br /><br /><br />Pembentukan urin berlangsung melalui tiga proses :<br /><br />1. filtrasi glomerulus<br />2. reabsorpsi tubuler<br />3. sekresi<br /> <br /> Filtrasi darah terjadi di dalam korpuskel renal melalui tiga lapisan, yaitu :<br /><br />1. lapis pertama adalah endotel kapiler glomerulus, yang mengandung pori kecil<br />2. lapis tengah adalah membran basal dari glomerulus 1 <br />3. lapis ketiga adalah lapis visceral dari kapsula Bowman, yaitu lapis podosit, dengan celah filtrasinya. Reabsorpsi air terutama terjadi di duktus koligens atas pengaruh hormone ADH.<br /> <br />Suplai darah<br /><br /> ginjal mendapat relatif banyak darah. Sekitar 20-25% dari curah jantung pergi ke ginjal. Setiap menitnya di lalui 1,2 L darah, dan seluruh darah tubuh disaringnya sebanyak 60 kali sehari. Ginjal mendapat darah dari cabang aorta abdominalis melalui arteri renalis. Di dalam ginjal, arteri renalis bercabang menjadi arteri interlobaris, yang berjalan di dalam kolumna renal. Sesampainya di batas korteks-medula, arteri ini menikung dan berjalan parallel basis pyramid. Arteri arkuata bercabang-cabang menjadi arteri interlobular, yang memasuki konteks dan mendarahi korpuskel renal. Arteri interlobular bercabang-cabang lagi menjadi arteriol aferen, yang membawa darah ke dalam glomerulus, tempat terjadi filtrasi dalam proses pembentukan kemih awal.<br /> <br /> Setiap arteriol aferen bercabang-cabang membentuk sekelompok gulungan kapiler yang di sebut glomerulus. Di dalam glomerulus inilah darah disaring. Darah dari gelungan kapiler glomerulus keluar melalui arterior eferen, membawa darah keluar dari gromerulus. Arteriol eferen lebih kecil dari pada arterior aferen, dan perbedaan ini cenderung meningkatkan tekanan darah dalam glomerulus. Tekanan darah yang naik ini penting untuk berlangsungnya proses filtrasi di glomerulus.<br /> Arteriol eferen kemudian bercabang-cabang lagi membentuk jalinan kapiler kedua (glomerulus adalah yang pertama) sekitar tubuli, yaitu kapiler peritubuler. Kapiler-kapiler peritubuler menyatu membentuk vena interlobular, yang membawa darah keluar korteks menuju vena arkuata. Vena arkuata menyatu membentuk vena interlobar di dalam kolumna renal, dan vena interlobar akhirnya membentuk satu vena renalis, yang membawa darah bersih keluar ginjal masuk vena kava inferior.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />2<br /><br />CAIRAN DAN ELEKTROLIT<br /><br />Cairan Tubuh<br /> Cairan tubuh yaitu larutan yang terdiri dari air & zat terlarut.<br /><br /> Air terkandung dalam dua kompartemen utama dalam tubuh, yaitu :<br /> Cairan Intraselular (CIS)<br />Cairan yang terdapat di dalam sel darah merah, sekitar 70% dari jumlah total air dalam tubuh<br /> Cairan Ekstraselular (CES)<br />Cairan yang terdapat di dalam plasma, sekitar 30% dari jumlah total air dalam tubuh<br /><br />Proporsi cairan tubuh<br />• Bayi 75%<br />• Pria (20-40) 60%<br />• Wanita (20-40) 50%<br />• Usia lanjut (60+) 40-50%<br /><br /><br />Pergerakan Cairan Tubuh<br /><br /> Air secara konstan berpindah dari satu tempat dibagian tubuh ke tempat lain melalui proses piltrasi dan osmosis. Tanpa cairan dalam tubuh itu disebut kompartemen air. Bilik – biling Jantung dan semua pembuluh darah membentuk satu kompartemen, dan air di dalamnya disebut Plasma. Melalui proses piltrasi dalam kapiler – kapiler, plasma keluar menuju ruang jaringan dan kemudian dinamakan cairan jaringan. Ketika cairan jaringan memasuki sel – sel melalui proses osmosis, cairan ini telah berpindah ke ruangan lain dan disebut cairan intraselular (CIS ). Cairan jaringan yang memasuki kapiler getah bening juga berada dalam ruang yang berbeda dan di namakan getah bening.<br /> Proses lain ( Selain piltrasi ) yang memindahkan air dari satu ruang ke ruang lain adalah osmosis, yaitu difusi air melewati membran semi – permiabel. Air akan berpindah melewati membran sel dari tempat yang kosentrasinya lebih tinggi ketempat yang kosentrasinya lebih rendah. Cara lain untuk mengungkapkan hal ini ialah bahwa air akan berdifusi ketempat konsentrasi bahan terlarutnya lebih besar. Kosentrasi Elektrolit yang ada dalam berbagai kompartemen air memungkinkan terjadinya osmosis. Oleh karena itu, jika air dalam semua kompartemen seimbang, elektrolit juga dalam keadaan seimbang. Meskipun air dan ion selalu berpindah, Proporsi relatifnya dalam kompartemen tetap sama. Ini merupakan homeostasis cairan elektrolit dan mempertahankan homea stasis ini penting untuk kehidupan.<br /><br /><br />Elektrolit<br />Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partilel – partikel bermuatan listrik yang di sebut ion. Sebagian besar Elektrolit adalah garam anorganik, asam dan basa yg terdapat dalam semua cairan tubuh. 3<br /><br />Elektrolit dibagi menjadi 2 jenis yaitu :<br /><br />1. Kation ( Ion Positif ), misalnya Na+, K+, Ca+2, Mg+2 , Fe+2 , dan H+.<br />2. Anion ( Ion Negatif ), misalnya Cl- , HCO3- , HPO4-2 , dan SO4-2<br /><br />Fungsi masing – masing Elektrolit<br /><br />1. Natrium ( Na+ ) <br />- Menciptakan tekanan osmotic CES ; kation terbanyak dalam CES.<br />- Sangat penting untuk aktivitas listrik saraf dan sel – sel otak.<br /><br /><br />2. Kalium ( K+) <br />- Menciptakan tekanan osmotik cairan Intracelular ; kation terbanyak dalam CIS.<br />- Sangat penting untuk aktivitas listrik saraf dan sel – sel otak.<br /><br />3. Kalsium ( Ca+2)<br />- Sebagian besar ( 98 % ) di temukan pada tulang dan gigi<br />- Mempertahankan Eksitabilitas saraf dan sel - sel otot.<br />- Sangat penting untuk pembekuan darah.<br /><br />4. Magnesium ( Mg +2 )<br />- Sebagian besar (50%) ditemukan dalam tulang<br />- Lebih banyak dalam CIS dan CES.<br />- Sangat penting untuk produksi ATP, aktivitas saraf serta sel – sel otot.<br /><br /><br />5. Klorida ( Cl- )<br />- Anion terbanyak dalam CES, mudah berdifusi keluar dan masuk sel, membantu mengatur tekanan osmotik.<br />- Bagian HCl dalam cairan lambung.<br />6. bikarbonat (HCO3)<br />- bagian system dapar bikarbonat<br /><br />7. Fosfat (HPO4-2)<br />- sebagian besar (85%) di temukan dalam tulang<br />- bagian dari DNA, RNA, ATP dan Fosfolipid<br />- bagian system dapar fosfat<br /><br />8. Sulfat (SO4-2)<br />- bagian asam amino dan protein<br /><br /><br />Terjadinya Edema<br /><br />Edema adalah peningkatan abnormal jumlah cairan jaringan pada tempat yang terlokalisasi atau sistemik. Kadang-kadang edema tidak terlihat dan kadang terlihat seperti pembengkakan. 4<br /><br />Edema terlokalisasi terjadi setelah luka dan inflamasi suatu bagian tubuh. Sebagai contoh, terkilir pada pergelangan kaki merusak jaringan, yang kemudian melepaskan histamin. Histamin meningkatkan permeabilitas kapiler dan membentuk cairan jaringan yang lebih banyak. Akibat akumulasi cairan jaringan, sendi dapat menjadi bengkak.<br /><br />Edema sistemik merupakan akibat ketidakseimbangan antara perpindahan air yang keluar dan yang masuk ke dalam kapiler, yaitu antara filtrasi dan osmosis. Filtrasi yang berlebihan akan terjadi bila tekanan kapiler naik, hal ini mungkin di sebabkan oleh obstruksi vena akibat gumpalan darah atau gagal jantung kongestif. Edema jenis ini sering terlihat pada ekstremitas bawah.<br /><br />Infeksi bakteri sistemik dapat meningkatkan permeabilitas kapiler, dan hilangnya plasma yang mengalir ke dalam ruang jaringan merupakan salah satu aspek septicemia. Namun, pada keadaan ini, edema adalah prioritas kedua setelah hipotensi, yang dapat mengancam nyawa. <br /><br />Osmosis yang tidak cukup, kembalinya cairan jaringan ke kapiler, merupakan akibat penurunan protein plasma, khususnya albumin. Keadaan ini dapat terjadi pada penyakit hati berat, seperti sirosis, penyakit ginjal yang menyebabkan kehilangan protein dalam urine, malnutrisi, atau luka baker berat.<br /><br />Edema merupakan suatu gejala dan bukan penyakit, sehingga pengobatannya ditujukan pada koreksi sebab khususnya. jika hal ini tidak memungkinkan, untuk menurunkan volume cairan jaringan, lakukan diet rendah garam dan gunakan diuretic.<br /><br />Edema intraselular, penyebabnya :<br />- depresi system metabolic jaringan<br />- tidak adanya nutrisi sel yang adekuat<br /><br />Edema ekstraselular, penyebabnya :<br />- kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial kapiler<br />- kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari interstinum ke dalam darah<br /><br /><br /><br />Hormon yang terkait dalam pngaturan cairan & elektrolit<br /><br />• Hormon Antidiuretik (ADH)<br />Meningkatkan reabsorpsi air yang di lakukan oleh tubulus renalis. Air dari filtrasi ginjal kembali ke darah untuk menjaga volume darah.<br /><br /><br />• Hormon Aldosteron<br />Membantu mengatur tekanan osmotic dan meningkatkan reabsorpsi ion – ion Na+ yang di lakukan oleh tubulus renalis. Air kemudian mengikuti ion – ion Na+ untuk kembali ke darah. <br /> 5<br />KESEIMBANGAN ASAM BASA<br /><br />Perbedaan Asam Basa<br /><br />Asam yaitu : Molekul yang mengandung atom hydrogen yang dapat melepaskan Ion Hydrogen dalam larutan.<br /><br />Basa yaitu : Ion atau molekul yang dapat menerima ion hydrogen.<br /><br />Pertahanan Tubuh Terhadap Perubahan Konsentrasi Ion Hidrogen<br /><br />1. Sistem peyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, dibagi 3 :<br />- system peyangga Bikarbonat ( Peyangga ekstraseluler) yaitu, H2CO3 Di bentuk dari reaksi CO2 + H2O H2CO3 H2 + HCO3-<br />- Sistem peyangga fosfat ( peyangga intraseluler dan cairan tubulus ginjal ) yaitu, H2PO4 - HPO4= + H2O.<br />- Sistem peyangga protein yaitu terutama di dalam sel contoh : sel darah merah, H+ + Hb HHb.<br />2. Pusat Pernapasan, ada 3 pengaturan pernafasan :<br />- Ekspirasi CO2 paru mengimbangi pembentukan CO2 metabolik <br />- Peningkatan Ventilasi Alveolus menurunkan kosentrasi ion hydrogen cairan ekstraseluler dan meningkatkan Ph<br />- Peningkatan Kosentrasi ion hydrogen merangsang Ventilasi Alveolus.<br />3. Ginjal, Kontrol kesimbangan asam basa oleh ginjal <br />- Sekresi ion hydrogen dan Reabsorpsi ion bekarbonat oleh tubulus ginjal.<br />- Ion – ion Hidrogen Sekresikan oleh Transport aktif sekunder di segmen tubulus.<br /><br /><br />Nilai Normal:<br /> pH = 7,35 – 7,45 %<br /> pCO2 = 35 – 45 %<br /> pO2 = 80 – 95 %<br /> HCO3 = 22 – 26 %<br /> SaO2 = 96 - 97 %<br />Asidosis dan Alkalosis<br /> asidosis: keadaan dimana kelebihan asam<br /> Alkalosis: keadaan dimana kelebihan basa<br />Macam Asidosis<br /> Asidosis Respiratorik di sebabkan oleh penurunan ventilasi dan pembentukan Pco2: kerusakan pusat pernapasan, obstruksi jalan nafas, pnemonia penurunan luas permukaan membran pulmonal<br /> Asidosis metabolik disebabkan penurunan kosentarasi bikarbonat cairan ekstraseluler:kegagalan ginjal, diare, muntah 6<br /><br />Macam Alkalosis<br /> Alkalosis Respiratorik di sebabkan oleh peningkatan ventilasi dan penurunan Pco2: neurosis, mendaki<br /> Alkalosis metabolik disebabkan oleh peningkatan konsentrasi bikarbonat cairan ekstraselularadi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-12275458424962497642009-09-08T23:07:00.000-07:002009-09-08T23:11:01.852-07:00edemaEdema adalah meningkatnya cairan dalam ruang jaringan intertisial<br /><br />Menurut buku EGC Robbins, Edema adalah Akumulasi abnormal cairan dalam ruang intertisial atau rongga tubuh,misalnya perikardial,pleural,peritonial (Asites)<br />Bertambahnya tekanan hidrostatik<br />Gangguan aliran balik vena<br /> - gagal jantung kongestif<br /> - perikarditis konstriktiva<br /> - sirosis hati ( asites)<br /> - Obstruksi atau penyempitan vena<br /> a. Trombosis<br /> b. Tekanan eksternal<br /> c. Inaktivitas ekstremitas bawah dengan keadaan menggantung yang lama<br /><br />B. Melebarnya arteriol <br />Panas<br />Kelebihan atau kekurangan neurohumoral<br /><br />III. Retensi Natrium<br />Pemasukan garam berlebihan disertai berkurangnya fungsi ginjal<br />Bertambahnya reabsorpsi natrium di tubulus<br />Berkurangnya perfusi renal<br />Bertambahnya sekresi renin-angiotensin-aldosteron<br /><br />IV.Obstruksi limfatik<br />Radang<br />Neoplastik<br />Pasca bedah<br />Pasca radiasi<br /><br />Peningkatan tekanan hidrostatik (Cairan)<br /><br />Mekanisme Edema<br /> <br />Gagal jantung – curah jantung – perpusi ginjal – hipoferpusi – renin – aldosteron – reabsorpsi air dan natrium meningkat – retensi(tahanan) Na – meningkat vol plasma – transidasi (perpindahan) - Edemaadi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1672618570621331988.post-26050761731877509122009-09-08T22:49:00.000-07:002009-09-08T22:58:21.836-07:00MAZHAB PSIKOANALISA<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="PowerPoint.Slide"><meta name="Generator" content="Microsoft PowerPoint 11"><!--[if !mso]> <style> v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} p\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} v\:textbox {display:none;} </style> <![endif]--><title>Slide 2</title><meta name="Description" content="9/9/2009"><!--[if !ppt]--><style> .O {color:black; font-size:149%;} a:link {color:red !important;} a:active {color:#FFCF01 !important;} a:visited {color:#3333CC !important;} </style><style media="print"> <!--.sld {left:0px !important; width:6.0in !important; height:4.5in !important; font-size:103% !important;} --> </style><!--[endif]--><o:shapelayout ext="edit"></o:shapelayout><o:idmap ext="edit" data="1"></o:idmap><p:colorscheme colors="#ffffff,#000000,#1c1c1c,#333399,#00e4a8,#ffcf01,#ff0000,#3333cc"> <div shape="_x0000_s1026" class="O"> <div style=""><span style="font-family: Tahoma; font-size: 28pt;">TOKOH : </span><span style="font-family: Tahoma; font-size: 28pt;"><b>FREUD </b></span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 156%;"><span style="color: rgb(51, 51, 204); position: absolute; left: -4.1%; text-align: left; top: 0.61em; font-family: Wingdings; font-size: 60%;">n</span></span><span style="font-family: Tahoma; font-size: 28pt;">Manusia sebagai </span><span style="font-family: Tahoma; font-size: 28pt;"><b>homo volens</b></span><span style="font-family: Tahoma; font-size: 28pt;">, yaitu mahluk yang perilakunya dikendalikan alam bawah sadarnya. </span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: 156%;"><span style="color: rgb(51, 51, 204); position: absolute; left: -4.1%; text-align: left; top: 0.61em; font-family: Wingdings; font-size: 60%;">n</span></span><span style="font-family: Tahoma; font-size: 28pt;">Perilaku manusia merupakan hasil interaksi dari tiga pilar kepribadian : </span><span style="font-family: Tahoma; font-size: 28pt;"><b>Id, ego dan super ego</b></span><span style="font-family: Tahoma; font-size: 28pt;"> (yakni komponen biologis, psikologis dan sosial atau hewani,intelek dan moral)</span><span style="font-family: Tahoma; font-size: 28pt;"><b> </b></span></div> <div style=""></div> </div> </p:colorscheme>adi rosadihttp://www.blogger.com/profile/14882384339133023386noreply@blogger.com0